Tes Kesehatan yang Dianjurkan untuk Usia 20-an hingga 60-an

Demi kesehatan, kamu harus proaktif

Intinya Sih...

  • Pemeriksaan kesehatan rutin sesuai usia sangat penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit.
  • Pemeriksaan kesehatan rutin yang direkomendasikan untuk usia 20-an, 30-an, 40-an, 50-an, dan 60-an tidaklah sama.

Seberapa sering kamu melakukan pemeriksaan kesehatan alias medical check-up? Atau justru belum pernah sama sekali?

Sebenarnya, kamu dianjurkan untuk memeriksakan diri setidaknya setahun sekali. Tes kesehatan rutin sangat penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit, sehingga dapat diobati secara efektif.

Namun, pemeriksaan kesehatan rutin yang direkomendasikan untuk usia 20-an, 30-an, 40-an, 50-an, dan 60-an tidaklah sama.

1. Usia 20-an

Pada usia ini, kebanyakan orang sudah aktif secara seksual. Kamu dianjurkan untuk menjalani tes gonore, klamidia, sifilis, dan HIV, setidaknya setahun sekali, terutama orang yang melakukan perilaku seksual berisiko, seperti:

  • Hubungan seks oral, vaginal, dan anal tanpa pengaman (kondom).
  • Berhubungan seks pada usia yang terlalu muda (sebelum usia 14 tahun).
  • Bergonta-ganti pasangan seksual.

Selain itu, kamu juga disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan mental. 

Tak lupa, jalanilah pemeriksaan kesehatan dasar seperti:

  • Tes darah: Untuk mengidentifikasi diabetes, asam urat, kolesterol, anemia, leukemia, dan gangguan pembekuan darah.
  • Tekanan darah: Untuk mengetahui apakah memiliki hipotensi atau hipertensi.
  • Tes urine: Untuk mengidentifikasi penyakit ginjal, diabetes, gangguan saluran kemih, serta kerusakan hati dan saluran empedu.
  • Sinar-X: Untuk mendeteksi masalah tulang, sendi, jantung, serta beberapa jenis kanker.

2. Usia 30-an

Tes Kesehatan yang Dianjurkan untuk Usia 20-an hingga 60-anilustrasi perempuan sedang berolahraga (unsplash.com/ŞULE MAKAROĞLU)

Banyak yang mengatakan bahwa kekuatan dan performa fisik manusia mencapai puncaknya pada usia 30-an. Contohnya tulang, yang mencapai kondisi paling kuat dan padat di usia 30-an, mengutip dari Science Alert.

Namun, kamu tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti di usia 20-an. Plus, menjalani tes kesuburan bagi pasangan yang belum mendapatkan keturunan, karena fertilitas perempuan mulai mengalami penurunan pada usia 30.

Dilansir Planned Parenthood, tes yang dimaksud berupa ultrasonografi (USG) untuk melihat kondisi ovarium dan rahim, melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon, atau mengecek lendir serviks untuk mengetahui kapan masa subur.

3. Usia 40-an

Selain menjalani pemeriksaan kesehatan dasar, ada beberapa tes tambahan yang perlu dipertimbangkan. Seperti mammogram untuk mencari tanda-tanda kanker payudara, pemeriksaan kanker kolorektal (usus besar), serta memeriksa kondisi jantung.

Mammogram dan pemeriksaan jantung perlu dilakukan setahun sekali. Sementara, kolonoskopi pertama bisa dilakukan pada usia 45 tahun. Jika tidak ada polip, maka pemeriksaan selanjutnya bisa dilakukan 10 tahun kemudian.

Jika terdapat 1–2 polip berukuran di bawah 1 cm, maka kolonoskopi harus diulang dalam 5 tahun. Namun, jika ditemukan ≥5 polip yang ukurannya di bawah 1 cm atau ≥3 polip berukuran di atas 1 cm, maka pemeriksaan harus dilakukan setahun sekali, menurut American Society of Colon and Rectal Surgeons.

Baca Juga: 7 Alasan Pentingnya Medical Check-up Sejak Muda, Jangan Tunggu Sakit

4. Usia 50-an

Tes Kesehatan yang Dianjurkan untuk Usia 20-an hingga 60-anilustrasi kakek dan cucunya (pixabay.com/ole044)

Pemeriksaan yang perlu dilakukan di usia 50-an adalah skrining kanker paru dan kanker prostat. American Cancer Society merekomendasikan CT scan dosis rendah setahun sekali untuk orang berusia 50-80 tahun yang masih merokok atau memiliki riwayat merokok minimal 20 pack-year.

FYI, 1 pack-year setara dengan merokok 1 bungkus (berisi 20 batang rokok) per hari selama setahun. Maka, 20 pack-year berarti merokok 1 bungkus per hari selama 20 tahun atau merokok 2 bungkus per hari selama 10 tahun.

Di sisi lain, skrining kanker prostat bisa dimulai sejak laki-laki menginjak usia 50 tahun. Ini berupa tes darah yang disebut tes antigen spesifik prostat (PSA). Jika kadar PSA terlalu tinggi, kamu dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu biopsi prostat.

5. Usia 60-an

Selain pemeriksaan yang telah disebutkan sebelumnya, orang berusia 60-an perlu menjalani skrining kepadatan tulang (untuk mengetahui apakah terkena osteoporosis atau tidak), tes pendengaran dan penglihatan, serta mendapatkan vaksinasi flu setahun sekali.

Mereka juga perlu menjalani penilaian risiko jatuh dan depresi secara berkala. Sebagai informasi, jatuh (terutama di kamar mandi) adalah penyebab kematian utama terkait cedera pada orang berusia 65 tahun ke atas.

Depresi juga tak boleh disepelekan. Banyak lansia yang mengalaminya karena pasangannya meninggal dunia, putus asa dengan penyakit yang tak kunjung sembuh, merasa tidak berguna, atau kesepian yang berkepanjangan.

Baca Juga: Moms, Ini 5 Tes Skrining yang Perlu Dilakukan selama Kehamilan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya