Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihan

Pasien kanker berisiko tinggi mengalami tumor otak sekunder

Ada dua jenis tumor otak, yaitu tumor otak primer dan tumor otak sekunder. Perbedaan utama antara keduanya adalah lokasi awal tumor. Disebut tumor otak primer bila tumor muncul di otak kemudian memengaruhi sistem tubuh yang lain, sementara tumor yang muncul di bagian tubuh lain dan kemudian menyebar ke otak disebut tumor otak sekunder atau tumor otak metastasis.

Tumor otak sekunder diketahui lebih umum dibanding jenis primer. Tumor bisa menyebar dari organ lainnya seperti payudara, ginjal, usus besar, atau kulit. Beberapa tumor otak mengandung sel kanker namun beberapa lainnya tidak.

Menurut sebuah studi di Kanada dalam jurnal Neuro-Oncology Advances tahun 2021, metastasis otak diperkirakan terjadi pada tingkat 24,2 per 100.000 orang per tahun—lebih tinggi dari gabungan semua kanker otak primer lainnya. Tanpa basi-basi lagi, yuk, pahami tumor otak sekunder lewat pembahasan berikut ini.

1. Penyebab

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi lokasi tumor pada tumor otak sekunder (neuroadvise.com)

Mengutip laman Cancer Research UK, tumor otak sekunder atau sering juga disebut kanker otak sekunder disebabkan oleh sel kanker primer yang menyerang organ tubuh lain. Sel-sel ini bisa melakukan perjalanan melalui aliran darah atau sistem getah being dan menyebar (bermetastasis) ke otak, di mana mereka mulai berkembang biak.

Contohnya, seseorang mengidap penyakit kanker paru-paru yang mana di dalamnya terdapat sel kanker. Sel ini kemudian menyebar hingga ke organ otak dan menyebabkan tumor otak sekunder.

Sel kanker primer tersebut dapat memecah diri dan kemudian menyebar ke otak melalui aliran darah. Dilansir Macmillan Cancer Support, terkadang tumor otak sekunder lebih dahulu ditemukan sebelum kanker primer (pusat tumor yang awal) didiagnosis.

Menambahkan dari Mayo Clinic, kanker metastasis yang menyebar dari lokasi aslinya dikenal dengan nama kanker primer. Sebagai contoh, kanker yang menyebar dari payudara ke otak disebut kanker payudara metastasis, bukan kanker otak.

2. Di mana tumor otak sekunder umumnya muncul?

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi otak manusia (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Inilah bagian otak di mana sebagian besar metastasis muncul:

  • Korteks serebral. Area ini terdiri dari dua belahan besar otak, di mana fungsi tingkat tinggi seperti kesadaran, memori, bahasa, dan persepsi sensorik terjadi. Sebagian besar tumor otak sekunder berkembang di korteks serebral.
  • Otak kecil atau serebelum. Ini adalah bagian otak yang mengawasi gerakan otot sukarela yang kompleks. Sekitar 15 persen tumor otak metastasis berkembang di area otak ini.
  • Batang otak. Sekitar 5 persen metastasis berkembang di batang otak, di mana koordinasi visual, menelan, dan keseimbangan dikendalikan.
  • Asal utamanya tidak diketahui. Sejumlah kecil orang mengembangkan metastasis otak tanpa dokter menemukan kanker primer.

3. Gejala

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dirangkum dari laman Memorial Sloan Kettering Cancer Center, seseorang dapat tidak mengetahui apabila dirinya memiliki tumor otak sekunder. Tumor ditemukan saat dokter memeriksa kondisi kanker pada pasien saat itu.

Kemudian, gejala yang dirasakan tergantung dari letak tumor di dalam otak. Rasa sakit terjadi akibat cairan di dalam tumor yang membesar yang kemudian menekan bagian lain di dalam otak.

Menambahkan dari Johns Hopkins Medicine, tanda dan gejala umum dari metastasis otak meliputi:

  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Kelemahan di lengan dan kaki
  • Hilang keseimbangan
  • Kehilangan memori
  • Gangguan bicara atau masalah saat berbicara

Gejala lainnya bisa termasuk:

  • Perubahan tingkah laku dan perilaku
  • Penglihatan kabur atau gangguan penglihatan
  • Mati rasa
  • Gangguan pendengaran

Baca Juga: 7 Gangguan Otak Paling Langka di Dunia, Hanya Ada Sedikit Kasus!

4. Faktor risiko

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi pasien kanker (freepik.com/rawpixel.com)

Mengutip laman American Association of Neurological Surgeons, hampir semua keganasan sistemik bisa bermetastasis ke otak, tetapi ada beberapa yang punya kencenderungan lebih besar.

Kanker kulit melanoma punya kecenderungan untuk bermetastasis ke otak. Keganasan lain seperti kanker paru-paru, payudara, ginjal, dan usus besar juga sering dijumpai. Tumor otak sekunder cenderung lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak, serta terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan frekuensi yang sama.

Beberapa perbedaan terlihat pada jenis keganasan primer yang bertanggung jawab atas metastasis otak pada kedua jenis kelamin. Kanker paru-paru adalah sumber paling umum dari metastasis otak pada laki-laki, sedangkan kanker payudara adalah sumber paling umum pada perempuan.

Pada dasarnya, seseorang dengan kanker rentan mengalami tumor otak sekunder. Dilansir Johns Hopkins Medicine, sepertiga dari pasien dengan kanker akan mengalami satu tumor atau lebih di otak. Risiko untuk mengalami tumor otak sekunder lebih tinggi pada usia 45 tahun ke atas.

Tumor bisa tumbuh dengan cepat bahkan sebelum sumber kanker utama atau kanker primer ditemukan, atau bisa juga tumbuh lambat hingga beberapa tahun kemudian baru ditemukan.

5. Diagnosis

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi diagnosis tumor otak sekunder (hopkinsmedicine.org)

Bila seseorang dicurigai memiliki metastasis otak, dokter akan merekomendasikan beberapa tes dan prosedur, seperti:

  • Pemeriksaan neurologis. Ini dapat mencakup pemeriksaan penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, kekuatan, dan refleks. Kesulitan dalam satu atau lebih area dapat memberi petunjuk tentang bagian otak mana yang terdampak oleh tumor.

  • Tes pencitraan. MRI biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis metastasis otak. Pewarna dapat disuntikkan melalui pembuluh darah di lengan selama pemindaian MRI. Sejumlah komponen pemindaian MRI khusus—termasuk MRI fungsional, MRI perfusi, dan spektroskopi resonansi magnetik—dapat membantu dokter mengevaluasi tumor dan merencanakan perawatan. Tes pencitraan lain mungkin termasuk CT scan dan PET scan. Semisal, jika tumor utama yang menyebabkan metastasis otak tidak diketahui, pasien mungkin harus menjalani CT scan dada untuk mencari kanker paru-paru.

  • Biopsi. Ini dapat dilakukan sebagai bagian dari operasi untuk mengangkat tumor otak, atau bisa dilakukan dengan jarum. Nantinya, sampel akan dilihat di bawah mikroskop untuk menentukan apakah itu kanker ganas atau jinak, dan apakah sel-selnya adalah kanker metastatik atau dari tumor primer. Informasi ini sangat penting untuk menegakkan diagnosis dan prognosis untuk memandu pengobatan.

6. Pengobatan

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi prosedur operasi atau pembedahan (unsplash.com/JAFAR AHMED)

Pengobatan untuk metastasis otak bisa membantu meringankan gejala, memperlambat pertumbuhan tumor, dan memperpanjang angka harapan hidup. Bahkan, dengan pengobatan yang berhasil, metastasis otak sering kambuh, jadi dokter akan merekomendasikan tindak lanjut yang ketat.

Pilihan pengobatannya sering kali meliputi pengobatan, pembedahan, radiosurgery stereotactic, terapi radiasi seluruh otak atau kombinasi dari semuanya. Dalam situasi tertentu, tim perawatan dapat mempertimbangkan perawatan obat untuk metastasis otak.

Perawatan terbaik akan tergantung pada jenis, ukuran, jumlah dan lokasi tumor, serta tanda dan gejala, kesehatan secara keseluruhan, dan preferensi pasien.

1. Obat untuk mengontrol gejala

Obat-obatan dapat membantu mengontrol tanda dan gejala metastasis otak dan membuat pasien lebih nyaman. Opsinya mungkin termasuk:

  • Obat steroid. Kortikosteroid dosis tinggi dapat digunakan untuk meredakan pembengkakan di sekitar metastasis otak untuk mengurangi tanda dan gejala.
  • Obat antikejang. Jika pasien mengalami kejang, dokter mungkin meresepkan obat untuk mencegah kejang tambahan.

2. Operasi

Jika dokter merekomendasikan operasi dan metastasis otak terletak di tempat yang membuatnya dapat diakses untuk operasi, ahli bedah mengangkat kanker sebanyak mungkin. Bahkan, mengangkat sebagian tumor dapat membantu mengurangi tanda dan gejala pada pasien.

Operasi untuk menghilangkan metastasis otak membawa risiko, seperti defisit neurologis, infeksi, dan perdarahan. Risiko lain mungkin tergantung pada bagian otak di mana tumor berada.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk membunuh sel tumor. Untuk metastasis otak, perawatan mungkin melibatkan satu atau kedua metode terapi radiasi berikut:

  • Radiasi seluruh otak. Menerapkan radiasi ke seluruh otak untuk membunuh sel tumor. Orang yang menjalani radiasi seluruh otak biasanya memerlukan 10 hingga 15 perawatan selama 2 hingga 3 minggu. Efek samping mungkin termasuk kelelahan, mual dan rambut rontok. Radiasi seluruh otak jangka panjang dikaitkan dengan penurunan kognitif.
  • Radiosurgery stereotactic (SRS). Dengan metode ini, setiap sinar radiasi tidak terlalu kuat, tetapi titik di mana semua sinar bertemu— di tumor otak—menerima dosis radiasi yang sangat besar untuk membunuh sel tumor. SRS biasanya dilakukan dalam satu perawatan, dan dokter dapat mengobati beberapa tumor dalam satu sesi. Efek samping mungkin termasuk mual, sakit kepala, kejang, dan pusing atau vertigo. Risiko penurunan kognitif jangka panjang setelah SRS dianggap lebih kecil dibanding radiasi seluruh otak.

Dalam memutuskan jenis terapi radiasi yang akan digunakan, pasien dan dokter akan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk perawatan lain apa yang sedang dijalani dan potensi untuk mengalami kekambuhan kanker setelah perawatan.

4. Obat-obatan

Dalam situasi tertentu, tim perawatan mungkin merekomendasikan obat untuk mengontrol metastasis otak. Apakah obat-obatan dapat membantu akan bergantung pada di mana kanker dimulai dan situasi pribadi pasien. Opsinya mungkin termasuk:

  • Kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat di dalam tubuh, termasuk sel-sel kanker.
  • Obat terapi yang ditargetkan. Ini berfokus pada kelainan spesifik yang ada di dalam sel kanker. Dengan memblokir kelainan ini, perawatan obat yang ditargetkan dapat menyebabkan sel kanker mati.
  • Imunoterapi. Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Sistem kekebalan tubuh yang melawan penyakit mungkin tidak menyerang kanker karena sel kanker menghasilkan protein yang membantu mereka bersembunyi dari sel sistem kekebalan. Imunoterapi bekerja dengan mengganggu proses itu.

7. Rehabilitasi setelah perawatan

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi rehabilitasi pada pasien tumor atau kanker pasca pengobatan (healthblog.uofmhealth.org)

Karena tumor otak dapat berkembang di bagian otak yang mengontrol keterampilan motorik, bicara, penglihatan, dan berpikir, kemungkinan rehabilitasi menjadi bagian penting dari masa pemulihan pasien. Dokter mungkin merujuk pasien ke layanan yang dapat membantu:

  • Terapi fisik untuk membantu pasien mendapatkan kembali keterampilan motorik atau kekuatan otot yang hilang.
  • Terapi okupasi untuk membantu pasien kembali ke aktivitas normal sehari-hari, termasuk bekerja, setelah tumor otak atau penyakit lainnya.
  • Terapi wicara dengan spesialis kesulitan bicara (speech patologist) untuk membantu pasien bila mengalami kesulitan dalam berbicara.

8. Prognosis

Tumor Otak Sekunder: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pemulihanilustrasi support group (unsplash.com/adrianna geo)

Tumor otak sekunder mungkin tidak dapat sepenuhnya sembuh dan mengetahui peluang kesuksesan perawatan juga tidak bisa diprediksi secara pasti. Meskipun demikian, dengan mengikuti program perawatan dari tim dokter, diharapkan dapat mengontrol sekaligus mencegah tumor meluas.

Rasa cemas, takut, dan depresi dapat terjadi pada diri pasien maupun keluarga. Konsultasi dengan tim psikolog dianjurkan untuk mengatasi rasa sedih akibat diagnosis penyakit. Selain itu, bergabung dalam kelompok pendukung (support group) bagi sesama atau keluarga dari pasien kanker juga mungkin dianjurkan. Melalui dukungan kelompok ini, keluarga diharapkan bisa terus memberi dukungan moral bagi pasien yang menjalani perawatan.

Itulah informasi penting mengenai tumor otak sekunder atau tumor otak metastasis. Risiko untuk mengalaminya tinggi pada orang-orang dengan kanker atau saat ini sedang menjalani pengobatan kanker.

Apabila memiliki penyakit keganasan seperti kanker paru-paru, kanker payudara, kanker kulit, atau kanker kelenjar tiroid, sebaiknya lakukan pemeriksaan MRI atau CT scan guna mendeteksi apakah ada penyebaran tumor ke otak. Deteksi dan penanganan dini dapat mencegah tumor meluas ke sistem atau bagian tubuh yang lain.

Baca Juga: Pendarahan Otak: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya