Plus Minus Berhubungan Seks saat Menstruasi Menurut OBGYN

Lebih banyak manfaatnya atau risikonya?

Setiap bulan, lapisan rahim akan menebal untuk mempersiapkan tubuh menghadapi kehamilan. Jika tidak ada sperma yang membuahi sel telur, lapisan tersebut akan luruh dan mengalir keluar melalui vagina. Inilah yang disebut sebagai menstruasi atau haid.

Biasanya, saat menstruasi, banyak orang yang memilih rehat dari aktivitas seksual. Akan tetapi, menurut survei yang dilakukan oleh The Flex Company yang melibatkan 502 orang dari seluruh dunia dan dipublikasikan pada Agustus 2016, sebanyak 83,7 persen mengaku pernah berhubungan seks saat menstruasi.

Berangkat dari fenomena ini, Health Talk mengadakan live di Instagram @idntimes dengan tema "Seks saat Menstruasi, Lebih Banyak Manfaat atau Risikonya?" pada Kamis (8/6/2023). Pembicara yang dihadirkan adalah dr. Finna Hardjono, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Eka Hospital Bekasi.

1. Frekuensi hubungan seks yang disarankan adalah 2-3 kali dalam seminggu

Seks memang menyenangkan dan menimbulkan rasa candu, apalagi bagi pengantin baru. Namun, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk seks. Menurut dr. Finna, frekuensi hubungan seks yang disarankan adalah 2-3 kali dalam seminggu.

"Sarannya sih seminggu 2–3 kali saja. Gak perlu tiap hari. Tapi, kalau pengen cepat-cepat hamil, yang pasti harus tahu masa subur itu kapan. Kalau siklusnya teratur, masa subur itu (terletak) di tengah-tengah siklus, (sekitar) dua minggu sebelum hari haid selanjutnya," jelasnya.

Apa yang terjadi jika kita terlalu sering berhubungan seks? Mengutip New Health Advisor, terlalu banyak seks bisa menyebabkan serangan jantung (jika sebelumnya sudah memiliki masalah jantung), menyebabkan nyeri punggung, serta dehidrasi dan kelelahan.

2. Berhubungan seks saat menstruasi dianggap menjijikkan oleh sebagian orang

Plus Minus Berhubungan Seks saat Menstruasi Menurut OBGYNilustrasi menstruasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Masih mengacu pada survei dari The Flex Company, sebanyak 39,1 persen dari 502 orang menganggap berhubungan seks saat menstruasi itu menjijikkan. Selain itu, berhubungan seks saat menstruasi dianggap merepotkan karena mereka harus membersihkan bercak darah yang mengotori seprai dan benda lainnya.

Mayoritas orang yang mengisi survei ini mengidentifikasi diri sebagai perempuan (80 persen), 17 persen laki-laki, dan sisanya adalah trans, interseks, dan queer. Sekitar 85 persen peserta mengaku bahwa mereka straight.

3. Meningkatkan risiko infeksi menular seksual

Normalnya, vagina memiliki pH yang asam (antara 3,8 hingga 5,0) dan menjadi sedikit basa ketika menstruasi. Faktanya, pH asam bertindak sebagai pelindung dan mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Di sisi lain, mikroba lebih mungkin bertahan hidup dan berkembang biak di lingkungan yang basa.

"Darah adalah media yang baik untuk kuman tumbuh. Kalau (memiliki) infeksi yang berat seperti HIV atau hepatitis, (berhubungan seks saat menstruasi) sudah jelas berisiko. Gampang banget (virus tersebut) masuk ke badan pasangan," dr. Finna mewanti-wanti.

Baca Juga: 5 Risiko Berhubungan Seks saat Haid, Bisa Kena Infeksi Menular Seksual

4. Masih ada kemungkinan untuk hamil

Plus Minus Berhubungan Seks saat Menstruasi Menurut OBGYNilustrasi hamil (pixabay.com/Marncom)

Memang benar kehamilan tidak akan terjadi saat sedang menstruasi, tetapi sperma bisa bertahan hingga lima hari di dalam saluran reproduksi perempuan, dilansir Natural Cycles. Ini berarti berhubungan seks tanpa alat kontrasepsi saat menstruasi masih menyisakan peluang untuk hamil.

Peluang hamil semakin besar jika hubungan seks tanpa proteksi dilakukan di hari-hari terakhir menstruasi (misalnya di hari ke-5 atau 6). Solusinya, gunakan kondom untuk mencegah kehamilan dan infeksi serta mengurangi kontak dengan darah.

5. Berhubungan seks saat menstruasi tidak selamanya merugikan

Berbicara secara objektif, dr. Finna mengatakan bahwa berhubungan seks saat menstruasi memiliki beberapa manfaat. Salah satunya orgasme, yang melepaskan endorfin atau hormon kebahagiaan dan membuat kita lebih rileks.

"Jadi, kram pinggang, migrain, dan gejala-gejala yang lain lebih mereda. Beberapa studi bilang begitu," ungkapnya.

Selain itu, saat menstruasi, terkadang libido dan sensitivitas perempuan meningkat, sehingga lebih mudah terangsang atau bergairah. Semua yang disebutkan di atas adalah manfaat dari sisi perempuan, ya!

6. Sebagian orang yang berhubungan seks saat menstruasi menggunakan benda ini

Membahas tentang berhubungan seks saat menstruasi tidak lepas dari benda yang bernama menstrual disc. Walau terlihat seperti menstrual cup, keduanya memiliki beberapa perbedaan.

"Kalau menstrual cup (diletakkan) di liang vagina, nah ini (menstrual disc) lebih ke atas, dekat dengan mulut rahim. Karena letaknya di ujung, (klaimnya) vagina akan tetap bersih dan tidak ada darah yang bocor," terang dr. Finna.

Menstrual disc diklaim bisa menampung darah haid hingga 12 jam. Tersedia dalam dua tipe, yaitu sekali pakai (disposable) dan dapat digunakan berulang kali (reusable). Bagaimana dengan keamanannya?

Beberapa ahli mengatakan bahwa menstrual disc aman, salah satunya adalah merk Flex Disc yang telah disetujui oleh Lembaga Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Namun, karena menstrual disc dimasukkan ke dalam tubuh, ada risiko sindrom syok toksik, mengutip Healthline.

Kalau ingin berhubungan seks saat menstruasi, pertama-tama bicarakan dulu dengan pasangan karena aktivitas seks ini bukan untuk semua orang.

Seseorang dengan kondisi medis tertentu mungkin tidak ingin melakukannya. Dalam beberapa kasus, tidak aman berhubungan seks pada masa ini karena dapat menularkan infeksi melalui darahnya.

Baca Juga: 9 Fakta Medis Berhubungan Seks saat Menstruasi, Aman Nggak sih?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya