Infeksi Mycoplasma pneumoniae, Apakah Berbahaya?

Kebanyakan infeksi Mycoplasma pneumoniae sifatnya ringan

Mycoplasma pneumoniae (M. pneumoniae) adalah jenis bakteri yang umumnya menyebabkan infeksi ringan pada sistem pernapasan. Terkadang, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang lebih serius sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.

Kebanyakan penyakit akibat M. pneumoniae sifatnya ringan. Maka dari itu dokter kadang menyebutnya sebagai "walking pneumonia" atau pneumonia atipikal.

1. Penyebab dan penularan

Infeksi M. pneumoniae kemungkinan besar menyerang orang dewasa muda dan anak-anak yang lebih tua. Kelompok risiko tinggi lainnya termasuk lansia dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

M. pneumoniae merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan (tenggorokan, paru-paru, batang tenggorok). Bakteri ini bisa ada dalam hidung atau tenggorokan kamu pada suatu waktu tanpa menyebabkan sakit, dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Ketika seseorang yang terinfeksi M. pneumoniae batuk atau bersin, mereka mengeluarkan tetesan pernapasan kecil (droplet) yang mengandung bakteri tersebut. Orang lain dapat tertular jika menghirup droplet tersebut.

Kebanyakan orang yang menghabiskan waktu singkat dengan seseorang yang terinfeksi M. pneumoniae tidak akan tertular. Namun, bakteri tersebut sering kali menyebar di antara orang-orang yang tinggal bersama karena mereka sering menghabiskan waktu bersama.

M. pneumoniae biasanya merupakan infeksi yang didapat dari komunitas. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 10 hingga 40 persen kasus berkembang di luar rumah sakit atau klinik (PLOS One, 2015).

Wabah M. pneumoniae sebagian besar terjadi di tempat ramai seperti sekolah, asrama, fasilitas pelatihan militer, fasilitas perawatan jangka panjang, dan rumah sakit. Dalam kasus wabah di sekolah, orang-orang yang tertular biasanya adalah anggota keluarga dari anak-anak yang sakit.

2. Gejala

Infeksi Mycoplasma pneumoniae, Apakah Berbahaya?ilustrasi pneumonia pada anak (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagian besar kasus infeksi M. pneumoniae sifatnya ringan dan berlangsung selama beberapa minggu. Gejalanya biasanya memakan waktu antara 1 dan 4 minggu.

Gejala khasnya adalah chest cold, yang meliputi:

  • Sakit tenggorokan.
  • Merasa lelah.
  • Demam.
  • Batuk lama-lama makin parah.
  • Sakit kepala.

Gejala infeksi M. pneumoniae mirip dengan gejala infeksi saluran pernapasan lainnya. Ciri utamanya adalah batuk yang berkepanjangan.

Ketika infeksi terjadi lebih dalam di paru-paru, gejala yang lebih parah dapat terjadi. Ini dapat mencakup:

  • Sulit bernapas.
  • Pernapasan cepat dan dangkal.
  • Mengi.
  • Nyeri dada yang terasa lebih buruk saat bernapas atau batuk.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Berkeringat dan menggigil.
  • Hilangnya nafsu makan.
  • Malaise, atau perasaan tidak enak badan secara umum.

Seseorang dengan asma mungkin mendapati bahwa infeksi M. pneumoniae memperburuk gejalanya.

3. Diagnosis

Dilansir MedlinePlus, siapa pun yang dicurigai mengalami pneumonia harus mendapatkan evaluasi medis lengkap. Mungkin akan sulit agi dokter untuk menentukan apakah gejala yang dialami merupakan pneumonia, bronkitis, atau infeksi pernapasan lainnya. Jadi, pemeriksaan dengan sinar-X dibutuhkan.

Tergantung tingkat keparahan gejala, tes lainnya mungkin diperlukan, seperti:

  • Hitung darah lengkap.
  • Tes darah.
  • Bronkoskopi (jarang diperlukan).
  • CT scan dada.
  • Mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
  • Tes usap hidung atau tenggorokan untuk memeriksa bakteri atau virus.
  • Biopsi paru terbuka (hanya dilakukan pada penyakit yang sangat serius bila diagnosis tidak dapat ditegakkan dari sumber lain, sehingga sangat jarang diperlukan).
  • Tes dahak untuk memeriksa bakteri Mycoplasma.

Dalam banyak kasus, diagnosis spesifik tidak perlu dibuat sebelum memulai pengobatan.

Baca Juga: Apa Itu White Lung Pneumonia?

4. Pengobatan

Infeksi Mycoplasma pneumoniae, Apakah Berbahaya?ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kebanyakan orang akan sembuh dari infeksi M. pneumoniae tanpa antibiotik. Tanyakan kepada dokter tentang obat-obatan yang dijual bebas yang dapat membantu meringankan gejala selama masa pemulihan.

Namun, jika sampai mengalami pneumonia, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Antibiotik dapat membantu pemulihan infeksi lebih cepat jika dimulai sejak dini.

Antibiotik makrolida efektif dalam mengobati infeksi M. pneumoniae, tetapi mungkin tidak berhasil untuk beberapa orang. Penelitian menunjukkan bahwa resistansi terhadap makrolida meningkat. Sebagai contoh kasus, di Amerika Serikat, hingga 10 persen kasus M. pneumoniae mungkin resistan terhadap obat ini (Emerging Infectious Diseases, 2015).

Jika makrolida tidak berhasil, dokter mungkin merekomendasikan antibiotik lain seperti fluoroquinolones atau tetrasiklin.

Antibiotik harus diminum sampai habis sesuai instruksi dokter. Jangan berhenti meminumnya hanya karena merasa kondisi sudah lebih baik. Menghentikan pengobatan dapat menyebabkan infeksi kembali lagi karena sisa bakterinya masih ada.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Walaupun M. pneumoniae biasanya menyebabkan infeksi ringan, tetapi komplikasi parah bisa muncul yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. M. pneumoniae bisa menyebabkan atau memperburuk komplikasi di bawah ini:

  • Pneumonia serius.
  • Serangan asma atau gejala asma baru.
  • Ensefalitis (pembengkakan otak).
  • Anemia hemolitik (sel darah merah terlalu sedikit, yang berarti lebih sedikit sel darah merah yang mengantarkan oksigen ke dalam tubuh).
  • Disfungsi renal (masalah ginjal).
  • Gangguan kulit seperti sindrom Stevens-Johnson, erythema multiforme, dan nekrolisis epidermal toksik.

6. Pencegahan

Infeksi Mycoplasma pneumoniae, Apakah Berbahaya?ilustrasi pakai masker (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Karena bakteri M. pneumoniae bisa menyebar lewat batuk, maka kamu harus menghindari kontak dengan orang lain jika sedang mengalami infeksi, merasa tidak enak badan, atau sedang batuk.

Vaksinasi influenza, H. influenzae, varicella, dan pneumokokus dapat membantu melindungi orang-orang yang berisiko terkena pneumonia komunitas.

Kelompok di bawah ini sangat disarankan untuk mendapatkan vaksin pneumokokus:

  • Orang-orang yang rentan terhadap infeksi jenis ini.
  • Orang dengan kondisi jantung atau paru-paru yang sudah ada.
  • Orang dengan gangguan imunitas.
  • Perokok.

Jenis vaksinasi yang dibutuhkan tergantung pada kelompok umur. Dokter dapat memberikan saran terbaik.

M. pneumoniae menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang relatif umum dan cukup ringan. Seseorang yang terifensi biasanya akan pulih tanpa pengobatan. Namun, siapa pun yang mengalami tanda-tanda infeksi harus mencari nasihat medis karena kadang komplikasi bisa timbul.

Baca Juga: Jenis Pneumonia, Perawatannya Bisa Berbeda-beda

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya