Mastitis Periductal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Termasuk penyakit payudara langka dan tidak bersifat kanker

Termasuk penyakit payudara langka dan tidak bersifat kanker (non-cancerous), mastitis periductal atau periductal mastitis adalah infeksi dan pembengkakan yang terjadi di saluran di bawah puting susu (subareoral duct). Kondisi ini berbeda dari mastitis laktasi yang sering dialami oleh ibu menyusui.

Mastitis periductal banyak ditemukan pada perempuan usia produktif dan gejala umumnya muncul mendekati usia 40 tahun. Faktor apa sajakah yang menyebabkan kondisi ini? Bagaimana cara mengobati dan pencegahannya? Kita bahas bersama, yuk!

1. Penyebab

Mastitis Periductal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi merokok (freepik.com/montypeter)

Merangkum artikel ilmiah berjudul "Acute Mastitis" dalam publikasi StatPearls tahun 2022, penyebab pasti mastitis periductal belum diketahui. Akan tetapi, merokok dan bakteri seperti Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Enterococcus, Bacteroides, dan Proteus species dapat memicu kerusakan pada saluran payudara yang kemudian menyebabkan pembengkakan.

Mastitis periductal dialami oleh 5 persen hingga 9 persen perempuan di dunia dan mayoritas merupakan perokok aktif. Ini karena zat dalam asap rokok dapat merusak saluran di belakang puting. Merokok juga dapat memperlambat proses penyembuhan setelah pengobatan. Obesitas dan diabetes juga bisa menjadi faktor risiko.

Tindik puting dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan membuat mastitis periduktal lebih sulit diobati. Mastitis periductal juga sering terjadi pada perempuan yang sedang menyusui atau baru melahirkan.

Mengutip Breast Cancer Now, mastitis periductal dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, meskipun jauh lebih sering terjadi pada perempuan yang lebih muda. Laki-laki juga bisa terkena, tetapi ini sangat jarang terjadi.

2. Gejala dan diagnosis

Mastitis Periductal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi mastitis periductal (pexels.com/Евгения Карпова)

Berdasarkan laporan dalam jurnal Thoracic Diseases tahun 2018, gejala mastitis periductal berupa:

  • Keluarnya cairan dari puting susu.
  • Sedikit area di sekitar puting susu masuk ke dalam (retracted nipple).
  • Benjolan di areola (bagian berwarna gelap yang mengelilingi puting susu) yang bisa terasa sakit maupun tidak.
  • Abses di daerah sekitar puting (periareolar abscess).

Gejala lain yang dapat muncul bersamaan dengan ciri-ciri fisik di atas adalah demam dan payudara terasa panas atau berwarna kemerahan. Orang yang bersangkutan perlu melakukan tes breast ultrasound dan fine needle aspiration guna memastikan apakah memiliki mastitis periductal.

Baca Juga: Banyak Dialami Ibu Menyusui, Ini 5 Cara Mengobati Mastitis di Rumah

3. Pengobatan

Mastitis Periductal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi dokter melakukan operasi (unsplash.com/philippe spitalier)

Pengobatan mastitis periductal disesuaikan dengan kondisi pasien. Ada yang hanya memerlukan obat antibiotik dari dokter, tetapi ada pula yang membutuhkan perawatan khusus, misalnya penyedotan untuk mengeluarkan cairan di dalam abses disertai resep antibiotik dari dokter.

Namun, bila penggunaan obat antibiotik dan/atau pengeluaran cairan tidak berhasil, dokter akan melakukan operasi. Berdasarkan laporan dari jurnal BMC Surgery tahun 2022, dokter akan melakukan operasi untuk mengobati pasien yang menderita mastitis periductal.

Ada beberapa teknik operasi yang dapat dilakukan oleh dokter, contohnya round block method dan periareolar combined radial incision.

4. Hal medis lain yang patut diwaspadai

Mastitis Periductal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi perempuan (pexels.com/Elina Fairytale)

Karena mastitis periductal bisa terjadi berulang kali, maka permukaan kulit pasien bisa mengalami bekas luka atau jahitan dari operasi serta terjadi kerusakan pada jaringan payudara. Sebaliknya, mastitis periductal yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan infeksi meluas.

Sebuah penelitian di Taiwan yang diterbitkan dalam jurnal Nature Research Scientific Report tahun 2019 mendapati bahwa mereka yang memiliki kondisi mastitis non-laktasi, seperti mastitis periductal dan idiopathic granulomatous mastitis (IGM) dan terjadinya berulang kali berisiko mengalami gejala yang mengarah ke kanker payudara.

5. Pencegahan

Mastitis Periductal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi menolak untuk merokok (pixabay.com/Myriams-Fotos)

Laporan dalam European Journal Breast Health tahun 2018 menjelaskan bahwa penyalahgunaan tembakau seperti merokok berkaitan erat dengan mastitis periductal, sehingga berhenti merokok sangat dianjurkan terutama saat proses penyembuhan.

Karena obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko mastitis periductal, maka mengurangi berat badan yang berlebihan juga disarankan.

Itulah informasi penting mengenai mastitis periductal yang umumnya menyerang perempuan. Kondisi ini bisa terjadi berulang kali dan untuk proses pengobatannya memerlukan antibiotik dan operasi. Apabila di dalam benjolan terdapat cairan atau lendir, maka itu harus dikeluarkan. Terakhir, untuk mencegah munculnya gejala mastitis periductal sebaiknya hindari rokok sama sekali.

Baca Juga: 5 Fakta Penyakit Mastitis, Penyakit yang Banyak Diderita Ibu Menyusui

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya