Para peneliti Inggris mencatat beberapa kekurangan. Salah satunya adalah hasil ini sebenarnya tidak menjelaskan hubungan sebab akibat antara konsumsi daging dan kanker.
"Belum jelas apakah perbedaan lain pada semua kanker dan kanker prostat menunjukkan hubungan sebab-akibat, atau ada faktor lain, seperti perbedaan pada deteksi kanker," tulis para peneliti.
Salah satu faktor lainnya adalah indeks massa tubuh (BMI). Saat BMI diperhitungkan, angka pengurangan risiko kanker payudara pada kelompok vegetarian atau vegan jadi amat kecil. Akan tetapi, makin besar BMI, makin besar juga risiko kanker yang mengintai.
Para peneliti mencatat bahwa BMI bisa menjadi faktor potensial bila perbedaan BMI disebabkan oleh faktor lain di samping pola makan. Kemungkinan besar, mereka yang memiliki risiko kanker kecil di kelompok vegetarian atau vegan juga berolahraga rutin sehingga memiliki BMI terbaik.
ilustrasi makan sayur (unsplash.com/Anna Pelzer)
Di sisi lain, para peneliti mencatat bahwa usia vegetarian dan pescatarian tidak meminum alkohol dan merokok. Hal ini bisa menjadi faktor lainnya di balik risiko kanker yang lebih rendah. Namun, karena penelitian ini melibatkan kaum dewasa dan lansia, hasil ini kemungkinan berbeda di kelompok usia lainnya.
Kesimpulannya, mengurangi konsumsi daging merah dan menambah konsumsi sayur-mayur, buah-buahan, atau daging ikan bisa mengurangi risiko kanker. Selain itu, perilaku hidup sehat, seperti berolahraga rutin hingga beristirahat cukup bisa memelihara BMI yang ideal.
Ingat, mengurangi, bukan benar-benar tidak makan karena daging juga masih punya nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh kita.