Kanker Rahim: Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Perempuan yang usianya lebih tua lebih berisiko

Rahim atau uterus adalah tempat bayi tumbuh selama kehamilan. Rahim berukuran dan berbentuk seperti buah pir yang berlubang dan terbalik, dan merupakan bagian dari sistem reproduksi perempuan.

Kanker rahim atau kanker uterus (uterine cancer) terjadi ketika sel-sel di bagian mana pun dari rahim menjadi tidak normal, tumbuh di luar kendali, dan membentuk benjolan yang disebut tumor.

Mengutip laman American Society of Clinical Oncology, diperkirakan 417.367 orang didiagnosis dengan kanker rahim secara global pada tahun 2020. Siapa pun yang memiliki rahim bisa terkena kanker rahim, termasuk perempuan, pria trangender, dan orang interseks.

1. Apa itu kanker rahim?

Kanker rahim adalah kanker yang paling umum terjadi dalam sistem reproduksi perempuan. Kanker ini dimulai ketika sel-sel sehat di rahim berubah dan tumbuh di luar kendali, membentuk massa yang disebut tumor.

Tumor bisa bersifat kanker atau jinak. Tumor kanker bersifat ganas, artinya dapat tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Tumor jinak dapat tumbuh, tetapi umumnya tidak akan menyebar ke bagian tubuh lain.

Kondisi non kanker rahim meliputi:

  • Fibroid: Tumor jinak pada otot rahim.
  • Polip jinak: Pertumbuhan abnormal pada lapisan rahim.
  • Endometriosis: Suatu kondisi saat mana jaringan endometrium, yang biasanya melapisi bagian dalam rahim, ditemukan di bagian luar rahim atau organ lain.
  • Hiperplasia endometrium: Kondisi ketika terjadi peningkatan jumlah sel dan struktur kelenjar di lapisan rahim. Hiperplasia endometrium dapat memiliki sel normal atau atipikal dan struktur kelenjar sederhana atau kompleks. Risiko berkembangnya kanker di lapisan rahim lebih tinggi ketika hiperplasia endometrium memiliki sel atipikal dan kelenjar kompleks.

2. Jenis

Kanker Rahim: Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kanker rahim (godigit.com)

Ada dua jenis utama kanker rahim, yaitu:

  • Adenokarsinoma: Jenis ini merupakan mayoritas kanker rahim. Ini berkembang dari sel-sel di endometrium. Kanker ini biasa disebut kanker endometrium. Salah satu subtipe adenokarsinoma endometrium yang umum disebut karsinoma endometrioid. Perawatan untuk jenis kanker ini bervariasi tergantung pada tingkat tumor, seberapa jauh ia masuk ke dalam rahim, dan stadium atau luasnya penyakit. Subtipe adenokarsinoma uterus yang kurang umum termasuk serosa, sel jernih, dan karsinosarkoma. Karsinosarkoma adalah campuran dari adenokarsinoma dan sarkoma.
  • Sarkoma: Kanker rahim jenis ini berkembang di jaringan pendukung kelenjar rahim atau di miometrium, yaitu otot rahim. Sarkoma menyumbang sekitar 2 persen sampai 4 persen dari kanker rahim. Subtipe sarkoma endometrium termasuk leiomyosarcoma, sarkoma stroma endometrium, dan sarkoma yang tidak berdiferensiasi (undifferentiated sarcoma).

Kanker yang terbatas pada leher rahim diperlakukan berbeda dari kanker rahim.

3. Penyebab

Penyebab pasti kanker rahim tidak diketahui. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risikonya. Dilansir Yale Medicine, ini dapat meliputi:

  • Usia. Perempuan yang usianya lebih tua lebih berisiko.
  • Terapi penggantian hormon yang hanya mengandung estrogen setelah menopause.
  • Obat tamoxifen, sering digunakan untuk mencegah atau mengobati kanker payudara.
  • Diabetes tipe 2.
  • Riwayat terapi radiasi di area panggul.
  • Peningkatan paparan endometrium terhadap estrogen (mungkin karena beberapa faktor termasuk mulai menstruasi pada usia dini, tidak pernah melahirkan, dan/atau mulai menopause pada usia yang lebih tua).
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
  • Riwayat kanker endometrium dalam keluarga.
  • Memiliki retinoblastoma (kanker mata) pada masa kanak-kanak.
  • Hiperplasia endometrium.
  • Beberapa kondisi yang diturunkan, seperti sindrom Lynch.

Baca Juga: Kanker Mulut: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

4. Gejala

Kanker Rahim: Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi gejala kanker rahim (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seperti dijelaskan dalam laman National Health Service, gejala utama kanker rahim dapat meliputi:

  • Pendarahan atau bercak dari vagina setelah menopause.
  • Darah haid yang berat yang tidak biasa.
  • Pendarahan vagina di antara periode menstruasi.
  • Perubahan pada keputihan.

Gejala lain dari kanker rahim dapat meliputi:

  • Benjolan atau bengkak di perut atau di antara tulang pinggul (panggul).
  • Nyeri di punggung bagian bawah atau di antara tulang pinggul (panggul).
  • Rasa sakit saat berhubungan seks.
  • Darah dalam urine.

5. Diagnosis

Dokter mungkin melakukan beberapa tes untuk memeriksa kanker rahim. Dilansir Better Health Channel, ini dapat termasuk:

  • Pemeriksaan panggul: Dokter akan meraba perut untuk memeriksa pembengkakan dan massa. Untuk memeriksa rahim, dokter akan memasukkan dua jari ke dalam vagina sambil menekan perut dengan tangan lainnya.
  • USG panggul: Menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar rahim dan ovarium.
  • Biopsi endometrium: Tabung plastik panjang dan tipis yang disebut pipelle dimasukkan ke dalam vagina dan melalui serviks untuk menyedot sel-sel dari lapisan rahim dengan lembut, yangkemudian sampel tersebut dikirim ke dokter spesialis untuk diperiksa.
  • Histeroskopi dan biopsi: Jenis biopsi ini dilakukan selama histeroskopi. Dokter menggunakan instrumen bedah untuk melebarkan serviks dengan hati-hati dan kemudian mengangkat beberapa jaringan dari lapisan rahim untuk memeriksa kelainan.

Dokter mungkin akan meminta kamu untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti:

  • Sinar-X: Mungkin rontgen dada dibutuhkan untuk memeriksa paru-paru dan jantung.
  • CT scan: Kamu biasanya akan menjalani pemindaian CT pada dada, perut, dan panggul.
  • MRI: Menggunakan magnet yang kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar penampang detail bagian dalam tubuh.
  • Pemindaian PET: Kamu akan disuntik dengan sedikit larutan glukosa (gula) agar sel kanker tampak lebih terang saat pemindaian.
  • Tes darah: Mungkin termasuk hitung darah lengkap dan tes penanda tumor.

Apabila dokter mendiagnosis kanker rahim, dokter akan memesan beberapa tes tambahan untuk mengetahui jenis kanker yang terlihat dan untuk menentukan apakah kanker telah menyebar ke area di luar rahim. Ini disebut staging, dan dapat melibatkan tes darah dan pemindaian seperti CT, MRI, PET, dan sinar-X dada.

Dokter akan menentukan stadium kanker dengan nomor, dari I hingga IV. Makin rendah stadiumnya, makin tidak dalam kondisi lanjut kankernya. Staging membantu dokter membuat prognosis dan menyusun rencana pengobatan yang dipersonalisasi.

6. Pengobatan

Kanker Rahim: Jenis, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pengobatan kanker rahim (pexels.com/Thirdman)

Dokter menyesuaikan pengobatan kanker rahim untuk memenuhi kebutuhan setiap pasien. Pengobatan kanker rahim mungkin melibatkan:

  • Operasi: Operasi digunakan untuk mengangkat kanker dari tubuh. Untuk kanker rahim, histerektomi (operasi pengangkatan rahim) adalah pengobatan yang paling umum. Tergantung jenis histerektomi yang dilakukan, selain rahim, prosedur ini mungkin melibatkan pengangkatan serviks, ovarium, saluran tuba, dan kelenjar getah bening di sekitarnya. Perawatan lain seperti terapi radiasi, kemoterapi, atau jenis terapi lain mungkin diperlukan setelah operasi. Ahli bedah juga dapat melakukan limfadenektomi atau biopsi kelenjar getah bening sentinel. Dalam prosedur ini, ahli bedah dapat mengangkat satu atau beberapa kelenjar getah bening panggul, yang akan dianalisis di laboratorium untuk menentukan apakah kanker telah menyebar ke sana.
  • Terapi radiasi: Perawatan ini bertujuan untuk membunuh atau merusak sel kanker dengan memaparkannya pada radiasi. Untuk kanker rahim, terapi radiasi dapat diberikan dengan menggunakan mesin yang mengarahkan radiasi pada kanker (radiasi sinar eksternal) atau melalui brakiterapi. Dalam brakiterapi, dokter memasukkan silinder kecil yang mengandung radiasi ke dalam vagina, dekat rahim. Sementara silinder tetap di tempatnya (selama 10 atau 20 menit hingga beberapa hari), ia memancarkan radiasi yang menghancurkan sel kanker. Beberapa dosis brakiterapi mungkin diperlukan.
  • Kemoterapi: Obat digunakan untuk menghancurkan atau merusak sel kanker. Obat ini dapat diberikan melalui mulut atau injeksi.
  • Terapi hormon: Hormon tertentu dapat membantu sel kanker tumbuh. Terapi hormon digunakan untuk mengobati jenis kanker ini. Ini bekerja dengan mengurangi kadar hormon tertentu atau memblokirnya.
  • Terapi yang ditargetkan: Obat ini dirancang untuk menargetkan protein spesifik atau komponen lain dari sel kanker yang tidak ditemukan pada sel non kanker.
  • Imunoterapi: Imunoterapi menggunakan obat-obatan untuk merangsang atau menekan sistem kekebalan tubuh pasien sendiri untuk membantunya melawan kanker dengan lebih baik.

Prospek pasien dengan kanker rahim tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia dan kesehatan secara keseluruhan, serta waktu diagnosis dan stadium kanker.

Secara umum, perempuan yang lebih muda dan perempuan dengan kanker yang terdeteksi pada stadium awal memiliki hasil terbaik. Untungnya, sebagian besar perempuan yang menderita kanker endometrium, jenis kanker rahim yang paling umum, menerima diagnosis pada tahap awal penyakit yang sering kali dapat disembuhkan.

Setelah pengobatan, meskipun tes mungkin tidak lagi mendeteksi sel kanker, ada kemungkinan kanker akan kembali. Oleh karena itu, tetap harus memeriksakan diri ke dokter secara berkala agar jika kanker kembali, maka dapat segera terdeteksi dan diobati.

Sebagian besar waktu, kanker rahim tidak dapat dicegah. Namun, kamu bisa mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko. Contohnya dengan:

  • Mengelola diabetes dengan baik.
  • Mempertahankan berat badan yang sehat.
  • Bicarakan dengan dokter tentang penggunaan kontrasepsi oral karena ini dapat memberikan perlindungan terhadap kanker rahim.

Baca Juga: Kanker Kelenjar Air Liur: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya