Sifilis Kongenital, Ditularkan oleh Ibu ke Bayi selama Hamil

Bisa diketahui dengan melakukan tes

Insiden sifilis kongenital meningkat pesat di seluruh dunia dengan 700.000 hingga 1,5 juta kasus dilaporkan setiap tahun antara tahun 2016 dan 2023 (Children, 2023), 

Sifilis kongenital adalah kondisi saat bayi lahir terinfeksi sifilis. Satu-satunya cara bayi bisa terkena sifilis kongenital adalah jika sang ibu mengidap sifilis dan menularkannya kepada bayi.

Kenali sifilis kongenital lebih dekat, mulai dari penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahannya.

1. Disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum

Mengutip MSD Manual, sifilis kongenital adalah infeksi multisistem yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan ditularkan ke janin melalui plasenta. Siapa saja yang aktif secara seksual bisa terkena sifilis.

Sifilis bisa ditularkan melalui seks vagina, anal, dan oral. Selain itu, juga bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka sifilis tidak selalu terasa sakit, sehingga kerap diabaikan atau tidak disadari oleh penderitanya.

2. Gejala dan dampak sifilis kongenital pada bayi

Sifilis Kongenital, Ditularkan oleh Ibu ke Bayi selama Hamililustrasi bayi yang terlahir prematur (pixabay.com/SeppH)

Sifilis kongenital bisa menyebabkan keguguran, stillbirth (lahir dalam keadaan mati), prematur (lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu), dan berat badan lahir rendah (lahir dengan berat badan di bawah 2,5 kilogram).

Dilansir MedlinePlus, kebanyakan bayi yang terinfeksi sebelum lahir tampak normal. Seiring waktu, gejala bisa berkembang. Pada bayi berusia kurang dari 2 tahun, gejalanya bisa meliputi:

  • Pembesaran hati dan/atau limpa (massa di perut).
  • Gagal menambah berat badan atau gagal tumbuh (termasuk sebelum lahir, dengan berat badan lahir rendah).
  • Demam.
  • Sifat lekas marah.
  • Iritasi dan pecah-pecah pada kulit di sekitar mulut, alat kelamin, dan anus.
  • Ruam dimulai dengan lepuh kecil, terutama pada telapak tangan dan telapak kaki, kemudian berubah menjadi ruam berwarna tembaga, datar, atau bergelombang.
  • Kelainan rangka (tulang).
  • Tidak mampu menggerakkan lengan atau kaki yang nyeri.
  • Cairan encer dari hidung.

Gejala pada bayi yang lebih tua dan anak kecil mungkin termasuk:

  • Gigi berlekuk dan berbentuk pasak yang tidak normal, disebut gigi Hutchinson.
  • Sakit tulang.
  • Kebutaan.
  • Kekeruhan pada kornea (penutup bola mata).
  • Penurunan pendengaran atau tuli.
  • Kelainan bentuk hidung dengan batang hidung yang rata (hidung pelana).
  • Bercak abu-abu seperti lendir di sekitar anus dan vagina.
  • Pembengkakan sendi.
  • Sabre shins (masalah tulang tungkai bawah).
  • Jaringan parut pada kulit di sekitar mulut, alat kelamin, dan anus.

3. Bisa diketahui dengan tes sifilis

Idealnya, semua perempuan hamil harus menjalani tes sifilis saat memeriksakan kandungan untuk pertama kalinya. Terkadang, tes ini perlu diulang di awal trimester ketiga dan setelah melahirkan. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah di lengan.

Jika hasil tesnya negatif, kemungkinan tidak terkena sifilis namun dianjurkan untuk melakukan tes ulang. Ini karena antibodi tidak langsung terbentuk, butuh waktu beberapa minggu setelah terinfeksi.

Dokter mungkin juga akan menguji darah bayi dan melakukan tes lain, seperti pungsi lumbal (spinal tap) atau sinar-X. Tujuannya adalah memastikan apakah bayi mengidap sifilis kongenital atau tidak.

Baca Juga: Tanda dan Gejala Sifilis Berdasarkan Tahapan Penyakitnya

4. Pengobatan

Sifilis Kongenital, Ditularkan oleh Ibu ke Bayi selama Hamililustrasi antibiotik (pixabay.com/AVAKAphoto)

Untungnya, sifilis bisa diobati dan disembuhkan dengan antibiotik. Setelah dinyatakan positif, ibu hamil harus segera mendapatkan pengobatan. Yang direkomendasikan adalah penisilin.

Bayi yang mengidap sifilis kongenital juga harus segera diobati. Mengutip dari March of Dimes, bayi mungkin mendapatkan penisilin melalui suntikan atau melalui jalur intravena.

Jumlah pengobatan yang didapat bayi bergantung pada infeksi dan kondisinya. Bagi sebagian bayi, sifilis kongenital bisa disembuhkan sepenuhnya. Bagi yang lain, mereka mungkin memerlukan pengobatan untuk kondisi kesehatan yang disebabkan oleh infeksi.

Jika bayi mengidap sifilis kongenital, penting bagi bayi untuk segera mendapatkan pengobatan untuk membantu mencegah komplikasi. Pastikan bayi mendapatkan semua pemeriksaan kesehatan untuk memastikan pengobatannya berhasil.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Masalah kesehatan yang bisa terjadi jika bayi tidak mendapatkan pengobatan antara lain:

  • Kebutaan.
  • Ketulian.
  • Kelainan bentuk wajah.
  • Masalah sistem saraf.

6. Pencegahan

Sifilis Kongenital, Ditularkan oleh Ibu ke Bayi selama Hamililustrasi pemeriksaan prenatal rutin (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pada akhirnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Kunci agar bayi tidak terkena sifilis kongenital adalah orang tuanya tidak bergonta-ganti pasangan seksual. Namun, perlu diingat bahwa pasangan dalam hubungan monogami sekalipun juga perlu menjalani tes sifilis.

Selain itu, selalu gunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dan hindari kontak dengan luka sifilis. Jenis kondom yang disarankan adalah lateks dan harus dipakai dengan benar.

Kalau kamu curiga mengidap penyakit menular seksual seperti sifilis, segera dapatkan bantuan medis untuk menghindari komplikasi seperti menulari bayi selama kehamilan atau kelahiran.

Perawatan prenatal sangat penting. Tes darah rutin untuk sifilis dilakukan selama kehamilan. Tes ini membantu mengidentifikasi ibu yang terinfeksi sehingga mereka dapat diobati untuk mengurangi risiko terhadap bayi dan diri mereka sendiri. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dan menerima pengobatan antibiotik yang tepat selama kehamilan memiliki risiko minimal terkena sifilis kongenital.

Baca Juga: 5 Cara Penularan Sifilis, Tidak Selalu Lewat Aktivitas Seks Lho!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya