Fistula Ani: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Penyebab terseringnya adalah abses anus

Fistula ani atau anal fistula adalah terowongan kecil yang menghubungkan abses, rongga yang terinfeksi di anus, ke lubang pada kulit di sekitar anus.

Anus adalah lubang eksternal tempat feses dikeluarkan dari tubuh. Tepat di dalam anus terdapat sejumlah kelenjar kecil yang membuat lendir. Kadang, kelenjar ini tersumbat dan dapat terinfeksi, menyebabkan abses. Sekitar setengah dari abses ini dapat berkembang menjadi fistula.

Kebanyakan fistula ani adalah hasil dari infeksi yang dimulai pada kelenjar di sekitar anus. Infeksi ini menyebabkan abses yang mengalir secara spontan atau dikeringkan lewat pembedahan. Fistula kemudian membentuk terowongan di bawah kulit dan terhubung dengan kelenjar yang terinfeksi.

1. Penyebab dan faktor risiko

Tepat di dalam anus ada beberapa kelenjar yang membuat cairan. Terkadang, kelenjar ini bisa tersumbat. Saat itu terjadi, penumpukan bakteri dapat membuat kantong jaringan dan cairan yang terinfeksi membengkak (abses anus), mengutip WebMD.

Apabila abses anus tidak diobati, itu akan tumbuh dan akhirnya akan keluar dan membuat lubang di kulit di suatu tempat di dekat anus sehingga kotoran di dalamnya bisa mengalir. Fistula adalah terowongan yang menghubungkan kelenjar ke lubang tersebut.

Dalam kebanyakan kasus, penyebab fistula ani adalah abses anus. Menambahkan dari Cleveland Clinic, meskipun jarang, tetapi fistula ani juga bisa disebabkan kondisi lainnya, seperti:

  • Penyakit Crohn.
  • Radiasi.
  • Trauma.
  • Penyakit menular seksual.
  • Tuberkulosis.
  • Divertikulitis.
  • Kanker.

Berdasarkan laporan "Risk factors for anal fistula: a case-control study" dalam jurnal Techniques in Coloproctology tahun 2014, faktor risiko fistula ani antara lain:

  • Indeks massa tubuh >25,0 kg/m2.
  • Asupan garam harian yang tinggi.
  • Riwayat diabetes, hiperlipidemia, dan dermatosis.
  • Riwayat operasi anorektal.
  • Riwayat merokok dan konsumsi alkohol.
  • Gaya hidup sedenter.
  • Konsumsi makanan pedas atau berminyak secara berlebihan.
  • Jarang olahraga.
  • Kebiasaan duduk lama di toilet saat buang air besar.

2. Gejala

Fistula Ani: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi gejala fistula ani (belmarrahealth.com)

Seperti dijelaskan dalam laman National Health Service, tanda dan gejala fistula ani meliputi:

  • Iritasi kulit di sekitar anus.
  • Rasa sakit terus-menerus dan berdenyut, yang mungkin memburuk saat duduk, bergerak, batuk, atau buang air besar.
  • Keluarnya cairan berbau dari anus.
  • Keluarnya nanah atau darah saat buang air besar.
  • Pembengkakan dan kemerahan di sekitar anus dan demam jika juga memiliki abses.
  • Dalam beberapa kasus kesulitan dalam mengendalikan buang air besar (inkontinensia usus).

Ujung fistula mungkin terlihat sebagai lubang di kulit di dekat anus, meskipun ini mungkin sulit untuk terlihat tanpa bantuan.

3. Diagnosis

Apabila kamu merasa mengalami gejala yang mengarah pada fistula ani, dokter mungkin akan merujuk kamu ke spesialis penyakit usus besar dan dubur. Setelah menanyakan gejala dan riwayat kesehatan, spesialis akan mencari lubang fistula di dekat lubang anus saat melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga mungkin akan menekan area tersebut melihat apakah itu terasa sakit dan apakah nanah keluar.

Mengutip Johns Hopkins Medicine, beberapa metode berbeda dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis, seperti:

  • Fistula probe: Sebuah probe panjang dan tipis dipandu melalui lubang luar fistula. Pewarna khusus dapat disuntikkan untuk mengetahui di mana fistula terbuka di bagian dalam.
  • Anoskopi: Prosedur ini menggunakan sebuah tabung panjang dan lentur (anoskop). Kamera di bagian ujung anoskop akan menunjukkan kondisi yang ingin diketahui sehingga dokter dapat mengidentifikasi masalah.
  • Tes pencitraan: Ini mungkin termasuk ultrasound (USG) atau MRI.

Baca Juga: Sakit di Anus yang Terasa Menusuk saat BAB? Waspadai Abses Anus

4. Pengobatan

Fistula Ani: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pembedahan (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Umumnya pembedahan oleh ahli bedah usus besar dan dubur dibutuhkan untuk menyembuhkan fistula ani. Tujuannya adalah menghilangkan fistula sembari melindungi otot sfingter anal yang dapat menyebabkan inkontinensia jika rusak.

Dalam kasus fistula di mana tidak ada atau sedikit otot sfingter yang terdampak, ini biasanya ditangani dengan fistulotomi. Dalam prosedur ini, kulit dan otot di atas terowongan dipotong terbuka untuk mengubahnya dari terowongan menjadi alur terbuka. Ini memungkinkan saluran fistula untuk 

Fistula di mana tidak ada atau sedikit otot sfingter yang terlibat diobati dengan fistulotomi. Dalam prosedur ini, kulit dan otot di atas terowongan dipotong terbuka untuk mengubahnya dari terowongan menjadi alur terbuka. Hal ini memungkinkan saluran fistula untuk sembuh dari bawah ke atas.

Dalam kasus fistula yang lebih kompleks, ahli bedah mungkin harus memasang saluran khusus yang disebut seton, yang tetap terpasang selama setidaknya 6 minggu. Setelah seton ditempatkan, operasi kedua hampir selalu dilakukan:

  • Fistulotomi.
  • Prosedur advancement flap, yaitu fistula ditutupi dengan penutup atau sepotong jaringan yang diambil dari rektum, layaknya pintu jebakan.
  • Prosedur pengangkatan, yaitu kulit di atas fistula dibuka, otot sfingter dilebarkan, dan fistula diikat.

Perawatan baru untuk fistula dalam kasus penyakit Crohn adalah dengan menyuntikkan sel punca ke dalam fistula. Ahli bedah kolorektal akan mendiskusikan semua pilihan sebelum operasi.

Operasi fistula biasanya dilakukan secara rawat jalan, yang berarti pasien bisa pulang pada hari yang sama. Pasien yang memiliki terowongan fistula yang sangat besar atau dalam mungkin harus tinggal di rumah sakit untuk waktu yang singkat setelah operasi. Beberapa fistula mungkin memerlukan beberapa operasi untuk menghilangkannya.

Kebanyakan fistula merespons baik terhadap perawatan bedah. Apabila operasi lebih rumit karena lokasinya, dokter mungkin perlu memotong sebagian kecil otot sfingter selama operasi. Dokter akan melakukan segala upaya untuk mencegah kerusakan otot. Namun, ada kemungkinan pasien akan lebih sulit mengontrol usus setelah operasi. Jika dokter yakin hal ini mungkin terjadi, mereka mungkin menyarankan teknik atau perawatan lain untuk menangani fistula pasien.

5. Pemulihan

Saat pulih dari pengobatan fistula ani, pastikan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai saran ahli bedah dan habiskan antibiotik bila diresepkan. Jangan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas tanpa konsultasi terlebih dulu dengan dokter.

Instruksi lainnya yang mungkin akan diberikan oleh dokter dapat meliputi:

  • Berendam air hangat 3 atau 4 kali sehari. 
  • Menggunakan pembalut di area anus sampai masa penyembuhan selesai.
  • Kembali beraktivitas normal hanya ketika sudah diizinkan oleh dokter yang merawat.
  • Konsumsi makanan tinggi serat dan minum banyak air.
  • Menggunakan pelunak tinja atau pencahar sesuai kebutuhan.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Fistula Ani: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi inkontinensia tinja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Komplikasi yang bisa terjadi termasuk fistula yang berulang setelah perawatan dan ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar (inkontinensia tinja). Ini kemungkinan besar terjadi apabila beberapa otot di sekitar lubang anus, yaitu sfingter anal, diangkat.

7. Pencegahan

Kabar baiknya, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko mengembangkan terbentuknya fistula ani, yaitu dengan:

  • Menjaga kebersihan area kelamin, anus, dan area di sekitarnya.
  • Tidak gonti-ganti pasangan seks.
  • Tidak merokok.
  • Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang dan minum air putih dalam jumlah cukup.
  • Menjalani pengobatan dan kontrol secara berkala ke dokter jika menderita penyakit yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya fistula ani.

Baca Juga: Inkontinensia Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya