Teknologi Suara Berbasis AI bisa Mendeteksi Diabetes Tipe 2?

Makin hari, makin canggih, ya?

Peran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam bidang kesehatan tak terhitung banyaknya. Salah satunya adalah memantau data kesehatan pasien dari waktu ke waktu lalu memberikan rekomendasi perubahan gaya hidup dan pilihan pengobatan sesuai kondisi mereka.

Selain itu, berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Mayo Clinic Proceedings: Digital Health pada Oktober 2023, diketahui bahwa AI bisa dilatih untuk mendeteksi diabetes tipe 2 dalam rekaman suara seseorang. Bagaimana caranya?

1. Di masa depan, akan ada lebih banyak orang yang menderita diabetes

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan diabetes sebagai penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Seiring waktu, diabetes bisa menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.

Diabetes dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Diabetes tipe 1: Kondisi kronis saat pankreas memproduksi sedikit insulin atau bahkan tidak sama sekali. Penyebabnya adalah memiliki gen tertentu dan autoimun (tubuh menghancurkan sel-sel penghasil insulin).
  • Diabetes tipe 2: Tubuh menjadi resistan terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin, biasanya karena gaya hidup yang kurang sehat, seperti sering mengonsumsi makanan atau minuman manis dalam waktu yang lama, obesitas, dan kurang beraktivitas fisik.

Menurut International Diabetes Federation (IDF), ada 537 juta orang dewasa berusia 20–79 tahun yang hidup dengan diabetes tahun 2021. Diperkirakan, jumlahnya akan naik menjadi 643 juta orang tahun 2030 dan 783 juta orang pada tahun 2045.

2. Teknologi suara tersebut berhasil mendeteksi diabetes tipe 2 dengan tingkat akurasi tinggi

Teknologi Suara Berbasis AI bisa Mendeteksi Diabetes Tipe 2?ilustrasi gelombang suara (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Studi ini melibatkan 267 peserta yang sebagian di antaranya mengidap diabetes tipe 2. Mereka diminta untuk merekam frasa (gabungan dua kata atau lebih) tetap enam kali sehari selama dua minggu lewat aplikasi telepon.

Terkumpul 18.465 rekaman yang diproses untuk mengekstrak 14 karakteristik vokal yang berbeda, termasuk nada dan intensitas. Hasilnya, teknologi suara berbasis AI tersebut mampu mendeteksi diabetes tipe 2 dengan tingkat akurasi 89 persen untuk perempuan dan 86 persen untuk laki-laki.

Alat tersebut mengidentifikasi diabetes tipe 2 secara berbeda pada perempuan dan laki-laki. Pada perempuan, bisa diketahui dari variasi nada, sementara pada laki-laki bisa diketahui dari variasi intensitas dan amplitudo.

3. Perlu studi lanjutan dengan peserta yang lebih banyak dan lebih beragam

Walaupun terlihat menjanjikan, tetapi para peneliti mengatakan bahwa butuh studi lanjutan dengan peserta yang lebih banyak dan lebih beragam sebelum menarik kesimpulan. Jika alat ini memberikan hasil yang konsisten, maka bisa digunakan sebagai metode diagnosis alternatif.

Apalagi, tes darah (yang selama ini dijadikan sebagai metode diagnosis standard) memakan waktu lama untuk analisis dan sebelum itu, pasien juga harus berpuasa selama 8–12 jam. Sedangkan metode ini hanya memerlukan akses ke aplikasi smartphone.

Diperkirakan ada puluhan hingga ratusan juta orang di seluruh dunia yang menderita diabetes tipe 2 tetapi tidak mengetahuinya. Diharapkan, teknologi terbaru ini bisa membantu mereka menyadari penyakitnya dan melakukan pengobatan lebih awal.

Baca Juga: 7 Tanda Diabetes yang Tidak Terkontrol, Hati-Hati Komplikasi!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya