12 Masalah Gigi yang Paling Umum, Bukan cuma Gigi Berlubang

Sebagian besar bisa dicegah dengan oral hygiene yang baik

Intinya Sih...

  • Sebagian besar masalah gigi yang paling umum bisa dihindari jika kamu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik.
  • Contoh masalah gigi yang paling umum adalah gigi berlubang, gigi sensitif, erosi gigi, dan penyakit gusi.
  • Jika mengalami gejala masalah gigi dan mulut apa pun, terutama yang tak biasa, hilang timbul, berlangsung lama, atau parah, temuilah dokter gigi.

Masalah gigi sering kali dapat dicegah dengan menyikat gigi dua kali sehari, membersihkan gigi dengan benang setiap hari, makan makanan yang sehat, dan pemeriksaan gigi secara teratur.

Mengedukasi diri tentang masalah gigi yang paling umum dan penyebabnya juga bisa membantu kamu mencegahnya terjadi. Di bawah ini dipaparkan daftar masalah gigi yang paling umum.

1. Bau mulut

Bau mulut atau halitosis bisa bikin menurunkan kepercayaan diri. Sebanyak 85 persen penyebab bau mulut terus-menerus adalah karena masalah gigi (International Journal of Oral Science, 2012).

Masalah gigi dan mulut yang bisa menyebabkan bau mulut antara lain:

  • Mulut kering: Kondisi ini sering menjadi bagian penting dari halitosis. Ketika terjadi penurunan produksi air liur yang signifikan, mulut tidak dapat membersihkan dirinya sendiri dan menghilangkan kotoran serta partikel yang tertinggal dari makanan. Mulut kering mungkin disebabkan oleh obat-obatan tertentu, kelainan kelenjar ludah, atau karena selalu bernapas melalui mulut, bukan hidung.
  • Penyakit periodontal/penyakit gusi: Salah satu gejala utama penyakit gusi ini adalah bau mulut dan rasa tidak enak di mulut. Kondisi ini perlu perawatan segera oleh dokter gigi.
  • Bakteri penyebab bau di lidah: Bakteri tertentu di bagian belakang lidah dapat berinteraksi dengan asam amino dalam makanan dan menghasilkan senyawa belerang yang berbau.
  • Kondisi kesehatan yang mendasarinya: Bau mulut mungkin merupakan gejala dari salah satu kondisi berikut:
    • Infeksi pernapasan.
      • Infeksi pada hidung, tenggorokan, atau paru-paru.
      • Bronkitis kronis.
      • Postnasal drip.
      • Sinusitis kronis.
    • Diabetes.
    • Gangguan pencernaan.
    • Gangguan pada ginjal atau hati.

2. Kerusakan gigi

12 Masalah Gigi yang Paling Umum, Bukan cuma Gigi Berlubangilustrasi kerusakan pada gigi (commons.wikimedia.org/Håkan Svensson)

Hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan, proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi berlubang (45,3 persen).

Kerusakan gigi terjadi ketika plak bercampur dengan gula dan/atau pati dari makanan yang kamu makan. Kombinasi tersebut menghasilkan asam menyerang email gigi.

Gigi berlubang bisa dialami pada usia berapa pun. Penuaan dan erosi email normal dapat menyebabkannya. Begitu juga dengan mulut kering karena usia, penyakit, atau obat-obatan.

Cara terbaik untuk mencegah kerusakan gigi adalah dengan menyikat gigi dua kali sehari, membersihkan gigi dengan benang setiap hari, dan melakukan pemeriksaan gigi secara teratur.

Selain itu, konsumsilah makanan sehat dan hindari camilan dan minuman tinggi gula.

3. Penyakit gusi

Penyakit gusi adalah infeksi pada gusi. Ini juga merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penyakit gusi dan masalah jantung (Journal of Clinical Periodontology, 2020).

Semua orang berisiko terkena penyakit gusi, tetapi ini paling umum terjadi setelah usia 30 tahun.

Merokok merupakan faktor risiko yang signifikan seiring dengan kondisi kesehatan seperti diabetes dan mulut kering.

Gejalanya penyakit gusi yang perlu kamu waspadai antara lain:

  • Bau mulut.
  • Gusi merah, bengkak, nyeri tekan, atau berdarah.
  • Gigi sensitif.
  • Sakit saat mengunyah.

Penyakit gusi dikenal sebagai gingivitis, sementara periodontitis adalah penyakit gusi stadium lanjut.

Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera temui dokter gigi. Perawatan dapat mencegah masalah seperti kehilangan gigi.

Pemeriksaan gigi secara teratur, menyikat gigi, dan flossing dapat membantu mencegahnya.

Temui dokter gigi jika memiliki tanda-tanda penyakit gusi. 

4. Kanker mulut

12 Masalah Gigi yang Paling Umum, Bukan cuma Gigi Berlubangilustrasi kanker mulut (flickr.com/John Campbell)

Kanker mulut merupakan penyakit yang serius dan bisa mematikan. Penyakit ini menyerang jutaan orang dan lebih sering terjadi setelah usia 40 tahun, menurut National Institutes of Health.

Menurut American Cancer Society, faktor risiko kanker mulut antara lain:

  • Merokok atau penggunaan tembakau.
  • Penggunaan alkohol.
  • Human papillomavirus (HPV).
  • Nutrisi buruk.
  • Sindrom genetik.

Gejala kanker mulut atau tenggorokan antara lain:

  • Lesi seperti seriawan.
  • Benjolan.
  • Area kasar di mulut.
  • Kesulitan mengunyah, menggerakkan lidah, atau rahang.

Temui dokter gigi jika memiliki masalah berikut:

  • Menemukan gejala pada mulut yang tidak biasa.
  • Memiliki masalah mengunyah atau menelan.
  • Kesulitan menggerakkan lidah atau rahang.

5. Lesi di mulut

Menurut Verywell Health, beberapa jenis lesi atau luka di mulut bisa mengganggu. Biasanya ini tidak perlu dikhawatirkan kecuali lesi tersebut berlangsung selama lebih dari dua minggu.

Beberapa jenis luka pada mulut yang umum antara lain:

  • Sariawan: Ini terjadi di dalam mulut, bukan di bibir. Ini tidak menular dan dapat dipicu oleh berbagai penyebab, dilansir InformedHealth.org.
  • Cold sore: Ini disebabkan oleh virus herpes simpleks, muncul di tepi bibir luar dan sifatnya menular. Luka ini bisa hilang timbul dan tidak bisa benar-benar disembuhkan.
  • Kandidiasis oral: Luka akibat infeksi ragi di dalam mulut dapat dialami bayi, pemakai gigi palsu, orang dengan diabetes, dan orang yang dirawat karena kanker.

6. Erosi gigi

12 Masalah Gigi yang Paling Umum, Bukan cuma Gigi Berlubangilustrasi sakit gigi (unsplash.com/Mufid Majnun)

Erosi gigi adalah masalah umum yang dapat terjadi pada semua usia. Hal ini terjadi ketika sebagian permukaan email gigi terlarut dan melunak akibat kontak dengan asam. Asam ini bisa berasal dari perut atau dari makanan dan minuman, mengutip dari Healthdirect.

Erosi gigi berbeda dengan kerusakan gigi yang disebabkan oleh bakteri.

Erosi gigi bisa menjadi parah jika mulut kering dan tidak menghasilkan cukup air liur untuk mengeluarkan dan menetralkan asam.

Baca Juga: Erosi Gigi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

7. Gigi sensitif

Sensitivitas gigi biasanya terjadi ketika lapisan bawah gigi, yaitu dentin, terbuka. Hal ini dapat terjadi karena erosi (keausan) dan resesi gusi (ketika jaringan gusi terlepas dari gigi sehingga akarnya terlihat).

Akar gigi, yang tidak ditutupi oleh enamel keras, mengandung ribuan saluran kecil yang menuju ke pusat gigi (pulpa). Tubulus (atau saluran) dentin ini memungkinkan rangsangan—misalnya makanan panas, dingin, atau manis—mencapai saraf di gigi, yang mengakibatkan rasa sakit atau ngilu.

Sensitivitas gigi juga bisa menjadi gejala masalah lain, termasuk gigi berlubang, penyakit gusi, atau gigi retak.

8. Sakit gigi dan keadaan darurat gigi

12 Masalah Gigi yang Paling Umum, Bukan cuma Gigi BerlubangIlustrasi seseorang sakit gigi (freepik.com/stocking)

Keadaan darurat gigi bisa menyakitkan dan menakutkan. Ini perlu perawatan segera.

Masalah umum yang memerlukan kunjungan segera ke dokter gigi meliputi:

  • Gigi patah atau retak.
  • Gigi yang mengalami abses.
  • Kehilangan gigi karena kecelakaan.

Jika mengalaminya, segera hubungi dokter gigi atau ke unit gawat darurat terdekat.

Juga, segera dapat perhatian medis darurat jika mengalami:

  • Dislokasi rahang atau rahang patah.
  • Luka parah pada lidah, bibir, atau mulut.
  • Abses gigi yang menyebabkan sulit menelan.
  • Pembengkakan pada wajah.

9. Masalah pada estetika gigi

Sebetulnya secara teknis ini bukan masalah gigi, tetapi merupakan alasan penting kenapa beberapa orang menemui dokter gigi.

Masalah estetika gigi bisa memengaruhi kepercayaan diri. Kabar baiknya, ini sering kali bisa diatasi.

Perubahan kosmetik yang bisa dilakukan oleh dokter gigi di antaranya:

  • Pemutihan gigi.
  • Implan gigi.
  • Ortodontik (misalnya kawat gigi).
  • Prosedur kosmetik gigi lainnya.

10. Gangguan TMD

12 Masalah Gigi yang Paling Umum, Bukan cuma Gigi Berlubangilustrasi dokter gigi (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Gangguan temporomandibular (TMD) adalah kelainan pada otot rahang, sendi temporomandibular, dan saraf yang berhubungan dengan nyeri wajah kronis.

Masalah apa pun yang menghalangi sistem otot, tulang, dan sendi yang kompleks untuk bekerja sama secara harmonis dapat menyebabkan gangguan temporomandibular.

National Institute of Dental and Craniofacial Research mengklasifikasikan TMD sebagai berikut:

  • Nyeri myofascial: Ini adalah bentuk TMD yang paling umum, mengakibatkan ketidaknyamanan atau nyeri pada fasia (jaringan ikat yang menutupi otot) dan otot yang mengontrol fungsi rahang, leher, dan bahu.
  • Gangguan internal pada sendi: Ini berarti rahang berpindah lokasi atau cakram tergeser, (bantalan tulang rawan antara kepala tulang rahang dan tengkorak), atau cedera pada kondilus (ujung bulat tulang rahang yang berartikulasi dengan tulang tengkorak temporal).
  • Penyakit sendi degeneratif: Ini termasuk osteoartritis atau artritis reumatoid pada sendi rahang.

Kamu bisa mengalami satu atau lebih kondisi ini secara bersamaan.

Tanda dan gejala TMD yang paling umum antara lain:

  • Ketidaknyamanan atau nyeri rahang (sering kali paling umum terjadi pada pagi atau sore hari).
  • Sakit kepala.
  • Nyeri menjalar ke belakang mata, wajah, bahu, leher, dan/atau punggung.
  • Sakit telinga atau telinga berdenging (bukan disebabkan oleh infeksi saluran telinga bagian dalam).
  • Rahang berbunyi "klik" saat membuka mulut.
  • Rahang terkunci atau kaku.
  • Gerakan mulut terbatas.
  • Menggemeretakkan gigi.
  • Pusing.
  • Sensitivitas gigi tanpa adanya penyakit mulut.
  • Mati rasa atau kesemutan pada jari.
  • Perubahan pada cara gigi atas dan bawah menyatu.

Gejala TMD mungkin terlihat seperti kondisi atau masalah medis lain. Temui dokter gigi atau dokter untuk diagnosis akurat.

11. Infeksi akar gigi

Sakit gigi yang berdenyut dan berlangsung lama merupakan tanda kamu mengalami infeksi pada akar gigi.

Jenis infeksi ini berkembang jika kerusakan gigi atau kerusakan pada gigi tidak ditangani dengan baik.

Bakteri menyerang dan melemahkan akar gigi, yaitu bagian bawah mahkota gigi. Ini membentuk jangkar untuk gigi dan meluas ke arah tulang rahang.

Kalau kamu mengalami infeksi akar, maka kamu memerlukan perawatan saluran akar. Selama perawatan ini, bakteri dikeluarkan dari saluran akar; gigi kemudian ditutup dengan mahkota atau tambalan.

Saluran akar dapat menyembuhkan sebagian jaringan di sekitar gigi atau penyembuhan total. Rata-rata 76,7 persen kasus sembuh total (International Endodontic Journal, 2008).

Perawatan saluran akar gigi yang berhasil akan mengurangi rasa sakit dan sensitivitas, kamu akan bisa makan dengan lebih baik, menyelesaikan rutinitas kebersihan mulut secara teratur, dan menghindari infeksi lebih lanjut.

12. Bruksisme

12 Masalah Gigi yang Paling Umum, Bukan cuma Gigi Berlubangilustrasi bruksisme, bruxisme, atau menggemeretakkan gigi (pexels.com/Iqbal farooz)

Menggemeretakkan gigi atau bruksisme terjadi ketika kamu menggemeretakkan gigi secara bersamaan, terutama pada malam hari, tanpa disadari.

Menurut Johns Hopkins Medicine, ini memberikan tekanan pada gigi dan rahang, yang seiring waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi dan lainnya seperti:

  • Abrasi gigi.
  • Gigi retak atau patah.
  • Nyeri wajah.
  • Gigi sangat sensitif.
  • Ketegangan pada otot wajah dan rahang.
  • Sakit kepala.
  • Dislokasi rahang.
  • Rahang terkunci/kaku.
  • Pengikisan enamel gigi, memperlihatkan dentin di bawahnya.
  • Sensasi "klik" dalam sendi temporomandibular.
  • Lekukan pada lidah.
  • Kerusakan pada bagian dalam pipi.
  • Area datar dan halus pada gigi yang terbentuk pada permukaan gigitan gigi akibat gesekan berulang kali.

Sebagian besar masalah gigi yang paling umum di atas bisa dihindari jika kamu menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik, dengan cara:

  • Menyikat gigi dua kali sehari.
  • Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi.
  • Pemeriksaan rutin dengan dokter gigi setiap 6 bulan.
  • Tidak merokok.

Jika mengalami gejala masalah gigi dan mulut apa pun, terutama yang tak biasa, hilang timbul, berlangsung lama, atau parah, sebaiknya segera buat janji temu dengan dokter gigi.

Baca Juga: Apa Penyebab Gigi Renggang setelah Scaling?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya