Kemenkes Targetkan Nol Kematian akibat DBD Tahun 2030

Diperlukan peran aktif seluruh masyarakat

Intinya Sih...

  • Kementerian Kesehatan RI berkomitmen mencapai target nol kematian akibat demam berdarah pada 2030.
  • Total kasus demam berdarah hingga minggu ke-10 tahun 2024 mencapai 27.417 dengan angka kematian 250 orang.
  • Perusahaan biofarmasi Takeda dan Kemenkes meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD untuk edukasi pencegahan DBD.

Kementerian Kesehatan Ri (Kemenkes) menyatakan komitmennya untuk mencapai target nol kematian akibat demam berdarah (DB atau DBD) pada tahun 2030. Oleh sebab itu diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.

Menurut data Kemenkes pada minggu ke-10 tahun 2024, total kasus demam berdarah telah mencapai 27.417 dengan angka kematian 250 orang. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun lalu, yaitu 14.578 dengan angka kematian 118 kasus.

Baca Juga: Ciri-ciri DBD Sudah Menuju Sembuh, Perhatikan Ini!

Perlunya sinergi pencegahan demam berdarah

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kemenkes, dr. Imran Pambudi, MPHM, mengatakan bahwa membangun sebuah sinergi yang kuat antara sektor publik yakni pemerintah dan sektor swasta menjadi sangat krusial dalam mencegah demam berdarah.

"Blueprint-nya sudah ada, yaitu Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021–2025. Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target <10/10.000 penduduk," ujarnya lebih lanjut.

Menurutnya, saat ini beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue. Pada minggu ke-11 2024, kasusnya bertambah menjadi 35.556 dengan 290 kasus kematian.

"Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab. Nagekeo. Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD," dr. Imran mengatakan.

Edukasi tindakan pencegahan

Kemenkes Targetkan Nol Kematian akibat DBD Tahun 2030Petugas melakukan pemeliharaan jentik nyamuk Aedes aegypti yang ber-Wolbachia sebagai inovasi untuk menekan kasus Demam Berdarah di laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) di Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (7/12/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Untuk membentuk fondasi yang kuat, perusahaan biofarmasi Takeda dan Kemenkes menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD, untuk mengajak lebih banyak masyarakat makin memahami DBD serta tindakan pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi.

Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan demam berdarah di Indonesia.

"Selain melalui program ini, komitmen kami dalam pencegahan DBD juga kami wujudkan melalui partisipasi kami sebagai salah satu anggota pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, yang digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kemenkes," Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht.

Dalam keterangan resminya, mereka juga mengumumkan peraihan penghargaan perunggu dari ajang PR Indonesia Award 2024, kategori Program Corporate PR untuk perusahaan swasta.

Penghargaan ini mengakui program perusahaan dalam kemitraan dengan Kemenkes untuk pencegahan DBD di Indonesia sebagai serangkaian kegiatan yang komprehensif dan berdampak besar.

Baca Juga: 6 Ciri-ciri DBD pada Bayi, Jangan Abaikan Demam hingga Ruam!

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya