Melahirkan Tanpa Penghilang Rasa Sakit, Apa Risikonya?

Di Gaza, banyak yang melahirkan dengan kondisi tersebut

Serangan Israel terhadap Palestina tidak hanya menceritakan tentang tubuh-tubuh tak bernyawa yang bergelimpangan, tetapi juga menyisakan keprihatinan terhadap perempuan yang melahirkan. Kefaia Abu Asser bahkan menyebut anak perempuan yang baru dilahirkannya itu belum memiliki nama karena adanya perang.

Mengutip dari BBC, pengalaman Kefaia beberapa waktu lalu merupakan momen pertamanya melahirkan, tetapi terpaksa dilakukan di tengah kondisi yang kacau. Berasal dari Gaza Utara, perempuan berusia 24 tahun ini telah meninggalkan rumahnya bersama keluarganya setelah militer Israel memperingatkan warga sipil untuk pindah ke selatan Jalur Gaza demi keselamatan mereka.

Kondisi Kefaia sedang hamil besar saat itu dan dia harus berjalan bermil-mil bersama ratusan ribu orang lain dengan rasa khawatir akan terkena bom. Ia dan keluarganya akhirnya sampai di Rumah Sakit Kuwait di kota Rafah. Namun, bangsal bersalinnya telah ditutup. Kefaia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Emirat terdekat.

“Ini sangat sulit karena jumlah perempuan yang melahirkan sangat banyak. Mereka datang dari seluruh penjuru Gaza, dari utara ke selatan. Ada kekurangan obat penghilang rasa sakit. Jadi mereka hanya memberikannya jika rasa sakitnya benar-benar tak tertahankan dan hanya diberikan kepada mereka yang paling membutuhkan," ujarnya.

Kefaia akhirnya melahirkan tanpa obat pereda nyeri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari separuh rumah sakit di Gaza tidak berfungsi karena kekurangan bahan bakar, kerusakan, serangan dan ketidakamanan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan sekitar 50.000 perempuan hamil terjebak dalam konflik tersebut, dan meskipun kondisi rumah sakit sudah memadai, sekitar 180 persalinan diperkirakan akan terjadi setiap harinya.

Banyak perempuan hamil yang tidak mendapatkan layanan persalinan yang aman karena rumah sakit kewalahan menangani korban jiwa, kehabisan bahan bakar untuk generator, dan kekurangan obat-obatan serta persediaan dasar, termasuk untuk penanganan darurat obstetrik.

Apa risiko melahirkan secara alami tanpa obat penghilang rasa sakit? Berikut ini ulasannya.

1. Apa itu kelahiran alami?

Melahirkan Tanpa Penghilang Rasa Sakit, Apa Risikonya?ilustrasi melahirkan anak (pexels.com/Pixabay)

Melahirkan adalah pengalaman yang menyakitkan secara fisik. Namun, sekarang sudah ada banyak cara untuk meringankan rasa sakit saat melahirkan. Sejumlah obat juga dapat digunakan, seperti opioid atau nitrous oxide.

Dilansir What to Expect, istilah persalinan alami secara historis digunakan untuk merujuk pada persalinan pervaginam dan persalinan tanpa intervensi medis, yang mana ini dapat melibatkan berbagai pilihan. Mulai dari dokter yang kamu pilih hingga obat pereda nyeri yang digunakan.

Berikut adalah pilihan paling umum pada kelahiran tanpa pengobatan:

  • Melahirkan di pusat bersalin atau di rumah daripada di rumah sakit.
  • Bekerja sama dengan doula, bidan, atau dokter kandungan yang telah menyatakan preferensi menggunakan intervensi seminimal mungkin.
  • Daripada berbaring telentang di tempat tidur, pilih posisi melahirkan yang nyaman seperti jongkok, merangkak (tangan dan lutut diletakkan di tanah), berlutut, atau bersandar pada sesuatu (kursi atau pasangan).
  • Melahirkan di bak berisi air hangat.
  • Metode alternatif termasuk hidroterapi, hipnosis, pijat, teknik relaksasi, meditasi kesadaran, latihan pernapasan dan akupresur.
  • Bayi yang keluar untuk segera diletakkan di perut ibu guna melakukan kontak kulit ke kulit dan menyusui, daripada harus membawanya pergi untuk dilakukan pengecekan dan penimbangan.
  • Menghindari intravena (IV) rutin, induksi persalinan, episiotomi rutin (saat ini jarang digunakan), pertolongan persalinan dengan forsep, ekstraksi vakum dan operasi caesar (kecuali diperlukan secara medis).

2. Persalinan alami vs epidural, apa bedanya?

Melahirkan Tanpa Penghilang Rasa Sakit, Apa Risikonya?ilustrasi persalinan (freepik.com/DCStudio)

Dijelaskan dalam laman Parents, beberapa orang mengartikan melahirkan alami sebagai persalinan normal tanpa obat-obatan untuk mengatasi nyeri. Dalam banyak kasus, persalinan jenis itu juga disamakan dengan persalinan dengan intervensi medis yang paling minimal.

Hal ini termasuk membiarkan orang tersebut melahirkan secara spontan (bukan menginduksi) dan menghindari intervensi untuk membantu kemajuan persalinan atau melahirkan bayi.

Sebaliknya, kelahiran epidural mengacu pada persalinan dan melahirkan dengan obat pereda nyeri yang diberikan melalui kateter yang dipasang di tulang belakang.

Suntikan ini bertujuan untuk mengendalikan rasa sakit dari pinggang ke bawah untuk meringankan sebagian besar tubuh yang terkait dengan persalinan. Seseorang bisa melahirkan melalui vagina atau operasi caesar dengan epidural.

Kedua pilihan melahirkan tersebut valid dan memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Melahirkan tanpa obat atau intervensi pereda nyeri dapat membuat sebagian orang merasa kuat, tetapi penting untuk mempertimbangkan semua pro dan kontranya sebelum memutuskan untuk melahirkan secara alami.

Baca Juga: Benarkah Tidur Siang Setelah Melahirkan Bikin Darah Putih Ke Mata?

3. Manfaat dan risiko kelahiran alami

Melahirkan Tanpa Penghilang Rasa Sakit, Apa Risikonya?ilustrasi ibu hamil (IDN Times/Dhana Kencana)

Berikut ini adalah beberapa manfaat potensial dari persalinan alami berdasarkan studi (The Journal of Perinatal Education, 2013):

  • Menghindari potensi risiko dan efek samping yang terkait dengan anestesi epidural.
  • Tidak memerlukan ketersediaan ahli anestesi.
  • Kebebasan yang lebih besar untuk bergerak dan mengubah posisi melahirkan.
  • Dapat mendukung pemulihan yang lebih cepat setelah lahir.
  • Potensi berkurangnya robekan vagina.
  • Rasa pencapaian dan kepuasan bagi sebagian orang.
  • Saat mengejan, potensi waktunya lebih pendek.
  • Tidak membatasi lokasi persalinan (bisa melahirkan di rumah sakit, klinik bersalin atau di rumah, termasuk opsi waterbirth).
  • Berpotensi lebih murah.

Meski begitu, ada juga risiko dari persalinan alami. Bagi sebagian ibu hamil, melahirkan tanpa obat bukanlah suatu tujuan. Beberapa juga menganggap ketidaknyamanan yang mereka alami selama persalinan mampu dihadapi.

Studi mengungkap bahwa persalinan alami punya risiko sebagai berikut (Cochrane Library, 2018):

  • Perempuan hamil mungkin memerlukan intervensi atau obat-obatan.
  • Metode natural ini mungkin tidak dapat dilakukan pada beberapa perempuan hamil dengan kehamilan berisiko tinggi atau kondisi medis tertentu.
  • Dalam kasus kelahiran di rumah tanpa pengobatan, ibu atau bayi yang melahirkan mungkin tidak memiliki akses terhadap peralatan medis tertentu jika terjadi keadaan darurat.
  • Rasa sakit fisik yang hebat mungkin membuat trauma pengalaman melahirkan.
  • Perempuan yang melahirkan diharuskan untuk mengelola dan mengatasi rasa sakit tanpa obat.
  • Ada potensi waktu persalinan menjadi lama jika perempuan yang melahirkan menjadi terlalu lelah, cemas, atau stres.

4. Persiapan kelahiran alami

Melahirkan Tanpa Penghilang Rasa Sakit, Apa Risikonya?ilustrasi melahirkan anak (pixabay.com/Sanjasy)

Mengutip dari laman American College of Obstetricians and Gynecologists, bagi perempuan yang mendambakan kelahiran alami, berikut ini rekomendasi persiapannya:

  • Jaga tubuh

Tetap aktif dan makan dengan baik selama kehamilan. Makin sehat, makin baik persiapan untuk melahirkan. Memperkuat tubuh dengan olahraga teratur dapat membantu proses persalinan dan menurunkan risiko persalinan caesar.

  • Bicarakan dengan tim perawatan kesehatan tentang tujuanmu

Diskusikan dengan tim perawatan kesehatan tentang tujuanmu jika ingin menghindari obat pereda nyeri.

  • Pelajari tentang rumah sakit atau pusat bersalin yang dipilih

Saat memilih rumah sakit atau pusat bersalin, tanyakan berapa banyak persalinan yang mereka tangani tanpa obat pereda nyeri. Cari tahu apa saja peralatan yang mereka miliki untuk mendukung jenis persalinan tersebut.

Peralatan khusus dapat membantu menenangkan dan menghiburmu selama persalinan. Misalnya bangku atau bola melahirkan yang memungkinkan ibu hamil melakukan duduk dan jongkok, mandi air hangat, atau pancuran untuk membantu meredakan nyeri.

  • Menghadiri kelas persalinan

Kelas seperti ini dapat membantu mempelajari cara mengatasi rasa sakit dengan berbagai teknik. Calon orang tua juga harus belajar tentang obat pereda nyeri jika ada situasi tak terduga yang mungkin memerlukan obat tersebut.

Metode Lamaze dan metode Bradley adalah contoh program kelahiran yang populer. Beberapa kelas seperti hypnobirthing akan mendorong proses kelahiran yang tenang dan santai. Kamu dapat meminta rekomendasi dari dokter kandungan.

  • Putuskan teknik pereda nyeri mana yang akan dicoba

Pilihan umum untuk mengatasi rasa sakit termasuk pijat, terapi air, dan latihan pernapasan. Musik dan aroma yang menenangkan (aromaterapi) dapat membantu kamu tetap rileks.

Pertimbangkan untuk berjalan-jalan sebentar dan mengubah posisi selama persalinan untuk mengurangi rasa sakit.

  • Pertimbangkan siapa yang akan mendampingi saat melahirkan

Akan sangat membantu jika memiliki orang yang mendukungmu, baik itu pasangan, teman, anggota keluarga, atau pekerja profesional. Perawat, bidan, dan doula dapat memberi dukungan persalinan profesional.

Mereka dapat mengadvokasi dan mengingatkan staf medis tentang keinginan perempuan yang melahirkan. Mereka juga dapat menjadi pelatih dan membantu teknik relaksasi, pijat, hingga alat pereda nyeri lainnya.

Doula adalah pendukung terlatih yang dapat memberikan nasihat, kenyamanan, dan dorongan (tetapi bukan perawatan medis). Jika pasangan, teman, atau anggota keluarga merupakan pendukung utama, mereka dapat mengikuti kelas persalinan untuk membantu mempersiapkan diri.

  • Ketahui tanda-tanda persalinan dan kapan harus ke rumah sakit

Jika kamu dalam keadaan sehat, dokter kandungan mungkin menyarankan untuk bersalin di rumah selama beberapa waktu sebelum datang ke rumah sakit.

Pada tahap awal persalinan, kamu bisa berjalan-jalan, mandi atau berendam, dan melakukan teknik relaksasi lain yang telah dipelajari. Pernapasan yang lambat dan santai dapat membantu melewati kontraksi. Ketika kontraksi makin kuat, berdekatan, dan teratur, inilah waktunya untuk pergi ke rumah sakit.

Setelah mengetahui definisi melahirkan tanpa penghilang rasa sakit, manfaat serta risikonya, ibu hamil berhak untuk menentukan pilihan untuk melahirkan bayinya. Selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui metode melahirkan mana yang sesuai dan cocok, serta tidak membahayakan ibu maupun bayi dalam kandungan.

Baca Juga: 7 Masalah Kesehatan yang Menghantui Ibu setelah Melahirkan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya