Keguguran: Gejala, Penyebab, Jenis, Penanganan

Sebagian besar keguguran terjadi pada trimester pertama

Intinya Sih...

  • Sebagian besar kasus keguguran berada di luar kendali dan terjadi karena janin berhenti tumbuh.
  • Menurut studi, diperkirakan 23 juta keguguran terjadi setiap tahun di seluruh dunia, yang berarti 44 keguguran setiap menitnya.
  • Tanda-tanda keguguran yang paling umum adalah perdarahan dan kram. Hubungi dokter  jika mengalami gejala-gejala tersebut.

Keguguran, atau juga disebut aborsi spontan, adalah berakhirnya kehamilan yang tidak terduga dalam 20 minggu pertama kehamilan. Kehilangan kehamilan setelah minggu ke-20 disebut lahir mati (stillbirth).

Terjadinya keguguran tidak berarti kamu melakukan kesalahan dalam kehamilan. Sebagian besar kasus keguguran berada di luar kendali dan terjadi karena janin berhenti tumbuh.

Menurut studi, diperkirakan 23 juta keguguran terjadi setiap tahun di seluruh dunia, yang berarti 44 keguguran setiap menitnya. Risiko keguguran adalah 15,3 persen dari semua kehamilan yang diketahui (The Lancet, 2021).

Bagi perempuan yang mengetahui bahwa mereka hamil, sekitar 10 hingga 15 dari 100 kehamilan (10 hingga 15 persen) berakhir dengan keguguran. Sebagian besar keguguran terjadi pada trimester pertama sebelum minggu ke-12 kehamilan. Keguguran pada trimester kedua (antara 13 dan 19 minggu) terjadi pada 1 hingga 5 dari 100 (1 hingga 5 persen) kehamilan, dilansir March of Dimes.

1. Jenis

Dirangkum dari Planned Parenthood, ada beberapa jenis keguguran, yakni:

  • Threatened miscarriage, abortus imminens, atau ancaman keguguran: Mengalami perdarahan vagina dan mungkin kram ringan, tetapi serviks tetap tertutup. Sering kali, perdarahan berhenti dan kehamilan tetap berjalan normal. Beberapa kasus lainnya dari keguguran jenis ini menjadi keguguran yang tidak terhindarkan, dan berakhir dengan keguguran.
  • Keguguran yang tak terhindarkan atau inevitable miscarriage: Mengalami peningkatan pendarahan dan serviks dalam kondisi terbuka. Jika ini terjadi, tidak ada kemungkinan kehamilan berlanjut.
  • Keguguran tidak lengkap atau incomplete miscarriage: Sejumlah jaringan kehamilan keluar dari rahim dan beberapa tetap di dalam. Kemungkinan diperlukan perawatan lanjutan untuk mengangkat jaringan yang tersisa.
  • Keguguran total atau complete miscarriage: Semua jaringan kehamilan keluar dari rahim. Perempuan yang mengalaminya biasanya tidak memerlukan perawatan tambahan.
  • Keguguran yang terlewatkan atau missed miscarriage: Tidak terdapat kram atau pendarahan, tetapi ultrasonografi (USG) menunjukkan embrio tanpa detak jantung atau kantung kehamilan kosong tanpa embrio. Biasanya jaringan keluar dengan sendirinya, tetapi mungkin dibutuhkan perawatan.

2. Penyebab

Keguguran: Gejala, Penyebab, Jenis, Penangananilustrasi keguguran (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penyebab pasti setiap jenis keguguran tidak diketahui. Akan tetapi, beberapa kasus keguguran dan keguguran berulang dapat disebabkan oleh:

Masalah dengan kromosom

Sekitar setengah dari semua keguguran disebabkan ketika embrio (sel telur yang dibuahi) mendapatkan jumlah kromosom yang salah. Ini biasanya terjadi secara kebetulan dan bukan dari masalah yang diturunkan dari orang tua ke anak melalui gen.

Kromosom adalah struktur dalam sel yang memegang gen. Setiap orang memiliki 23 pasang kromosom, atau 46 secara keseluruhan.

Untuk setiap pasangan, kamu mendapatkan satu kromosom dari ibu dan satu dari ayah. Contoh masalah kromosom yang dapat menyebabkan keguguran meliputi:

  • Hamil kosong atau blighted ovum: Terjadi ketika embrio ditanamkan di rahim tidak berkembang menjadi bayi. Kamu mungkin mengalami perdarahan berwarna cokelat tua dari vagina pada awal kehamilan.
  • Intrauterine fetal demise (IUFD): Kematian janin di dalam kandungan saat usia kehamilan sudah di atas 20–28 minggu.
  • Kehamilan molar atau hamil anggur: Terjadi ketika jaringan di rahim terbentuk menjadi tumor pada awal kehamilan.
  • Translokasi: Bagian dari kromosom pindah ke kromosom lain. Translokasi menyebabkan sejumlah kecil keguguran berulang.

Masalah dengan rahim atau leher rahim

Leher rahim atau serviks adalah lubang menuju rahim yang terletak di bagian atas vagina. Masalah dengan rahim dan leher rahim yang dapat menyebabkan keguguran meliputi:

  • Rahim bersekat atau septate uterus: Kondisi saat pita otot atau jaringan (disebut septum) membagi rahim menjadi dua bagian. Dokter dapat merekomendasikan operasi sebelum mencoba hamil. Tujuannya adalah untuk memperbaiki rahim guna membantu mengurangi risiko keguguran. Septate uterus merupakan jenis kelainan uterus kongenital yang paling umum, yang berarti kondisi ini sudah ada sejak lahir yang memengaruhi ukuran, bentuk, atau struktur rahim. Rahim bersekat adalah penyebab umum keguguran berulang.
  • Sindrom Asherman: Orang dengan kondisi ini memiliki bekas luka atau jaringan parut di dalam rahim yang dapat merusak endometrium (lapisan rahim). Sebelum hamil, dokter mungkin menggunakan prosedur yang disebut histeroskopi untuk menemukan dan menghilangkan jaringan parut. Sindrom Asherman mungkin sering menyebabkan keguguran berulang yang terjadi sebelum seseorang tahu dirinya hamil.
  • Fibroid (pertumbuhan) di dalam rahim atau bekas luka dari operasi pada rahim: Fibroid dan bekas luka dapat membatasi ruang untuk bayi atau mengganggu suplai darah bayi. Sebelum mencoba untuk hamil, operasi yang disebut miomektomi mungkin diperlukan untuk mengangkatnya.
  • Insufisiensi serviks: Juga disebut inkompetensi serviks, kondisi ini terjadi saat serviks terbuka (melebar) terlalu dini selama kehamilan, biasanya tanpa rasa sakit atau kontraksi. Kontraksi adalah ketika otot-otot rahim menjadi kencang dan kemudian rileks untuk membantu mendorong bayi keluar selama persalinan. Insufisiensi serviks dapat menyebabkan keguguran, biasanya pada trimester kedua. Untuk mencegahnya, dokter dapat merekomendasikan cerclage. Ini adalah jahitan yang dipasang oleh dokter di serviks untuk membantu menjaganya tetap tertutup.

Infeksi

Infeksi, seperti penyakit menular seksual dan listeriosis, dapat menyebabkan keguguran.

Penyakit menular seksual seperti herpes genital dan sifilis adalah infeksi yang bisa ditularkan lewat hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi.

Jika ibu hamil merasa memiliki penyakit menular seksual, segera beri tahu dokter. Pengujian dan pengobatan dini dapat membantu melindungi ibu hamil dan bayi.

Listeriosis adalah sejenis keracunan makanan. Jika ibu hamil mengalaminya, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk membantu menjaga ibu hamil dan bayi tetap aman.

Memiliki infeksi tertentu dapat menyebabkan keguguran, tetapi kemungkinan besar tidak menyebabkan keguguran berulang.

Baca Juga: Penyebab Hamil Kosong, Perempuan Wajib Tahu!

3. Faktor risiko

Beberapa hal mungkin membuat kamu lebih mungkin mengalami keguguran. Faktor risiko keguguran meliputi:

  • Mengalami dua atau lebih keguguran sebelumnya.
  • Usia 35 atau lebih tua. Seiring bertambahnya usia, risiko keguguran meningkat.
  • Merokok, minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan berbahaya. Jika sedang hamil atau merencanakan untuk hamil dan membutuhkan bantuan untuk berhenti, konsultasikan ke dokter.
  • Terpapar bahan kimia berbahaya. Kamu atau pasangan yang terpapar bahan kimia berbahaya, seperti pelarut, dapat meningkatkan risiko keguguran. Pelarut adalah bahan kimia yang melarutkan zat lain, seperti pengencer cat. Bicaralah dengan dokter tentang apa yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dan bayi.

Beberapa kondisi kesehatan dapat meningkatkan risiko keguguran. Perawatan kondisi ini sebelum dan selama kehamilan terkadang dapat membantu mencegah keguguran dan keguguran berulang.

Jika kamu memiliki salah satu dari kondisi kesehatan ini, beri tahu dokter sebelum hamil atau segera setelah tahu kamu hamil:

  • Gangguan autoimun. Ini adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika antibodi (sel dalam tubuh yang melawan infeksi) menyerang jaringan sehat secara tidak sengaja. Gangguan autoimun yang dapat meningkatkan risiko keguguran termasuk sindrom antifosfolipid (APS) dan lupus. Dalam kasus APS, tubuh membuat antibodi yang menyerang lemak tertentu yang melapisi pembuluh darah; ini terkadang dapat menyebabkan pembekuan darah. Pada orang dengan APS dan mengalami keguguran berulang, dokter mungkin memberi aspirin dosis rendah dan heparin selama kehamilan dan selama beberapa minggu setelah melahirkan untuk membantu mencegah keguguran lagi. Lupus dapat menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan terkadang kerusakan organ. Ini dapat memengaruhi persendian, kulit, ginjal, paru-paru, dan pembuluh darah. Pada orang dengan lupus, dokter mungkin meresepkan aspirin dan heparin dosis rendah selama kehamilan.
  • Obesitas. Ini berarti seseorang memiliki terlalu banyak lemak tubuh dan indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih tinggi. IMT adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan. Pada orang dengan obesitas, risiko keguguran dapat meningkat.
  • Masalah hormon, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan defek fase luteal. Hormon adalah zat kimia yang dibuat oleh tubuh. PCOS terjadi ketika seseorang memiliki masalah hormon dan kista di ovarium. Kista adalah kantong tertutup yang berisi udara, cairan atau zat semi padat. Jika mencoba untuk hamil, dokter mungkin memberi obat untuk membantu ovulasi. Defek fase luteal dapat menyebabkan keguguran berulang. Itu terjadi saat seseorang memiliki tingkat progesteron yang rendah selama beberapa siklus menstruasi. Progesteron adalah hormon yang membantu mengatur menstruasi dan membuat tubuh siap untuk kehamilan. Pada orang dengan defek fase luteal, dokter dapat merekomendasikan pengobatan dengan progesteron sebelum dan selama kehamilan untuk membantu mencegah keguguran berulang.
  • Diabetes yang sudah ada sebelumnya (diabetes tipe 1 atau tipe 2) dari sebelum hamil. Diabetes adalah ketika seseorang memiliki terlalu banyak gula (glukosa) dalam darah. 
  • Masalah tiroid, termasuk hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher. Hipotiroidisme adalah ketika kelenjar tiroid tidak membuat cukup hormon tiroid, sedangkan hipertiroidisme adalah ketika kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon tiroid.
  • Menjalani tes prenatal tertentu, seperti amniosentesis dan pengambilan sampel chorionic villus. Tes ini memiliki sedikit risiko keguguran. Dokter mungkin merekomendasikan tes tersebut jika bayi berisiko mengalami kondisi genetik tertentu, seperti sindrom Down.

Cedera perut, seperti jatuh atau tertabrak, bukanlah risiko tinggi untuk keguguran. Tubuh melakukan pekerjaan yang baik untuk melindungi bayi pada minggu-minggu awal kehamilan.

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa mengonsumsi terlalu banyak kafein selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Kafein adalah obat yang ditemukan dalam makanan, minuman, cokelat dan beberapa obat. Ini adalah stimulan, yang berarti dapat membantu tetap terjaga.

Beberapa penelitian mengatakan kafein dapat menyebabkan keguguran, dan beberapa mengatakan tidak. Sampai diketahui lebih banyak tentang bagaimana kafein dapat memengaruhi kehamilan, yang terbaik adalah membatasi asupannya, yaitu maksimal 200 miligram setiap hari.

4. Gejala

Keguguran: Gejala, Penyebab, Jenis, Penangananilustrasi gejala keguguran (pexels.com/Sora Shimazaki)

Tanda-tanda keguguran yang paling umum adalah perdarahan dan kram. Hubungi dokter  jika mengalami gejala-gejala tersebut.

Terkadang, tidak ada gejala keguguran dan perempuan tidak mengetahuinya sampai USG dilakukan atau tidak merasa hamil lagi. Biasanya ada tanda dan gejala keguguran. Ini termasuk:

  • Perdarahan atau bercak vagina.
  • Sakit perut parah.
  • Kram parah.

Hal-hal lain yang tidak terlalu serius selain keguguran juga dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut. Akan tetapi, jika kamu berpikir mengalami keguguran, sebaiknya segera temui dokter untuk lebih amannya.

Tidak semua keguguran menyakitkan secara fisik, tetapi kebanyakan orang mengalami kram. Kram sangat kuat untuk beberapa orang, dan ringan untuk orang lain (seperti nyeri haid).

Umum pula mengalami perdarahan vagina dan mengeluarkan gumpalan darah besar hingga seukuran lemon. Perdarahan keguguran berat bisa menakutkan, tetapi biasanya normal.

Perdarahan dan kram bisa berakhir dengan cepat, atau bisa berlangsung selama beberapa jam. Dokter dapat memberi obat dan tips tentang cara mengatasi rasa sakit dan kram selama keguguran.

Tidak peduli seberapa cepat itu terjadi atau apakah itu menyakitkan atau tidak, keguguran bisa mengganggu. Tetap berhubungan dengan dokter mengenai apa yang terjadi dan bagaimana perasaan kamu. Dokter dapat memberi tahu apa yang normal dan tidak normal, dan memberi sumber daya untuk dukungan emosional jika dibutuhkan.

Baca Juga: 9 Cara Menjaga Kehamilan Sehat, Mengurangi Risiko Keguguran

5. Diagnosis

Dokter mungkin melakukan berbagai tes, seperti:

  • Pemeriksaan panggul: Untuk melihat apakah serviks sudah mulai melebar.
  • USG: Dokter akan memeriksa detak jantung janin dan menentukan apakah embrio berkembang sebagaimana mestinya. Jika diagnosis tidak dapat dibuat, USG kemungkinan perlu dilakukan lagi dalam waktu sekitar satu minggu.
  • Tes darah: Dokter mungkin memeriksa tingkat hormon kehamilan, human chorionic gonadotropin (HCG), dalam darah dan membandingkannya dengan pengukuran sebelumnya. Jika pola perubahan kadar HCG tidak normal, itu bisa menunjukkan adanya masalah. Dokter mungkin memeriksa untuk melihat apakah kamu memiliki anemia—yang dapat terjadi jika mengalami perdarahan yang signifikan—dan mungkin juga memeriksa golongan darah.
  • Tes jaringan: Jika jaringan dikeluarkan dari tubuh, itu dapat dikirim ke laboratorium untuk memastikan bahwa keguguran telah terjadi serta bahwa gejala tidak terkait dengan penyebab lain.
  • Tes kromosom: Jika pernah mengalami dua atau lebih keguguran sebelumnya, dokter mungkin memesan tes darah untuk kamu dan pasangan untuk menentukan apakah kromosom merupakan faktor penyebabnya.

6. Penanganan

Keguguran: Gejala, Penyebab, Jenis, Penangananilustrasi perempuan yang mengalami keguguran dirawat di rumah sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Dilansir Better Health Channel, tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikan keguguran setelah itu dimulai. Pengobatan ditujukan untuk mencegah perdarahan berat dan infeksi. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga kondisi secara fisik dan emosional.

Mungkin perlu menunggu beberapa saat sebelum perawatan dimulai. Jika mengalami perdarahan hebat dengan gumpalan dan nyeri kram pada saat itu, kemungkinan jaringan kehamilan sedang dikeluarkan. Perdarahan, gumpalan, dan rasa sakit biasanya akan mereda ketika sebagian besar jaringan kehamilan telah dikeluarkan.

Terkadang, perdarahan akan terus menjadi berat dan kamu mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut. Jika merasa mengalami, atau pernah mengalami keguguran, temui dokter atau pergi ke unit gawat darurat.

Segera pergi ke unit gawat darurat terdekat jika mengalami:

  • Peningkatan perdarahan, misalnya harus mengganti pembalut dua kali per jam atau mengeluarkan gumpalan seukuran bola golf.
  • Sakit perut parah atau sakit bahu.
  • Demam atau kedinginan.
  • Pusing atau pingsan.
  • Keputihan yang berbau tidak sedap.
  • Diare atau nyeri saat buang air besar.

Dalam kebanyakan kasus, pemulihan fisik dari keguguran hanya membutuhkan beberapa jam hingga beberapa hari. Sementara itu, hubungi dokter jika mengalami pendarahan hebat, demam, atau sakit perut.

Anda dapat berovulasi segera setelah dua minggu setelah keguguran. Biasanya menstruasi kembali dalam 4–6 minggu. Kontrasepsi bisa kembali digunakan segera setelah keguguran. Namun, hindari berhubungan seks atau memasukkan apa pun ke vagina, seperti tampon, selama dua minggu setelah keguguran.

7. Komplikasi yang dapat terjadi

Beberapa perempuan yang keguguran mengembangkan infeksi di rahim. Ini disebut keguguran septik. Tanda dan gejalanya meliputi:

  • Demam.
  • Menggigil.
  • Nyeri perut bagian bawah.
  • Keputihan berbau busuk.

8. Mencoba hamil lagi setelah keguguran

Keguguran: Gejala, Penyebab, Jenis, Penangananilustrasi konsultasi program hamil (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu dapat hamil lagi setelah mengalami keguguran. Apabila kamu dan pasangan memutuskan untuk mencoba hamil lagi, pastikan untuk siap secara fisik dan emosional. Minta panduan dari dokter tentang kapan waktu terbaik untuk mencoba hamil lagi.

Keguguran biasanya terjadi satu kali. Kebanyakan perempuan yang mengalami keguguran dapat memiliki kehamilan yang sehat setelah keguguran. Kurang dari 5 persen perempuan mengalami dua kali keguguran berturut-turut, dan hanya 1 persen yang mengalami tiga kali atau lebih keguguran berturut-turut, mengutip dari Mayo Clinic.

Jika kamu mengalami beberapa kali keguguran, umumnya dua atau tiga kali berturut-turut, pertimbangkan pengujian untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya. Penyebab tersebut dapat mencakup masalah dengan rahim, pembekuan darah, atau kromosom.

Jika penyebab keguguran tidak dapat diidentifikasi, jangan putus asa. Sekitar 60 hingga 80 persen perempuan dengan keguguran berulang yang tidak dapat dijelaskan dapat memiliki kehamilan yang sehat.

9. Pencegahan

Biasanya keguguran tidak dapat dicegah. Jika kamu mengalami keguguran, itu bukan karena kamu melakukan sesuatu yang menyebabkannya. Merawat kesehatan adalah hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk mencegah keguguran. Ini dapat berupa:

  • Menghadiri semua janji perawatan prenatal.
  • Mempertahankan berat badan yang sehat.
  • Menghindari semua faktor risiko keguguran, seperti minum alkohol dan merokok.
  • Konsumsi vitamin prenatal.
  • Olahraga secara teratur dan menerapkan pola makan sehat dan seimbang.

Keguguran bisa menjadi momen yang sangat emosional bagi calon orang tua dan wajar untuk berduka atas kehilangan ini. Namun, ingatlah bahwa keguguran tidak dapat dicegah dan ini tidak selalu disebabkan oleh kesalahan yang kamu lakukan. 

Keguguran bukan berarti kamu tidak dapat hamil lagi. Apabila setelah keguguran kamu berencana untuk hamil lagi, konsultasikan dengan dokter untuk mendiskusikan waktu kehamilan berikutnya dan ajukan pertanyaan apa pun yang dimiliki. 

Tidak apa-apa merasa sedih setelah mengalami keguguran. Carilah dukungan dari orang-orang terdekat, support group, atau menemui konselor profesional.

Baca Juga: 5 Dampak Keguguran bagi Kondisi Psikis Perempuan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya