Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Moluskum Kontagiosum: Penyebab, Gejala, Pengobatan

ilustrasi bintil moluskum kontagiosum (commons.wikimedia.org/E van Herk)
Intinya sih...
  • Moluskum kontagiosum adalah infeksi kulit menular yang disebabkan oleh virus MCV.
  • Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, berbagi peralatan olahraga, dan kontak seksual.
  • Perawatan dilakukan jika bintil besar, terletak di wajah/leher, atau pada pasien dengan penyakit kulit atau kekhawatiran serius tentang penyebaran virus.

Molluscum contagiosum atau moluskum kontagiosum adalah infeksi kulit umum dan menular. Penyakit kulit ini menyebabkan timbulnya benjolan atau bintil atau lesi pada lapisan atas kulit. Bintil biasanya tidak sakit, akan hilang sendirinya, dan jarang meninggalkan bekas luka meski tidak diobati.

Namun, bintil dan kulit di sekitarnya dapat menjadi merah dan meradang. Ini dianggap sebagai respons kekebalan terhadap infeksi. Jika tergores, bintil dapat terinfeksi. Jika bintil sampai muncul di kelopak mata, konjungtivitis dapat berkembang.

Untuk mewaspadai infeksi kulit yang menular ini, berikut informasi seputar moluskum kontagiosum yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Moluskum kontagiosum disebabkan oleh virus molluscum contagiosum (MCV). Virus menyebar melalui kontak langsung dengan seseorang yang mengidapnya, seperti menyentuh lesi pada kulit orang yang terinfeksi atau menyentuh benda yang sudah terkontaminasi virus seperti handuk, pakaian, mainan, atau benda lain.

Selain itu, berbagi peralatan olahraga yang telah disentuh oleh kulit telanjang seseorang juga bisa menyebabkan penularan virus ini. Virus bisa tetap berada di peralatan untuk ditularkan ke orang lain.

Anak-anak bisa menularkan virus selama bermain dengan anak-anak lain, sementara remaja dan orang dewasa lebih mungkin tertular lewat kontak seksual.

Selain itu, orang dengan moluskum kontagiosum mungkin akan menyebarkan infeksi ke seluruh tubuhnya. Virus bisa berpindah dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya lewat sentuhan, menggaruk, atau saat mencukur bintil kemudian menyentuh bagian tubuh lain.

2. Faktor risiko

ilustrasi molluscum contagiosum pada pasien HIV/AIDS (flickr.com/Community Eye Health)

Moluskum kontagiosum bisa dialami siapa pun. Namun, kelompok tertentu lebih mungkin untuk terinfeksi. Siapa saja?

  • Anak-anak berusia antara 1 dan 10 tahun.
  • Orang yang tinggal di daerah yang beriklim tropis.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti perawatan kanker atau transplantasi organ.
  • Orang yang berpartisipasi dalam olahraga kontak, seperti gulat atau sepak bola, yang sering melakukan kontak dari kulit ke kulit.
  • Orang dengan dermatitis atopik, merupakan bentuk umum eksem yang menyebabkan ruam bersisik dan gatal.

3. Gejala

ilustrasi moluskum kontagiosum di mata (eyewiki.aao.org/Mark A. Prendes, MD)

Tanda dan gejala moluskum kontagiosum termasuk bintil pada kulit yang:

  • Menonjol, bulat, dan warna seperti kulit.
  • Berukuran kecil, biasanya diameternya kurang dari 6 milimeter (mm).
  • Karakteristiknya memiliki lekukan kecil (umbilikasi) atau titik di bagian atas dekat pusat.
  • Bisa menjadi merah dan mengalami peradangan.
  • Mungkin terasa gatal.
  • Bisa dengan mudah dihilangkan dengan garukan atau gosokan, yang mana ini dapat menyebarkan virus ke kulit di dekatnya.
  • Biasanya muncul di wajah, leher, ketiak, lengah, dan bagian atas tangan pada anak-anak.
  • Mungkin juga muncul di kelamin, perut bagian bawah, dan bagian dalam paha pada orang dewasa bila infeksi ditularkan secara seksual.

4. Diagnosis

Bintil moluskum kontagiosum memiliki tampilan yang berbeda dengan kondisi lainnya. Oleh karena itu, dokter sering kali bisa menegakkan diagnosis hanya dengan mengamati bintil. Pengikisan kulit atau biopsi bisa membantu memastikan diagnosis untuk menyingkirkan penyebab lesi lainnya, seperti cacar air, kanker kulit, atau kutil.

Biasanya, moluskum kontagiosum tidak memerlukan pengobatan. Meski begitu, pasien harus selalu meminta dokter untuk memeriksa bintil jika berlangsung lebih dari beberapa hari.

5. Pengobatan

ilustrasi dokter dan pasien (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Dalam kebanyakan kasus, orang yang terkena moluskum kontagiosum tanpa masalah sistem imun tidak perlu pengobatan. Bintil akan hilang dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kondisi pengobatan diperlukan jika:

  • Bintil berukuran besar dan terletak di wajah dan leher.
  • Memiliki penyakit kulit seperti dermatitis atopik.
  • Memiliki kekhawatiran serius tentang penyebaran virus.

Perawatan paling efektif untuk moluskum kontagiosum dilakukan oleh dokter. Ini termasuk:

  • Cryotherapy: dokter akan membekukan setiap bintil dengan nitrogen cair.
  • Kuretase: dokter akan menusuk bintil dan mengikisnya dari kulit dengan alat kecil.
  • Terapi laser: penggunaan laser untuk menghancurkan setiap bintil.
  • Terapi topikal: penggunaan krim yang mengandung asam atau bahan kimia ke bintil untuk menginduksi pengelupasan lapisan atas kulit.

Dalam beberapa kasus, teknik perawatan di atas bisa menyakitkan dan menyebabkan jaringan parut. Anestesi kemungkinan akan dibutuhkan. Selain itu, karena metode di atas melibatkan perawatan setiap bintil, mungkin akan butuh beberapa kali prosedur. 

Jika ada banyak bintil besar, maka perawatan tambahan mungkin diperlukan setiap 3–6 minggu sampai bintil tersebut hilang. 

Dalam beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat-obatan seperti:

  • Asam trikloroasetat.
  • Imiquimoid.
  • Krim podophyllotoxin topikal.
  • Cantharidin.

Jika pasien hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui, beri tahu dokter tentang kondisinya tersebut sebelum minum obat atau melakukan prosedur lainnya.

Selain itu, jika sistem kekebalan tubuh dilemahkan akibat penyakit seperti HIV atau karena pengobatan kanker, kemungkinan moluskum kontagiosum perlu diobati. Sebab, keberhasilan perawatan akan lebih sulit bagi mereka dibanding pada orang yang sehat.

Setelah bintil menghilang, MCV tidak lagi ada di tubuh pasien, sehingga tidak lagi menyebarkan virus ke orang lain atau bagian tubuh lainnya. Namun, akan ada lebih banyak bintil bila kembali terinfeksi.

Itulah deretan fakta medis seputar moluskum kontagiosum, infeksi kulit menular akibat virus MCV. Bila kamu mengalami gejala-gejalanya, periksalah ke dokter karena kondisi ini sangat menular dan supaya kamu segera mendapat perawatan yang tepat.

Referensi

"Molluscum contagiosum: Who gets and causes." American Academy of Dermatology Association. Diakses April 2025.
"About Molluscum Contagiosum." CDC. Diakses April 2025.
"Molluscum Contagiosum." Cleveland Clinic. Diakses April 2025.
"Molluscum contagiosum." Mayo Clinic. Diakses April 2025.
Badri T, Gandhi GR. Molluscum Contagiosum. [Updated 2023 Mar 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441898/
"Molluscum contagiosum." National Health Service. Diakses April 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Bayu Aditya Suryanto
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us