Gangguan Skizofreniform, Apa Bedanya dengan Skizofrenia?

Gangguan ini dapat memengaruhi hidup secara signifikan

Gangguan skizofreniform (schizophreniform disorder) adalah jenis penyakit psikotik yang gejalanya mirip skizofrenia, tetapi berlangsung kurang dari 6 bulan.

Seperti skizofrenia, gangguan skizofreniform adalah sejenis psikosis, yakni keadaan saat seseorang tidak bisa membedakan mana yang nyata dari apa yang dibayangkan. Itu juga memengaruhi cara orang berpikir, bertindak, mengekspresikan emosi, dan berhubungan dengan orang lain.

Jika gejala bertahan lebih dari 6 bulan, dokter menganggapnya sebagai skizofrenia, bukan gangguan skizofreniform.

1. Penyebab

Penyebab skizofrenia dan gangguan skizofreniform adalah multifaktorial. Artinya, banyak faktor berbeda yang berkontribusi pada risiko seseorang terkena kondisi tersebut. Misalnya, seseorang dengan predisposisi genetik terhadap gangguan skizofreniform dapat mengembangkan gangguan tersebut setelah mengalami peristiwa traumatis.

Dokter tidak sepenuhnya memahami penyebab gangguan ini, dan tidak jelas kenapa beberapa orang tanpa faktor risiko mengembangkan psikosis sementara yang lain dengan banyak faktor risiko tidak.

Faktor risiko gangguan skizofreniform dan skizofrenia serupa. Menurut publikasi StatPearls, ini meliputi:

  • Faktor lingkungan: Faktor lingkungan tertentu, seperti berat lahir rendah, lahir selama musim dingin, preeklamsia, dan tinggal di kota dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi.
  • Genetika: Faktor genetik tertentu meningkatkan risiko gangguan seperti skizofrenia. Jika kedua orang tua menderita skizofrenia, anaknya memiliki peluang 40 persen untuk mengembangkannya juga. Pada kembar identik, jika salah satu kembar menderita skizofrenia, kembar lainnya memiliki peluang 46 persen untuk mengembangkannya.
  • Trauma masa kecil: Paparan stres dan trauma pada masa kanak-kanak meningkatkan risiko sebagian besar kondisi kesehatan mental.
  • Perubahan hormonal dan kimiawi: Sebuah laporan kasus dalam Open Journal of Psychiatry tahun 2021 mendeskripsikan kasus seseorang yang mengalami gangguan skizofreniform setelah menopause. Gejala mereka membaik dengan terapi penggantian hormon, yang menunjukkan bahwa hormon dapat memengaruhi penyakit. Para peneliti belum sepenuhnya menyelidiki teori ini.
  • Infeksi: Paparan virus tertentu pada awal perkembangan bayi, terutama di dalam rahim, dapat meningkatkan risiko gejala skizofrenia dan gangguan skizofreniform. Makalah dalam jurnal Psychiatry Research tahun 2021 menjelaskan bukti anekdot yang mendukung peningkatan gejala psikotik setelah infeksi virus yang parah.

2. Gejala

Gangguan Skizofreniform, Apa Bedanya dengan Skizofrenia?ilustrasi gangguan skizofreniform (pexels.com/Liza Summer)

Menurut laporan Impact Of The DSM-IV To DSM-5 Changes On The National Survey On Drug Use And Health, orang dengan skizofrenia atau gangguan skizofreniform menderita tiga jenis gejala, yaitu:

  • Gejala positif

Gejala positif yang paling umum termasuk delusi dan/atau halusinasi. Tingkat keparahannya bisa bervariasi. Misalnya, beberapa orang mungkin mengalami halusinasi ringan (mendengar satu suara), sementara yang lain mendengar banyak suara yang keras dan memerintah.

  • Gejala negatif

Gejala negatif termasuk kurangnya perasaan atau emosi, berbicara sedikit, dan tidak menyelesaikan aktivitas sehari-hari seperti mandi, mencukur, atau menyikat gigi. Seseorang dengan gejala negatif mungkin tidak melakukan apa-apa untuk jangka waktu yang lama.

  • Gejala kognitif

Gejala kognitif yang paling umum termasuk pemikiran dan ucapan yang tidak teratur. Gejala lain yang umum pada kedua kondisi tersebut adalah berbicara atau menulis yang terlihat atau terdengar tidak masuk akal.

Gejala kognitif lainnya termasuk masalah memori, kesulitan berkonsentrasi, dan organisasi yang buruk.

Baca Juga: Skizofrenia pada Perempuan, Apa yang Berbeda?

3. Diagnosis

Jika ada gejala, dokter akan melakukan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Meskipun tidak ada tes laboratorium untuk mendiagnosis gangguan skizofreniform secara khusus, tetapi dokter mungkin menggunakan berbagai tes diagnostik untuk mengesampingkan penyakit fisik sebagai penyebab gejala. Tes ini mungkin berupa tes darah atau studi pencitraan otak.

Jika dokter tidak menemukan alasan fisik untuk gejala tersebut, dokter mungkin akan memberi rujukan ke psikiater atau psikolog. 

Psikiater dan psikolog nantinya akan menggunakan alat wawancara dan penilaian yang dirancang khusus untuk mengevaluasi kamu untuk gangguan psikotik. Diagnosis akan didasarkan pada gejala dan pengamatan terhadap sikap dan perilaku.

Dokter atau terapis kemudian akan menentukan apakah gejala mengarah ke gangguan tertentu yang ada dalam panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Menurut DSM-5, diagnosis gangguan skizofreniform dibuat jika seseorang memiliki gejala khas yang berlangsung antara 1–6 bulan.

4. Pengobatan

Gangguan Skizofreniform, Apa Bedanya dengan Skizofrenia?ilustrasi psikoterapi (pexels.com/SHVETS production)

Berdasarkan laporan dalam Indian Journal of Psychiatry tahun 2017, pilihan pengobatan untuk gangguan skizofreniform dan skizofrenia termasuk obat-obatan dan terapi psikososial.

Perawatan bisa melibatkan satu atau lebih pendekatan di bawah ini, tergantung usia, kondisi lain yang dimiliki, dan gejala.

  • Obat: Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengobati gejala positif seperti halusinasi, delusi, dan paranoia. Biasanya dokter meresepkan obat antipsikotik. Dokter juga bisa meresepkan obat untuk mengobati gejala negatif atau kognitif, seperti sulit berkonsentrasi dan kurang motivasi.
  • Psikoterapi suportif: Terapi ini dapat membantu mengembangkan strategi koping untuk mengurangi dampak delusi, halusinasi, dan gejala lainnya. Ada sejumlah terapi suportif termasuk psikoterapi perilaku kognitif, terapi yang berfokus pada keluarga, dan psikoterapi kelompok atau individu.
  • Rehabilitasi sosial dan kejuruan: Terapi ini dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial, membangun sistem pendukung, dan meningkatkan kemampuan pasien untuk berfungsi dalam aktivitas sehari-hari.

Perawatan untuk gangguan skizofreniform berfokus pada pengurangan gejala jangka pendek. Tujuannya untuk mengurangi gejala hingga kondisi tersebut sembuh dengan sendirinya atau pasien tidak lagi butuh pengobatan.

Di sisi lain, pengobatan untuk skizofrenia bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan kondisi tersebut. Kalau mengalami episode skizofrenia pertama, kamu mungkin menerima perawatan hingga satu tahun atau lebih.

5. Apakah gangguan skizofreniform bisa berkembang menjadi skizofrenia?

Jawabannya iya. Beberapa orang yang didiagnosis dengan gangguan skizofreniform mengembangkan skizofrenia atau diagnosis terkait.

Satu penelitian dalam jurnal Schizophrenia Research tahun 2003 menunjukkan bahwa sekitar 50 persen dari orang-orang yang didiagnosis dengan gangguan skizofreniform kemudian didiagnosis dengan skizofrenia atau gangguan skizoafektif dalam waktu dua tahun. Namun, ini tidak selalu terjadi.

Beberapa orang mengalami gangguan skizofreniform dan tidak pernah berkembang menjadi skizofrenia.

Gangguan skizofreniform dapat memengaruhi hidup secara signifikan. Ini bisa membuat kita bertindak dengan cara yang tidak biasa, punya pemikiran yang tidak konsisten, mengubah topik terlalu cepat saat bicara, mengekspresikan emosi secara tidak konsisten, mengubah hubungan dengan orang lain, dan merusak cara kita melihat dan berinteraksi dengan kenyataan. Kabar baiknya, beberapa perawatan dapat membantu.

Sayangnya, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah atau mengurangi risiko gangguan skizofreniform. Namun, diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mengurangi gangguan pada kehidupan, keluarga, dan persahabatan.

Baca Juga: Skizofrenia Hebefrenik: Saat Perilaku dan Ucapan Tidak Teratur

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya