Migrain dengan Aura, Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Tahu

Migrain dengan aura juga dikenal sebagai migrain klasik

Tidak semua kasus migrain disertai aura. Akan tetapi, bagi yang mengalaminya, gangguan sensorik yang disebut aura biasanya bertindak sebagai tanda peringatan bahwa serangan migrain akan terjadi. Migrain dengan aura juga dikenal sebagai migrain klasik.

Sekitar satu dari tiga orang dengan migrain memiliki migrain dengan aura, mengutip laman The Migraine Trust

1. Apa itu migrain dengan aura?

Sakit kepala migrain ditandai dengan gejala seperti sakit kepala seperti ditusuk atau berdenyut parah, kepekaan terhadap cahaya, suara, bau, serta mual.

Mengutip American Migraine Foundation, dari orang-orang yang mengalami sakit kepala migrain, sebanyak 25–30 persen mengalami gejala aura tambahan. Beberapa orang menggambarkan aura migrain sebagai "tanda peringatan", karena gejalanya sering berkembang sebelum serangan sakit kepala.

Gejala aura migrain biasanya muncul selama 5–20 menit dan cenderung berlangsung hingga 60 menit.

Tanpa pengobatan, sakit kepala migrain dapat berlangsung antara 4 jam dan 3 hari. Terjadinya episode migrain bervariasi dari sangat jarang hingga beberapa kali per bulan.

2. Jenis

Migrain dengan Aura, Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Tahuilustrasi migrain dengan aura (pexels.com/Kindel Media)

Ada tiga jenis utama aura migrain:

  • Aura penglihatan: Jenis aura migrain yang umum ini ditandai dengan perubahan sementara dalam penglihatan, seperti lampu berkedip atau zig-zag.
  • Aura sensorimotor: Gangguan sensorik atau motorik mungkin termasuk kesemutan, mati rasa atau kelemahan, yang mungkin disertai atau tidak disertai aura penglihatan.
  • Aura disfasik: Ini adalah jenis aura migrain yang paling tidak umum. Ini termasuk gejala verbal dan bahasa seperti bergumam atau bicara cadel.

Sementara itu, aura dapat terjadi pada empat jenis migrain, yaitu:

  • Migrain dengan aura (dengan atau tanpa sakit kepala): Inilah yang disebut migrain klasik.
  • Migrain dengan aura batang otak: Ini adalah saat aura dimulai di dasar otak (batang otak) atau kedua sisi otak.
  • Migrain hemiplegia: Pada tipe langka ini, aura menyebabkan kelemahan pada satu sisi tubuh (hemiplegia).
  • Migrain retina: Kamu akan mengalami perubahan penglihatan pada satu mata sebelum migrain dimulai.

3. Gejala

Gejala prodromal

Sekitar sepertiga orang akan memiliki tanda-tanda peringatan 24 hingga 48 jam sebelum migrain. Ini disebut fase prodromal atau pra sakit kepala. Dilansir WebMD, kamu mungkin mengalami:

  • Mengidam makanan tertentu.
  • Merasa hiper atau cranky.
  • Menjadi lelah dan lebih banyak menguap.
  • Mengalami kekakuan, terutama di leher.
  • Perlu buang air kecil lebih sering.
  • Sembelit atau diare.

Gejala visual

Kamu mungkin melihat cahaya berkilau yang mungkin terlihat seperti bohlam yang berkedip-kedip. Kamu mungkin melihat garis bergerigi yang terlihat seperti tapal kuda yang makin besar. Ini disebut spektrum fortifikasi. Kamu mungkin mengalami sesuatu yang disebut sindrom Alice in Wonderland. Ketika ini terjadi, bagian tubuh mungkin tampak terdistorsi, atau kamu mungkin merasa seperti orang besar di ruangan kecil.

Gejala aura visual yang umum meliputi:

  • Kilatan cahaya terang.
  • Penglihatan berkabut atau kabur.
  • Garis zig-zag.
  • Bintik buta (skotoma).
  • Kehilangan sebagian penglihatan.
  • Titik terang kecil.
  • Bidang penglihatan yang terlihat seperti gelombang panas atau air.
  • Bintik-bintik berwarna.

Terkadang, kamu mungkin juga mengalami ini:

  • Ketidakmampuan untuk menilai jarak.
  • Penglihatan retak, seperti melihat melalui pecahan kaca.
  • Visi hal-hal yang tidak ada (halusinasi).
  • Penyempitan lapang pandang atau gangguan penglihatan pada tepi lapang pandang (tunnel vision).
  • Kebutaan jangka pendek.

Gejala sensorik

Aura biasanya dimulai selama 5 sampai 20 menit dan berlangsung kurang dari satu jam. Hal ini dapat memengaruhi indra. Gejalanya meliputi:

  • Melihat, mendengar, atau mencium hal-hal yang sebenarnya tidak ada (halusinasi).
  • Menusuk, kesemutan, atau mati rasa (parestesia).

Gejala bicara

Lebih jarang, kamu mungkin mengalami kesulitan berbicara. Kamu mungkin tidak dapat mengucapkan kata-kata yang tepat, atau kalimat yang keluar dari mulut mungkin tidak masuk akal dan kamu mungkin tidak dapat memahami apa yang orang katakan.

Gejalanya mungkin termasuk:

  • Kesulitan menemukan kata-kata atau berbicara (afasia).
  • Bergumam.
  • Bicara cadel.

Gejala-gejala di atas juga bisa menjadi tanda-tanda stroke. Jika kamu memiliki gejala baru yang berbeda, sebaiknya segera cari perhatian medis.

Beberapa gejala mungkin berlanjut ke fase sakit kepala.

Gejala lainnya

Nyeri migrain bisa menetap atau berdenyut, biasanya dirasakan di bagian depan atau samping kepala, di sekitar mata Anda. Orang dewasa lebih cenderung mengalami rasa sakit hanya di satu sisi. Ini adalah sakit kepala yang berlangsung lama dan dapat berlangsung beberapa jam hingga 3 hari.

Selain rasa sakit, gejala lainnya mungkin termasuk:

  • Sakit perut atau muntah.
  • Hot flash dan kedinginan.
  • Hidung tersumbat atau meler.
  • Pusing atau berputar (vertigo).
  • Sakit leher atau rahang.
  • Kepekaan terhadap cahaya, suara, bau, sentuhan, atau gerakan.
  • Kebingungan.
  • Kelemahan otot.

Baca Juga: 5 Alasan Migrain Memburuk Seiring dengan Bertambahnya Usia

4. Penyebab dan faktor risiko

Migrain dengan Aura, Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Tahuilustrasi migran dengan aura (pexels.com/Kindel Media)

Seperti dijelaskan dalam laman Mayo Clinic, ada bukti bahwa aura migrain disebabkan oleh gelombang listrik atau kimia yang bergerak melintasi otak. Bagian otak tempat gelombang listrik atau kimia menyebar menentukan jenis gejala yang mungkin dialami.

Gelombang listrik atau kimia ini dapat terjadi di area yang memproses sinyal sensorik, pusat bicara, atau pusat yang mengontrol gerakan. Jenis aura yang paling umum adalah aura visual, yang terjadi ketika gelombang aktivitas listrik menyebar melalui korteks visual dan menyebabkan gejala visual.

Gelombang listrik dan kimia dapat terjadi dengan fungsi normal saraf dan tidak menyebabkan kerusakan pada otak.

Pemicu migrain dengan aura

  • Konsumsi alkohol, khususnya wine.
  • Konsumsi kafein.
  • Paparan terhadap cahaya terang atau terik sinar matahari.
  • Makanan dan aditif makanan, seperti aged cheese, makanan olahan, dan monosodium glutamat.
  • Fluktuasi hormonal pada perempuan (misalnya karena kehamilan, menstruasi, atau kontrasepsi oral). 
  • Aktivitas fisik intens.
  • Kurang tidur atau terlalu banyak tidur.
  • Obat-obatan, misalnya penggunakan kontrasepsi oral atau vasolidator untuk tekanan darah tinggi.
  • Stres.
  • Bau yang kuat, seperti bau asap, parfum, atau bensin.
  • Perubahan cuaca atau perubahan tekanan barometrik.

Faktor risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan migrain, termasuk migrain dengan aura, bisa meliputi:

  • Jenis kelamin: Perempuan dua hingga tiga kali lebih berisiko terkena migrain dibanding laki-laki. Ini memengaruhi 1 dari 5 perempuan.
  • Usia: Migrain paling umum dialami pada usia 18–44 tahun.
  • Riwayat keluarga: Sekitar 90 persen orang dengan migrain memiliki riwayat jenis sakit kepala ini dalam keluarga.

5. Diagnosis

Diagnosis migrain dengan aura bisa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala, riwayat medis dan keluarga, dan pemeriksaan fisik.

Apabila aura tidak disertai sakit kepala, dokter mungkin merekomendasikan tes tertentu untuk menyingkirkan kondisi yang lebih serius, seperti serangan iskemik transien (TIA).

Penilaian mungkin termasuk:

  • Pemeriksaan mata: Pemeriksaan mata menyeluruh, yang dilakukan oleh spesialis mata (dokter mata), dapat membantu menyingkirkan masalah mata yang mungkin menyebabkan gejala penglihatan.
  • Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) kepala: Teknik sinar-X ini menghasilkan gambar detail otak.
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI): Untuk menghasilkan gambar organ dalam, termasuk otak.

Dokter mungkin memberi rujukan ke dokter spesialis saraf untuk mengesampingkan kondisi otak yang dapat menyebabkan gejala.

6. Perawatan

Migrain dengan Aura, Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Tahuilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pilihan perawatan akan tergantung pada seberapa sering kamu mengalami serangan migrain dan seberapa parah. Ini juga akan tergantung pada faktor lain seperti penyakit lain yang mungkin dimiliki atau obat-obatan yang digunakan.

Secara umum, pengobatan migrain meliputi:

  • Perawatan akut seperti obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, perawatan khusus migrain (triptan) dan obat antiemetik. Perawatan ini bertujuan untuk membantu mengelola gejala ketika serangan datang. Kamu perlu berhati-hati untuk tidak melakukan perawatan akut tertentu terlalu sering dalam sebulan, karena dapat menyebabkan sakit kepala karena penggunaan obat berlebihan. Penggunaan obat yang berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala setiap hari dengan gejala migrain.
  • Pengobatan pencegahan seperti beta-blocker, antidepresan trisiklik atau obat antiepilepsi. Perawatan ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi serangan migrain dan tingkat keparahan. Kamu bisa meminumnya setiap hari. Beberapa orang perlu mencoba berbagai perawatan, atau mungkin dirujuk ke spesialis jika perawatan tidak berhasil untuk mereka.

Di samping perawatan, banyak orang mendapat manfaat dari melakukan perubahan gaya hidup. Ini dapat mencakup hal-hal seperti berpegang teguh pada rutinitas, bangun pada waktu yang sama setiap hari, makan pada waktu yang sama setiap hari, dan tetap terhidrasi.

Jika ada faktor seperti alkohol atau kurang tidur yang tampaknya memicu serangan migrain, mungkin ada perubahan yang dapat kamu lakukan untuk membantu mengurangi seberapa frekuensi serangan migrain.

7. Pencegahan

Meskipun aura migrain tidak dapat dicegah sama sekali, tetapi ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi durasi, keparahan, dan frekuensi serangan. Apabila kamu mengalami migrain parah yang tidak merespons pengobatan dengan baik, dokter mungkin akan merekomendasikan:

  • Suplemen nutrisi: Magnesium, CoQ10, dan riboflavin. Gunakan sesuai rekomendasi dokter.
  • Obat penurun tekanan darah: Penghambat saluran kalsium seperti verapamil dapat membantu mencegah aura migrain. Dokter mungkin juga meresepkan beta-blocker, seperti timolol, propranolol, atau metoprolol tartrate.
  • Obat antikejang: Topiramate dan valproate dapat mengurangi frekuensi migrain dalam banyak kasus. Namun, mereka dapat menyebabkan efek samping seperti mual, pusing, dan perubahan berat badan.
  • Antidepresan: Amitriptyline atau antidepresan lainnya dapat membantu mencegah migrain pada beberapa orang.
  • Antibodi monoklonal peptida terkait gen kalsitonin (CGRP): Ini adalah obat suntik baru yang disetujui FDA untuk mengobati migrain. Obat ini diberikan setiap bulan untuk membantu mencegah gejala.
  • Suntikan Botox: Pada beberapa orang, suntikan Botox yang diberikan setiap 12 minggu dapat membantu mencegah migrain.

Migrain dengan aura umumnya tidak berbahaya. Namun, kondisi ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika kamu mengalami aura dengan atau tanpa sakit kepala, beri tahun dokter. Dokter tidak hanya dapat membantu mengelola gejala, tetapi juga dapat memastikan bahwa aura migrain tidak terkait dengan masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Baca Juga: 7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang, Migrain hingga Masalah Otak 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya