9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragi

Bisa terjadi karena ragi, bakteri, virus, atau iritasi

Intinya Sih...

  • Penyebab infeksi vagina beragam, bisa terjadi karena ragi, bakteri, virus, atau iritasi.
  • Infeksi vagina bisa menyakitkan dan mengurangi kemampuan kamu untuk beraktivitas sehari-hari.
  • Penting untuk menemui dokter jika mengalami perubahan pada keputihan, terdapat gejala infeksi, atau memiliki pasangan seksual yang mengidap IMS.

Infeksi vagina atau vaginitis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit atau virus yang tumbuh di dalam dan sekitar vagina dan vulva (area sekitar vagina).

Beberapa mikroorganisme tersebut biasanya hidup di vagina tanpa menimbulkan masalah. Akan tetapi, mereka bisa tumbuh di luar kendali jika kondisi normal vagina terganggu.

Penyebab infeksi vagina lainnya termasuk douching, antibiotik, penggunaan tampon, dan beberapa jenis kontrasepsi.

Produk seperti sabun, bubble bath, produk kebersihan intim, detergen, dan pelembut kain juga dapat mengiritasi kulit sensitif di sekitar vulva dan vagina. Ini mungkin hanya menimbulkan gejala seperti gatal, tetapi kadang juga bisa memicu infeksi.

Infeksi vagina lainnya menular secara seksual, yang  merupakan infeksi menular seksual (IMS), artinya kamu bisa mendapatkannya dari hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi.

Beberapa perempuan bisa lebih rentan terhadap infeksi vagina daripada beberapa yang lain karena alasan yang tidak sepenuhnya jelas.

Yuk, kenali beberapa jenis infeksi vagina yang paling umum!

1. Infeksi ragi

Merupakan jenis vaginitis yang paling umum, infeksi ragi disebabkan oleh salah satu dari banyak jenis jamur yang disebut Candida. Ada banyak spesies Candida, yang paling umum adalah Candida albicans.

Biasanya, Candida hidup tidak berbahaya di tubuh dalam jumlah kecil, termasuk di vagina. Namun, dalam kondisi tertentu, pertumbuhannya yang berlebihan dapat terjadi sehingga menyebabkan infeksi vagina.

Dilansir Everyday Health, kondisi tersebut mungkin termasuk perubahan kadar hormon karena kehamilan, pil KB, atau menstruasi.

Beberapa kondisi lain yang meningkatkan risiko infeksi jamur vagina termasuk gula darah tinggi yang sering atau kronis dan penurunan kekebalan karena kondisi medis seperti HIV atau AIDS.

Gejala infeksi jamur vagina termasuk keluarnya cairan putih kental, yang oleh beberapa perempuan digambarkan menyerupai keju cottage. Gejala lainnya bisa berupa gatal pada vagina dan kemerahan pada vulva dan vagina.

2. Vaginosis bakterialis

9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragiilustrasi perempuan mengalami vaginosis bakterialis (freepik.com/wayhomestudio)

Bersamaan dengan ragi, bakteri baik yang disebut Lactobacillus hidup di dalam vagina. Saat jumlah Lactobacillus terlalu rendah, ini bisa memicu vaginosis bakterialis (BV).

Penyebab perubahan tingkat bakteri tidak diketahui, tetapi Lactobacillus normal dapat digantikan oleh bakteri penyebab infeksi lainnya.

Gardnerella adalah bakteri yang paling sering dikaitkan dengan BV. Kurangnya Lactobacillus dan pertumbuhan berlebih dari bakteri lain inilah yang menyebabkan gejala infeksi.

Dilansir Cleveland Clinic, hingga 84 persen perempuan dengan BV tidak mengalami gejala. Jika ada, mungkin ini dapat berupa:

  • Keputihan berwarna putih pudar, abu-abu, atau kehijauan.
  • Keputihan yang berbau amis atau tidak sedap.
  • Bau tidak sedap yang kuat yang setelah berhubungan seks atau selama siklus menstruasi.
  • Vagina gatal atau sakit, tetapi ini jarang.

Gejala BV mirip infeksi lain. Penting untuk menemui dokter untuk menentukan apakah yang kamu miliki adalah BV atau infeksi vagina lainnya.

3. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah jenis IMS. Kondisi ini disebabkan oleh parasit bersel tunggal, Trichomonas vaginalis, dan ditularkan dari pasangan ke pasangan selama hubungan seksual.

Gejala trikomoniasis mirip infeksi vagina lainnya, seperti rasa terbakar, iritasi, kemerahan, dan pembengkakan pada vulva, dengan keputihan berwarna kuning keabu-abuan atau kehijauan, mungkin dengan bau amis.

Beberapa perempuan juga mengalami nyeri saat buang air kecil.

4. Klamidia

9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragiilustrasi bakteri Chlamydia trachomatis (cdc.gov)

Klamidia adalah IMS yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

Walaupun biasanya tidak menyebabkan gejala, tetapi jika ada, kamu mungkin melihat keputihan yang lebih banyak dari biasanya serta pendarahan di antara menstruasi atau setelah berhubungan seks.

Kamu mungkin juga merasakan sakit saat berhubungan seks atau saat buang air kecil.

Jika tidak diobati, klamidia dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Klamidia mudah diobati dengan antibiotik. Kemungkinan pasangan seks juga perlu diobati.

Baca Juga: Perawatan Bleaching Vagina, Bermanfaat atau Berisiko?

5. Kutil kelamin

Kutil kelamin disebabkan oleh humanpapilloma virus (HPV), yang biasanya menyebar melalui kontak seksual.

Kondisi ini muncul sebagai pertumbuhan kecil di sekitar vulva, leher rahim, vagina, atau anus dan terkadang bisa terasa sakit dan gatal atau berdarah.

Kutil kelamin mungkin hilang dengan sendirinya, tetapi ini bisa memakan waktu lama dan bisa menjadi tidak nyaman.

Dokter mungkin dapat meresepkan krim atau salep untuk mengatasinya.

Kadang kutil kelamin memerlukan lebih banyak perawatan spesialis, termasuk cryotherapy, eksisi, atau elektrokauter.

Walaupun perawatan membantu menghilangkan kutil, tetapi ini tidak dapat menghilangkan virus penyebabnya.

6. Vaginitis non infeksius

9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragiilustrasi perempuan yang mengalami infeksi jamur di vagina (flickr.com/Brian Dates)

Vaginitis non infeksius bisa terjadi saat kulit di sekitar menjadi sensitif terhadap iritasi, seperti tampon beraroma, sabun wangi, atau pelembut kain.

Kondisi ini bukan infeksi, dan solusinya sederhana, yaitu menghindari paparan yang memicu reaksi.

Bentuk lain dari vaginitis non infeksius disebut vaginitis atrofi, dan biasanya terjadi ketika kadar hormon perempuan menurun sekitar masa menopause, dan dinding vagina menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang fleksibel.

7. Herpes genital

Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), yang biasanya ditularkan melalui kontak seksual.

Tidak semua orang dengan herpes genital memiliki gejala, tetapi ini dapat menyebabkan lepuh menyakitkan di sekitar area kelamin.

Kamu mungkin juga merasa tidak enak badan dengan sakit kepala dan demam.

Dokter bisa memberi tahu tentang hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi rasa sakit dan mendorong penyembuhan lepuh.

Dokter mungkin juga menyarankan pengobatan dengan antivirus untuk membantu menghilangkan lepuh.

Meskipun lepuh akan sembuh, tetapi HSV tidak bisa dihilangkan. Begitu kamu terifeksi, virus tersebut akan tetap berada dalam tubuh.

Gejala mungkin kambuh lagi jika virus kembali aktif. Berbagai hal bisa memicu kekambuhan atau munculnya gejala seperti penyakit, stres, merokok, dan minum alkohol.

8. Vulvodinia

9 Jenis Infeksi Vagina Paling Umum, Bukan Cuma Infeksi Ragiilustrasi nyeri akibat vulvodinia (pdxacustudio.com)

Vulvodinia adalah nyeri kronis pada vulva. Biasanya gejalanya digambarkan sebagai sensasi terbakar, menyengat, gatal, atau kulit lecet.

Kondisi ini digambarkan sebagai rasa sakit yang berlangsung lebih dari tiga bulan dan tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi dengan jelas, seperti infeksi atau kelainan kulit.

Rasa sakit ini dapat menyebabkan disfungsi seksual dan berdampak negatif pada kualitas hidup perempuan, terutama apabila tidak diobati.

9. Vaginitis virus

Virus juga dapat menyebabkan vaginitis. Sebagian besar virus yang secara langsung memengaruhi vagina menyebar melalui kontak seksual.

HSV adalah penyebab umum vaginosis virus. Gejalanya meliputi nyeri di area genital akibat lesi atau luka.

Sering kali, kamu dapat melihat luka pada vulva atau vagina, tetapi luka tersebut juga dapat tersembunyi dan hanya terlihat selama pemeriksaan oleh dokter kandungan.

Penyebab infeksi vagina beragam, bisa terjadi karena ragi, bakteri, virus, atau iritasi. Ini bisa menyakitkan dan mengurangi kemampuan kamu untuk beraktivitas sehari-hari.

Penting untuk menemui dokter jika mengalami perubahan pada keputihan, terdapat gejala infeksi, atau memiliki pasangan seksual yang mengidap IMS.

Dokter dapat mendiagnosis penyebab gejala-gejala yang dirasakan dan merencanakan perawatan yang dibutuhkan.

Baca Juga: 11 Penyebab Potensial Nyeri Vagina saat Hamil

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya