Efek Ganja dan Sabu bagi Tubuh, Jangan Coba-coba Pakai!

Bukan tanpa alasan narkoba dilarang

Narkotika, psikotropika, dan obat terlarang (narkoba) bukan hanya dilarang, tetapi juga bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan.

Narkoba merupakan bahan atau zat yang dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis. Dalam jangka panjang, penggunaannya bisa memengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologis, seperti pikiran, perasaan, dan perilaku. 

Dari banyak jenis narkoba, jenis yang populer di antara ganja dan sabu. Walaupun berasal dari golongan yang berbeda, tetapi keduanya bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Efek sabu dan ganja bagi tubuh tidak main-main. Apa saja bahayanya?

Apa itu sabu?

Sabu, atau sabu-sabu, nama aslinya adalah metamfetamin, yang bentuknya kristal seperti gula batu. Jenis narkoba ini juga dijuluki "ice" kaena berbentuk kristal, tidak berwarna, maupun bau.

Mengutip laman Badan Narkotika Nasional, sabu memiliki pengaruh kuat terhadap saraf karena bekerja dengan cara menstimulasi susunan saraf pusat, sehingga menimbulkan efek euforia, peningkatan suasana hati, rasa percaya diri, dan bertambahnya daya konsentrasi.

Sabu digunakan dengan cara dibakar di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Asap yang ditimbulkannya dihirup dengan bong (sejenis pipa berisi air). Air tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut.

Sabu bisa digunakan dengan cara diisap, dihirup, disuntikkan, atau ditelan.

Apa itu ganja?

Efek Ganja dan Sabu bagi Tubuh, Jangan Coba-coba Pakai!ilustrasi ganja atau mariyuana (pexels.com/Kindel Media)

Ganja atau mariyuana adalah tanaman semusim yang tingginya bisa mencapai 2 meter. Tanaman ini memiliki bunga kecil mengumpul di bagian pucuknya. Daunnya berbentuk jari, seperti daun singkong, hanya saja bagian tepi daun ganja bergerigi dan tulang daun terlihat jelas.

Dalam dunia medis, ganja memang menyimpan manfaat sehingga dijadikan obat untuk kondisi medis tertentu, misalnya untuk tujuan mengurangi rasa sakit. Akan tetapi, ganja ilegal di banyak negara, termasuk di Indonesia. Alasannya karena dikhawatirkan akan disalahgunakan dan justru merusak kesehatan.

Ganja mengandung sekitar 400 senyawa, yang masing-masing diperkirakan berpotensi mempengaruhi otak dan tubuh dengan cara yang berbeda (Therapeutic Advances in Psychopharmacology, 2012).

Penggunaan ganja tanpa didasari indikasi medis berdampak negatif pada fungsi orang-organ tubuh dan kesehatan secara menyeluruh.

Baca Juga: Manfaat dan Risiko Susu Ganja, Modus Baru Pengedaran Narkoba

Efek ganja bagi kesehatan

Dijelaskan dalam laman Substance Abuse and Mental Health Services Administration, berikut ini efek negatif dan jangka panjang penggunaan ganja:

  • Kesehatan otak: Ganja dapat menyebabkan hilangnya IQ permanen sebanyak 8 poin ketika seseorang mulai menggunakannya pada usia muda. Poin IQ ini tidak akan kembali lagi, bahkan setelah berhenti menggunakan ganja.
  • Kesehatan mental: Penelitian mengaitkan penggunaan ganja dengan depresi, kecemasan, perencanaan bunuh diri, dan episode psikotik. Namun, tidak diketahui apakah penggunaan ganja adalah penyebab kondisi-kondisi tersebut.
  • Performa atletik: Penelitian menunjukkan bahwa ganja memengaruhi waktu, gerakan, dan koordinasi, yang dapat membahayakan performa atletik.
  • Mengemudi: Orang yang mengemudi di bawah pengaruh ganja dapat mengalami efek berbahaya: reaksi lebih lambat, jalur yang menyimpang, penurunan koordinasi, dan kesulitan bereaksi terhadap sinyal dan suara di jalan.
  • Kesehatan dan perkembangan bayi: Penggunaan ganja selama kehamilan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur, lahir mati, dan masalah perkembangan otak, yang mengakibatkan hiperaktif dan fungsi kognitif yang buruk. Tetrahydrocannabinol (THC) dan bahan kimia lain dari ganja juga dapat diteruskan dari ibu ke bayinya melalui ASI, sehingga berdampak lebih lanjut pada perkembangan kesehatan anak.
  • Kehidupan sehari-hari: Menggunakan ganja dapat memengaruhi kinerja dan seberapa baik kinerja kamu dalam hidup. Penelitian menunjukkan bahwa pengguna ganja lebih cenderung memiliki masalah hubungan, hasil pendidikan yang lebih buruk, prestasi karier yang lebih rendah, dan kepuasan hidup yang berkurang.

Efek sabu bagi tubuh

Efek Ganja dan Sabu bagi Tubuh, Jangan Coba-coba Pakai!ilustrasi kecanduan narkoba (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Metamfetamin merangsang otak dan sistem saraf pusat, dan dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk. Efek metamfetamin pada seseorang bergantung pada sejumlah faktor. Menurut National Alcohol and Drug Knowledgebase, ini termasuk:

  • Berapa banyak metamfetamin yang digunakan/dikonsumsi.
  • Metode penggunaan.
  • Bentuk dan kemurnian metamfetamin.
  • Tinggi dan berat badan pengguna.
  • Status kesehatan fisik dan mental pengguna saat menggunakannya.
  • Pengalaman pengguna sebelumnya dengan metamfetamin (pengguna baru vs. pengguna reguler).
  • Apakah zat lain (alkohol, tembakau, obat-obatan, atau obat-obatan terlarang lainnya) digunakan bersamaan dengan metamfetamin.

Ada berbagai risiko kesehatan mental yang terkait dengan penggunaan metamfetamin. Banyak dari risiko ini yang sangat serius, dan dapat menimbulkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang yang parah bagi penggunanya.

Efek metamfetamin tetap sama apa pun bentuknya (misalnya bubuk/bahan dasar/kristal). Namun, sabu kristal cenderung lebih kuat dan murni dibandingkan bentuk lainnya. Akibatnya, efeknya lebih mungkin terjadi dan mungkin lebih intens dibandingkan penggunaan metamfetamin bentuk lain.

Efek jangka pendek

Mengonsumsi sabu dalam jumlah kecil pun dapat menimbulkan efek kesehatan yang berbahaya, antara lain:

  • Peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh.
  • Napas lebih cepat.
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur.
  • Kehilangan nafsu makan, pola tidur terganggu, atau mual.
  • Perilaku tidak menentu, agresif, mudah tersinggung, atau kasar.

Risiko kesehatan jangka panjang

Penggunaan sabu secara kronis dapat menyebabkan banyak dampak kesehatan jangka panjang yang merusak, bahkan ketika kamu berhenti menggunakannya. Ini termasuk:

  • Kerusakan permanen pada jantung dan otak.
  • Tekanan darah tinggi menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian.
  • Kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru.
  • Kecemasan, kebingungan, dan insomnia.
  • Paranoia, halusinasi, gangguan suasana hati, delusi, atau perilaku kekerasan (gejala psikotik terkadang dapat berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah penggunaan sabu).
  • Rasa gatal yang hebat hingga menyebabkan luka pada kulit akibat garukan.
  • Osteoporosis dini.
  • Masalah gigi yang parah.

Bukan tanpa alasan narkoba dilarang karena lebih banyak efek merusaknya bagi kesehatan, termasuk sabu dan ganja.

Kalau kamu merupakan pengguna narkoba, baik sesekali maupun reguler, berhentilah. Ada sejumlah pendekatan untuk mendukung kamu dalam mengurangi atau menghentikan penggunaan narkoba. 

Dukungan yang diperlukan tergantung pada tahap apa saat seseorang mempertimbangkan untuk keluar dari jerat narkoba. Jenis perawatan yang dibutuhkan bisa berupa:

  • Konseling.
  • Manajemen putus obat (withdrawal).
  • Penilaian.
  • Dukungan dan manajemen kasus.
  • Rehabilitasi.
  • Informasi dan edukasi.
  • Farmakoterapi.

Baca Juga: Kecanduan Opioid dan Gangguan Penggunaan Opioid, Bahayakah?

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya