Mengenal Gigantomastia, Menyebabkan Payudara Membesar secara Abnormal

Mengapa gigantomastia bisa terjadi?

Pernahkah kamu mendengar istilah gigantomastia atau hipertrofi payudara (breast hypertrophy)? Ini adalah kondisi langka yang ditandai dengan pertumbuhan payudara yang berlebihan. Karena terlalu besar, payudara justru mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti menyulitkan seseorang untuk bergerak.

Mari mengenal gigantomastia lebih dekat, mulai dari definisi, penyebab, gejala, hingga cara menanganinya. Scroll down, please!

1. Apa itu gigantomastia?

Mengenal Gigantomastia, Menyebabkan Payudara Membesar secara Abnormalilustrasi payudara (drbalti.net)

Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD) mendefinisikan gigantomastia sebagai kondisi langka yang ditandai dengan pertumbuhan payudara yang berlebihan. Kondisi ini bisa terjadi secara spontan, selama masa pubertas, kehamilan, atau karena mengonsumsi obat tertentu.

Sementara, menurut Dr. Craig Rubinstein, spesialis bedah plastik berbasis Melbourne, di situs website pribadinya, gigantomastia sifatnya jinak (non-kanker). Meski tidak ganas, gigantomastia bisa mengganggu pengidapnya dari segi fisik, emosional, hingga sosial.

2. Apa penyebab gigantomastia?

Mengenal Gigantomastia, Menyebabkan Payudara Membesar secara Abnormalilustrasi hamil (coloradowomenshealth.com)

Penyebab gigantomastia belum diketahui secara pasti. Melansir Healthline, kondisi yang terjadi secara acak ini bisa muncul selama masa pubertas (juvenile gigantomastia), kehamilan (gestational gigantomastia), atau setelah mengonsumsi obat tertentu (drug-induced gigantomastia). Jika penyebabnya tidak diketahui, maka akan dikategorikan sebagai gigantomastia idiopatik.

Salah satu jenisnya adalah gigantomastia gestasional atau gravidic macromastia yang didefinisikan sebagai pembesaran yang ekstrem pada satu atau dua payudara selama kehamilan. Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Journal of Mid-Life Health tahun 2017, kasus gigantomastia gestasional adalah 1 dari 28.000-100.000 kehamilan di seluruh dunia.

Ada pula kasus gigantomastia yang terjadi pada remaja perempuan berusia 13 tahun, yang tertuang dalam studi berjudul "Giant Breast Hypertrophy in Juvenile: A Rare Case" yang dipublikasikan dalam Indonesian Journal of Cancer pada tahun 2020. Remaja tersebut mengalami pembesaran payudara bilateral masif selama 8 bulan dan mengeluhkan sakit punggung yang parah serta ketidaknyamanan leher.

3. Seperti apa gejalanya?

Mengenal Gigantomastia, Menyebabkan Payudara Membesar secara Abnormalilustrasi sakit punggung (pexels.com/Karolina Grabowska)

Selain terganggu secara emosional dan sosial, gigantomastia juga menimbulkan gejala fisik. Seperti nyeri payudara, nyeri punggung, masalah postural, infeksi, dan ulserasi. Bahkan, bisa menyebabkan kerusakan sementara atau permanen pada saraf interkostal keempat, kelima, atau keenam.

Ini menyebabkan hilangnya sensasi puting, mengacu pada penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Plastic, Reconstructive & Aesthetic Surgery tahun 2008. Selain itu, gigantomastia dikaitkan dengan penurunan pertumbuhan janin jika terjadi selama kehamilan.

Gejala lainnya meliputi adalah nyeri leher, ruam, masalah menyusui, bisul, peradangan atau gatal-gatal di area bawah payudara, nyeri payudara (mastalgia), lecet pada kulit, infeksi atau pembentukan abses, puting mati rasa, hingga payudara kendur.

Karena gigantomastia, pengidapnya kesulitan menemukan pakaian yang pas serta kesusahan berolahraga dan aktivitas fisik lainnya. Tak sedikit yang merasa malu, tertekan secara sosial, mengalami kecemasan, depresi, dan tidak puas dengan citra tubuh mereka.

Baca Juga: 5 Latihan Simpel yang Bisa Membantu Mengencangkan Payudara

4. Bagaimana cara menangani gigantomastia?

Mengenal Gigantomastia, Menyebabkan Payudara Membesar secara Abnormalilustrasi sebelum dan sesudah operasi payudara (healthtuition.com)

Penanganan gigantomastia tergantung pada jenis, kecepatan pertumbuhan, dan keparahan gejala. Misalnya, jika pasien mengeluhkan infeksi payudara (mastitis) atau bisul, dokter mungkin memberi antibiotik oral atau topikal. Jika terdapat luka, harus dibersihkan dengan baik dan ditutupi dengan kain kasa steril.

Namun, yang paling efektif tetaplah operasi pengecilan payudara (breast reduction surgery). Ahli bedah plastik akan melakukan sayatan kulit, lalu memotong dan menghilangkan kelebihan lemak payudara sampai mencapai ukuran yang diinginkan.

Payudara yang terlalu besar biasanya kendur karena berat dan efek gravitasinya. Itulah mengapa, operasi pengecilan payudara dikombinasikan dengan pengencangan payudara (breast lift) untuk memperbaiki tampilan dan bentuknya.

5. Apa yang terjadi setelah operasi?

Mengenal Gigantomastia, Menyebabkan Payudara Membesar secara Abnormalilustrasi melihat tampilan payudara di cermin (self.com/Razyph)

Beberapa hari pascaoperasi, perempuan akan mengalami rasa sakit, bengkak, memar, dan pendarahan dari luka. Untuk menghilangkan rasa sakit dan mengontrol ketidaknyamanan, dokter akan memberikan obat serta antibiotik untuk mencegah infeksi.

Selain itu, dokter akan mengajari cara mengganti perban dan memberi tahu kapan harus kembali untuk melepas jahitan. Beberapa saat setelah operasi, perbaikan postur tubuh dan perubahan ukuran payudara akan terlihat. Nyeri leher dan punggung pun berkurang!

Operasi pengecilan payudara akan meninggalkan bekas luka kecil. But, don't worry, bekas luka ini akan memudar dalam beberapa bulan dan akan menyatu dengan warna kulit sekitar setahun pascaoperasi.

Nah, itulah serba-serbi mengenai gigantomastia yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalaminya, segera periksakan ke dokter, ya!

Baca Juga: Cara Menurunkan Berat Badan tanpa Mengurangi Ukuran Payudara

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya