Aneurisme Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bisa bahaya jika aneurisme sampai pecah

Aneurisme aorta adalah tonjolan seperti balon di aorta, arteri besar yang membawa darah dari jantung melalui dada dan batang tubuh.

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke bagian lain dari tubuh. Jika aneurisme tumbuh besar, itu bisa pecah dan menyebabkan pendarahan berbahaya atau bahkan kematian.

Kebanyakan aneurisme berada di aorta, arteri utama yang mengalir dari jantung melalui dada dan perut.

1. Jenis

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), ada dua jenis aneurisme aorta. Mereka memengaruhi berbagai bagian tubuh. Keduanya merupakan kondisi terpisah dengan faktor risiko dan penyebab yang berbeda.

  • Aneurisme aorta perut: Ini merupakan tempat paling umum untuk aneurisme. Bagian perut dari aorta berjalan melalui daerah perut. Ini membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke jaringan dan organ perut dan tungkai bawah. 
  • Aneurisme aorta toraks: Ini terjadi di bagian dada aorta, di atas diafragma, dan lebih jarang terjadi.

2. Penyebab dan faktor risiko

Aneurisme Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi jenis aneurisme aorta (ahajournals.org)

Kamu mungkin memiliki peningkatan risiko terkena aneurisme aorta karena usia, riwayat keluarga, gen, kebiasaan gaya hidup, kondisi medis, atau jenis kelamin.

1. Usia dan jenis kelamin

Risiko aneurisme aorta meningkat seiring bertambahnya. Aneurisme aorta perut paling sering terjadi pada orang dewasa setelah usia 65 tahun.

Pria lebih mungkin mengembangkan aneurisme aorta. Namun, aneurisme yang sudah ada lebih mungkin pecah pada ukuran yang lebih kecil pada perempuan.

2. Riwayat kesehatan dan genetik

Menurut NHLBI, 1 dari 10 orang dengan aneurisme aorta perut memiliki riwayat keluarga. Peluang mengembangkan aneurisme aorta perut adalah 1 dari 5 untuk orang yang memiliki orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan, atau anak dengan kondisi tersebut (kerabat tingkat pertama).

Beberapa kondisi keluarga atau genetik meningkatkan risiko aneurisme aorta toraks. Ini termasuk:

  • Sindrom Ehlers-Danlos.
  • Sindrom Loeys-Dietz.
  • Sindrom Marfan.
  • Sindrom Turner.
  • Aneurisme aorta torakalis familial.
  • Katup aorta bikuspid, yang merupakan katup aorta abnormal.

3. Gaya hidup

Beberapa kebiasaan gaya hidup meningkatkan risiko aneurisme aorta:

  • Merokok adalah salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko aneurisme aorta, terutama aneurisme aorta perut. Jika kamu merokok, aneurisme aorta perut bisa tumbuh lebih cepat dan lebih mungkin pecah.
  • Stimulan seperti kokain dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko aneurisme aorta.

4. Kondisi medis 

Kondisi medis yang merupakan faktor risiko aneurisme aorta meliputi:

  • Aneurisme pembuluh darah di bagian tubuh lainnya.
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Kondisi kardiovaskular, seperti aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan penyakit arteri perifer.
  • Kadar kolesterol darah yang tidak sehat.
  • Tekanan darah tinggi, yang tidak hanya merupakan faktor risiko utama aneurisme aorta toraks, tetapi juga faktor risiko aneurisme aorta perut.
  • Infeksi bakteri, yang merupakan faktor risiko aneurisme aorta toraks.
  • Kondisi ginjal seperti gagal ginjal, penyakit ginjal kronis, dan penyakit ginjal polikistik.
  • Obesitas.
  • Pheochromocytomaexternal, tumor langka dari kelenjar adrenal yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
  • Trauma, seperti dari kecelakaan mobil atau jatuh, yang mana ini merupakan faktor risiko aneurisme aorta toraks.
  • Vaskulitis.

3. Gejala

Aneurisme aorta mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Gejala akan tergantung pada lokasi aneurisme, dan apakah cukup besar untuk memengaruhi bagian lain dari tubuh. Jika muncul gejala, ini bisa termasuk:

  • Sulit atau sakit saat menelan jika aneurisme mendorong kerongkongan, tabung yang menghubungkan mulut dan perut.
  • Kesulitan bernapas jika aneurisme mendorong trakea atau tenggorokan.
  • Merasa kenyang setelah tidak makan sedikit.
  • Suara serak.
  • Nyeri di leher, rahang, punggung, dada, perut atau bahu, tergantung di mana aneurisme berada.
  • Perasaan berdenyut atau seperti ditusuk di area perut.
  • Sesak napas jika aneurisme menekan paru-paru.
  • Pembengkakan pada wajah, leher, atau lengan jika aneurisme menekan vena cava superior, vena utama yang mengembalikan darah dari tubuh bagian atas ke jantung.

Apabila kamu didiagnosis dengan aneurisme aorta, penting untuk mengetahui gejala pecahnya, atau robeknya aorta, karena perawatan cepat dapat menyelamatkan hidup. Gejala aneurisme pecah mungkin termasuk:

  • Pusing.
  • Detak jantung cepat.
  • Sakit parah di daerah perut, dada, atau punggung secara tiba-tiba.

Baca Juga: Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahu

4. Diagnosis dan skrining

Aneurisme Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/pressfoto)

Untuk mendiagnosis aneurisme aorta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes pencitraan. Aneurisme aorta perut didiagnosis ketika aorta perut berdiameter tiga sentimeter (cm) atau lebih besar. Diameter normal aorta toraks tergantung pada usia, jenis kelamin, dan bagian aorta toraks mana yang diukur.

Selama pemeriksaan fisik, dokter mungkin melakukan beberapa langkah dasar untuk mencari aneurisme aorta.

  • Merasakan daerah perut.
  • Mendengarkan jantung untuk murmur jantung, suara jantung yang lebih lembut, atau perubahan lain dalam aliran darah yang bisa menjadi tanda aneurisme.
  • Memeriksa denyut nadi di lengan dan kaki untuk melihat apakah terasa lebih lemah dari biasanya.
  • Mencari gejala kondisi medis yang merupakan faktor risiko aneurisme aorta, seperti sindrom Marfan atau sindrom Ehlers-Danlos. Ini mungkin termasuk melihat kulit, otot dan tulang, mata, kepala dan wajah, dan jantung.

Skrining untuk aneurisme aorta biasanya dilakukan dengan menggunakan ultrasnogragi (USG). Tes ini menunjukkan apakah diameter aorta lebih besar dari yang seharusnya. Jika lebih besar dari biasanya, dokter dapat merekomendasikan skrining lain nanti untuk memeriksa pertumbuhan.

Untuk membuat diagnosis, dokter mungkin memesan beberapa tes.

  • USG memberi informasi tentang ukuran aneurisme aorta perut dan memantau aorta dari waktu ke waktu. Jika kamu mengalami sakit perut atau punggung, USG dapat memeriksa aneurisme aorta perut atau kemungkinan penyebab lain dari rasa sakit. Setelah aneurisme aorta terlihat atau dicurigai pada USG, kamu mungkin perlu CT scan atau MRI untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang bentuk atau lokasi aneurisme.
  • Ekokardiografi memberi informasi tentang ukuran aneurisme aorta dan tentang aneurisme aorta toraks, yang dekat dengan jantung. Bagian lain dari aorta toraks lebih baik dilihat dengan studi pencitraan lain seperti CT atau MRI.
  • MRI memberi informasi tentang ukuran, bentuk, dan lokasi aneurisme.

Kelompok orang tertentu dapat diskrining untuk aneurisme aorta toraks. Mereka termasuk:

  • Orang dengan sindrom Marfan, sindrom Loeys-Dietz, sindrom Ehlers-Danlos, atau sindrom Turner.
  • Orang tua, anak-anak, dan saudara kandung (kerabat tingkat pertama) dari orang-orang yang memiliki aneurisme aorta toraks atau aneurisme aorta toraks terkait katup bikuspid.

Ada kelompok orang tertentu yang dapat diskrining untuk aneurisme aorta perut:

  • Pria berusia 65 hingga 75 tahun yang pernah merokok atau memiliki kerabat tingkat pertama dengan kondisi tersebut.
  • Pria berusia 65 hingga 75 tahun yang tidak pernah merokok tetapi memiliki faktor risiko lain, seperti riwayat keluarga, aneurisme vaskular lainnya, atau penyakit jantung koroner.
  • Pria dan perempuan berusia lebih dari 75 tahun yang sehat, pernah merokok, atau memiliki kerabat tingkat pertama dengan kondisi tersebut.
  • Orang yang memiliki penyakit arteri perifer, tanpa memandang usia, jenis kelamin, riwayat merokok, atau riwayat keluarga.

5. Penanganan

Penanganan aneurisme aorta akan tergantung pada ukuran, lokasi, dan faktor risiko. Aneurisme aorta kecil dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup sehat. Ini bertujuan untuk memperlambat pertumbuhan aneurisme dan menurunkan kemungkinan pecah atau diseksi.

Dokter dapat mengobati kondisi medis lain yang meningkatkan risiko untuk aneurisme pecah atau diseksi, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal kronis, dan kolesterol darah tinggi. Operasi mungkin direkomendasikan untuk memperbaiki aneurisme yang berukuran besar.

Pola hidup sehat yang direkomendasikan umumnya berupa:

  • Berhenti merokok. Ini adalah bagian terpenting dari perawatan untuk memperlambat pertumbuhan aneurisme. Risiko pecah turun setelah berhenti merokok, terutama pada perempuan. 
  • Pola makan sehat untuk jantung. Untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi atau kolesterol darah tinggi.
  • Kelola stres untuk membantu mengontrol tekanan darah tinggi, terutama untuk aneurisme aorta toraks. Dokter mungkin juga menyarankan untuk menghindari angkat besi berat dan stimulan kuat, seperti kokain.
  • Rutin olahraga. Studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik sedang tidak meningkatkan risiko pecahnya atau pertumbuhan aneurisme dan dapat memiliki manfaat kesehatan. Tanyakan dokter untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik yang tepat buat kamu.

Dokter juga dapat meresepkan beberapa obat:

  • Aspirin mungkin direkomendasikan, terutama jika kamu memiliki risiko kardiovaskular lainnya. Obat ini dapat meningkatkan risiko perdarahan eksternal.
  • Obat tekanan darah untuk menurunkan tekanan darah. Obat-obatan ini termasuk beta-blocker, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, dan angiotensin receptor blocker (ARB).
  • Statin untuk mengontrol kadar kolesterol.

Tergantung penyebab atau ukuran aneurisme aorta atau seberapa cepat pertumbuhannya, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk memperbaikinya. Pecahnya atau diseksi aneurisme mungkin memerlukan pembedahan darurat.

  • Perbaikan bedah terbuka adalah jenis operasi yang paling umum. Kamu akan tertidur selama prosedur. Dokter membuat sayatan besar di daerah perut atau dada, tergantung lokasi aneurisme. Aneurisme kemudian diangkat dan cangkok dijahit pada tempatnya. Cangkok ini biasanya berupa tabung yang terbuat dari poliester anti bocor. Waktu pemulihan untuk perbaikan bedah terbuka adalah sekitar satu bulan.
  • Perbaikan aneurisme endovaskular (EVAR) dilakukan dengan kateterisasi jantung dan kurang invasif dibanding perbaikan bedah terbuka. Ini karena lukanya lebih kecil, dan waktu pemulihan biasanya lebih cepat. EVAR digunakan untuk memperbaiki aneurisme aorta perut lebih sering daripada aneurisme aorta toraks. Selama prosedur, tim bedah membuat sayatan kecil, biasanya di selangkangan, kemudian memandu cangkok stent—​tabung yang dilapisi kain—melalui pembuluh darah hingga ke aorta. Cangkok stent kemudian mengembang dan menempel pada dinding aorta. Sebuah segel terbentuk antara cangkok stent dan dinding pembuluh darah untuk mencegah darah memasuki aneurisme aorta.

Dilansir Cleveland Clinic, pemulihan setelah operasi aneurisme membutuhkan waktu satu bulan atau lebih. Dokter akan terus memantau untuk perubahan pada aneurisme, pertumbuhan, atau komplikasi. Kebanyakan orang memiliki hasil positif setelah operasi.

Semua operasi memiliki risiko. Kemungkinan komplikasi setelah operasi meliputi:

  • Kebocoran darah di sekitar cangkok (disebut endoleak).
  • Gerakan cangkok menjauh dari tempat ia ditempatkan.
  • Pembentukan bekuan darah.
  • Infeksi.

6. Komplikasi yang dapat terjadi

Aneurisme Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi aneurisme aorta toraks (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Jika aneurisme aorta pecah, pendarahan internal akan terjadi. Tergantung pada lokasi aneurisme, jika sampai pecah bisa sangat berbahaya, bahkan mengancam jiwa. Dengan perawatan segera, banyak orang dapat pulih dari aneurisme yang pecah. 

Aneurisme aorta yang tumbuh juga dapat menyebabkan robekan pada dinding arteri. Diseksi memungkinkan darah bocor di antara dinding arteri. Hal ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Arteri yang menyempit mengurangi atau menghalangi aliran darah dari jantung ke area lain. Tekanan darah yang menumpuk di dinding arteri juga dapat menyebabkan aneurisme pecah.

Mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan jantung dapat membantu mencegah aneurisme aorta berkembang atau memburuk. Bicaralah dengan dokter tentang perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan. Jika berisiko mengalami aneurisme aorta, pastikan untuk melakukan pemeriksaan rutin. Menemukan dan mengobati aneurisme sejak dini sangat mengurangi risiko pecah atau komplikasi serius lainnya.

Baca Juga: Mengenal Peran Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya