Orang Dewasa yang Punya ADHD 2,7 Kali Lebih Mungkin Kena Demensia

Risiko bisa diturunkan dengan minum obat

Banyak temuan yang menunjukkan bahwa satu gangguan neurologis berkaitan dengan gangguan neurologis yang lain. Salah satunya adalah orang dewasa yang memiliki attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) lebih mungkin terkena demensia di kemudian hari.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open pada 17 Oktober 2023. Mau tahu detailnya?

1. Definisi ADHD dan demensia

American Psychiatric Association mendefinisikan ADHD sebagai gangguan neurologis yang ditandai dengan tidak mampu menjaga fokus atau perhatian, hiperaktif (terus-menerus bergerak tanpa memperhatikan situasi), dan impulsif (kecenderungan untuk bertindak tanpa berpikir).

Diperkirakan, ada sekitar 5 persen anak-anak dan remaja di seluruh dunia yang terkena ADHD (International Journal of Epidemiology, 2014). ADHD paling banyak ditemukan di Amerika Selatan (11,8 persen) dan Afrika (8,5 persen), lalu diikuti oleh Amerika Utara (6,2 persen) dan Eropa (4,6 persen).

Sementara itu, demensia adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan hilangnya ingatan dan kemampuan berpikir yang cukup parah, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Jenis demensia yang paling umum adalah Alzheimer (50–75 persen), demensia vaskular (20–30 persen), demensia badan Lewy (10–25 persen), dan demensia frontotemporal (10–15 persen).

2. ADHD dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 2,77 kali lipat

Orang Dewasa yang Punya ADHD 2,7 Kali Lebih Mungkin Kena Demensiailustrasi ADHD (flickr.com/Jesper Sehested)

Studi ini melibatkan 109.218 orang dewasa yang lahir antara tahun 1933 hingga 1952. Studi berlangsung selama 17,2 tahun dan saat awal studi (tahun 2003), mereka tidak memiliki ADHD atau demensia.

Selama masa tindak lanjut, 730 peserta didiagnosis dengan ADHD. Dari 730 orang, 96 di antaranya (13,1 persen) didiagnosis demensia. Para peneliti mengambil kesimpulan bahwa orang dewasa yang memiliki ADHD 2,77 kali lebih mungkin terkena demensia di kemudian hari.

3. Pengobatan ADHD bisa mengurangi risiko demensia

Psikostimulan (seperti Adderall, Concerta, atau Ritalin) bisa menurunkan risiko demensia dan mengompensasi efek kognitif dari gangguan tersebut. Namun, tidak semua orang dengan demensia membutuhkan obat. Apalagi, beberapa obat ADHD bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada pasien lanjut usia.

Sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Selain itu, pertimbangkan intervensi non farmakologi (seperti psikoterapi) dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Baca Juga: ADHD Paralysis: Gejala, Jenis, dan Penanganan

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya