Hipospadia Bisa Diatasi dengan Operasi, Berapa Usia Idealnya?

Kelainan bawaan lahir ini bisa disembuhkan

Hipospadia merupakan kelainan genitalia bawaan lahir, di mana lubang saluran kemih tidak terletak di ujung penis, tetapi pada bagian bawah batang penis. Angka kejadian hipospadia adalah 1 per 200-300 kelahiran bayi laki-laki.

Jika tidak ditangani, dampak jangka panjangnya adalah gangguan pada reproduksi, infertilitas, dan psikologis. Oleh karena itu, hipospadia perlu ditangani sedini mungkin agar kualitas hidup pasien di masa depan tidak terganggu.

Atas dasar itu, Asri Urology Center (AUC) mengadakan virtual media briefing bertema "Hipospadia dan Kelainan Genitalia Lainnya pada Anak dapat Disembuhkan" pada Jumat (4/6/2021). Narasumber yang dihadirkan adalah dr. Arry Rodjani, Sp.U(K), Konsultan Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI; Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp. (K), Konsultan Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI; dan Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K), Ketua Asri Urology Center (AUC). Simak, yuk!

1. Ini adalah kondisi di mana lubang kencing terletak di bawah batang penis, bukan di ujung penis

Hipospadia Bisa Diatasi dengan Operasi, Berapa Usia Idealnya?ilustrasi hipospadia (fairview.org)

Sebelum beranjak lebih jauh, dr. Arry menjelaskan tentang definisi hipospadia terlebih dahulu. Ia mengatakan, hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir pada genitalia pria di mana letak lubang saluran kemih tidak di ujung penis, melainkan di bagian bawah batang penis.

Selain itu, kulit kulup tidak terbentuk sempurna dan menyerupai hoodie. Angka kejadian hipospadia adalah 1 dari 200-300 kelahiran bayi laki-laki dan menjadikannya sebagai kasus kelainan genitalia yang sering ditemukan.

Memang, hipospadia tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi menyebabkan gangguan saat berkemih. Karena lubang saluran kemih tidak di ujung penis, pasien harus buang air kecil dengan duduk atau jongkok agar aliran kencingnya tidak mengenai celana.

2. Ini akibat pembentukan organ genitalia yang tidak sempurna saat masih di dalam kandungan

Hipospadia Bisa Diatasi dengan Operasi, Berapa Usia Idealnya?ilustrasi foto USG janin (freepik.com/grooveriderz)

Mengapa hipospadia bisa terjadi? Menurut dr. Irfan, kasus kelainan genital bawaan lahir umumnya karena pembentukan organ genitalia yang tidak sempurna selama masih di dalam kandungan.

"Proses pembentukan organ genitalia ini melibatkan banyak faktor, mulai dari genetik (kromosom seks), gonad, hormon, hingga reseptor hormon. Gangguan pada salah satu atau beberapa faktor dalam proses pembentukan ini dapat menyebabkan kelainan genital," ungkap dr. Irfan.

Faktor lain yang disinyalir berpengaruh ialah polusi udara, pemakaian kosmetik saat hamil, paparan insektisida pada bahan-bahan makanan, dan hal lain yang mengganggu sistem endokrin di masa kehamilan.

Selain itu, bayi yang lahir dengan berat badan rendah berisiko lebih tinggi terkena hipospadia. Begitu pula dengan penggunaan kontrasepsi oral setelah konsepsi (pembuahan) serta kehamilan dengan metode bayi tabung.

3. Waktu yang tepat untuk operasi adalah pada usia 6-24 bulan

Hipospadia Bisa Diatasi dengan Operasi, Berapa Usia Idealnya?ilustrasi operasi atau pembedahan (unsplash.com/Jafar Ahmed)

Pasien hipospadia idealnya dioperasi pada usia 6-24 bulan. Mengapa? Karena kalau di atas usia 24 bulan, penyembuhannya akan memakan waktu lebih lama. Sementara, kalau usianya kurang dari 6 bulan, dikhawatirkan belum cukup kuat untuk operasi dan anestesi dengan durasi lebih dari 2 jam.

"Kalau pada orang dewasa, operasi itu lebih sulit karena mempertimbangkan faktor ereksi dan penyembuhan luka. Lebih baik dilakukan pada usia anak-anak ketimbang dewasa, kalau memungkinkan," ujar dr. Arry.

Tujuan pembedahan hipospadia adalah untuk keperluan fungsional dan kosmetik. Fungsional berarti pembedahan dilakukan agar bisa buang air kecil secara normal dan supaya aktivitas seksual di masa depan tidak terganggu.

Jika lubang saluran kemih tidak di ujung penis, maka saat kencing tidak bisa lurus ke depan dan membuat celananya basah. Dan dari segi aktivitas seksual, ketika ejakulasi sperma kesulitan masuk ke dalam vagina.

Sementara untuk keperluan kosmetik, penampilan penis akan diubah selayaknya penis normal. Dokter Arry mengingatkan agar pasien tidak disunat dulu karena kulit kulup akan digunakan untuk keperluan rekonstruksi (perbaikan).

"Setelah dioperasi, penis akan tampak normal layaknya penis yang sudah disunat. Bisa buang air kecil sendiri, tidak ada masalah dalam berkemih, dan penis lurus saat ereksi adalah hasil ideal yang diharapkan," tutur dr. Arry.

Baca Juga: 7 Fakta Hipospadia, Kelainan Bawaan yang Dialami Aprilia Manganang

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya