1 Anak Meninggal per 43 Detik akibat Pneumonia

Pneumonia sering menyerang bayi dan awal masa kanak-kanak

UNICEF mencatat bahwa 1 anak meninggal setiap 43 detik akibat pneumonia. Ini merupakan penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi kuman. Pneumonia tidak memandang usia, walaupun lebih sering menyerang bayi dan awal masa kanak-kanak.

"Pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua setelah bayi baru lahir. Berbagai bakteri dan virus dapat menyebabkan pneumonia yang penyebab utamanya dari bakteri pneumokokus," ujar dokter spesialis anak konsultan respirologi, Prof. Dr. dr. Cissy Kartasasmita, SpA(K), M.Sc., Ph.D, di Jakarta (6/11/2023).

Dalam acara "Hari Pneumonia Sedunia: Lindungi Generasi Bangsa, #CegahPneumoniaAnak Melalui Vaksinasi", para pakar kesehatan menjelaskan faktor risiko dan upaya pencegahannya dengan vaksinasi.

1. Faktor risiko pneumonia

1 Anak Meninggal per 43 Detik akibat PneumoniaDokter spesialis anak konsultan respirologi, Prof dr. Cissy Kartasasmita. (IDN Times/Misrohatun)

Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2022, pneumonia penyebab kematian nomor satu pada bayi dan balita, yang mana setiap 1 jam ada 2 hingga 3 balita yang meninggal. Padahal, ini merupakan penyakit yang bisa dicegah dan diobati.

Faktor risiko pneumonia berupa:

  • Malnutrisi.
  • Berat badan lahir rendah.
  • Tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan.
  • Imunisasi tidak lengkap.
  • Perubahan cuaca.
  • Cuaca dingin.

Baca Juga: 45 Ribu Balita di Jatim Alami Pneumonia, 3 Meninggal Dunia

2. Cara mencegah pneumonia

1 Anak Meninggal per 43 Detik akibat PneumoniaDokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang anak dan magister sains psikologi perkembangan, Prof. dr Soedjatmiko. (IDN Times/Misrohatun)

Pneumonia perlu dicegah dan mendapat penanganan karena berpotensi menyebabkan kematian. Menurut dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang anak dan magister sains psikologi perkembangan, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), M.Si., penyakit silent killer ini bisa dicegah dengan langkah-langkah di bawah ini:

  • Memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) dengan protein hewani dan nabati yang cukup.
  • Menghindarkan anak dari orang-orang yang sedang batuk, pilek serta polusi dari asap rokok, kompor kayu, asap kendaraan, asap pembakaran sampah, hingga debu jalanan.
  • Menjaga sirkulasi udara di rumah.
  • Menggunakan masker di tempat yang banyak polusi asap dan debu.
  • Melengkapi imunisasi sejak bayi, terutama PCV.
  • Cuci tangan sebelum menyentuh bayi dan balita.
  • Jangan mencium atau dicium pada bagian mulut dan hidung.
  • Memberikan vitamin A dua kali dalam setahun.

Prof. Soedjatmiko menjelaskan bahwa ASI eksklusif akan mengurangi risiko kematian akibat pneumonia hingga 20 persen dan mencegah anak dari penyakit ini dengan persentase 15–23 persen.

Selain itu, pemberian protein yang optimal saat MPASI akan menjauhkan anak usia 6–23 bulan dari kematian dengan persentase 6 persen. Praktik cuci tangan yang rutin juga akan menjauhkan risiko penularan hingga 50 persen.

3. Vaksin pneumonia

1 Anak Meninggal per 43 Detik akibat Pneumoniailustrasi seorang anak diberi vaksin Tdap (freepik.com/freepik)

Prof. Soedjatmiko menyebut bahwa sejak 2022, vaksinasi PCV13 telah masuk dalam program Imunisasi Nasional, yang artinya setiap bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan bisa mendapat vaksin pneumonia secara gratis.

"Kemajuan teknologi telah menghasilkan vaksin PCV15 yang punya perlindungan lebih luas karena memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe yang berbahaya untuk bayi dan anak," katanya.

PCV15 sendiri bisa diberikan pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 11–15 bulan dan 17 tahun di fasilitas kesehatan swasta.

Vaksin jenis tersebut telah teruji secara klinis aman dan bermanfaat guna melindungi 15 serotipe penumokokus yang berbahaya. Ini juga telah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Selain mencegah pneumonia, vaksin ini juga berpotensi mencegah radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakteremia), dan radang telinga (otitis) yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.

4. Meningkatkan edukasi tentang pneumonia

1 Anak Meninggal per 43 Detik akibat PneumoniaKonferensi pers Hari Pneumonia Sedunia 2023, Senin (6/11/2023). (IDN Times/Misrohatun)

Perusahaan farmasi MSD berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara global, khususnya Indonesia. Hari Pneumonia Sedunia yang diperingati setiap 12 November menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencegah penyakit ini pada anak.

"Kami sangat yakin bahwa peningkatan kesadaran dan literasi dapat mencegah meningkatnya kasus ini di Indonesia. Pemberian vaksin PCV15 bertujuan untuk memberikan dampak yang mendalam dan luas dalam memerangi pneumonia," kata Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou.

Jadi, jangan ragu untuk memberikan vaksinasi lengkap untuk buah hati untuk memberi proteksi yang lebih terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi mematikan. Untuk informasi lebih lanjut tentang pneumonia dan vaksinasi yang dibutuhkan, konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: Ini Perbedaan Gejala Pneumonia dan Bronkitis, Awas Keliru

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya