9 Obat yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Tramadol

Tramadol adalah obat opioid untuk mengobati nyeri

Tramadol adalah obat opioid yang disetujui untuk mengobati nyeri. Ini hanya boleh digunakan untuk nyeri yang tidak dapat diatasi dengan obat non opioid.

Obat ini tersedia dalam bentuk tablet lepas cepat, lepas lambat, dan cairan oral. Tablet tersedia dalam bentuk merek dan generik, sementara sediaan cairan oral hanya tersedia dalam produk bermerek.

Opioid seperti tramadol adalah zat yang dikendalikan. Obat-obatan ini memiliki risiko ketergantungan dan penyalahgunaan yang lebih tinggi dibandingkan obat-obatan yang tidak terkontrol. Dan, ada pembatasan dalam meresepkan dan mengisi ulang zat-zat yang dikontrol. Tramadol cenderung kurang manjur dibandingkan opioid lain seperti oxycodone dan hydrocodone/asetaminofen.

Kalau kamu diresepkan tramadol oleh dokter, kamu harus mengetahui kemungkinan interaksi obatnya. Beberapa interaksi bersifat ringan dan mungkin hanya memerlukan pemantauan, sementara yang lainnya lebih serius dan mungkin perlu perubahan pada pengobatan.

Di bahwa ini dipaparkan beberapa obat yang bisa berinteraksi dengan obat tramadol.

1. Obat-obatan yang memengaruhi metabolisme tramadol

Tramadol dimetabolisme (diuraikan) di hati. Beberapa obat mencegah tramadol dimetabolisme secara normal. Hal ini dapat menyebabkan tingkat tramadol yang lebih tinggi dalam tubuh dan lebih banyak efek samping. Dilansir U.S. Food and Drug Administration (FDA), obat-obatan ini disebut penghambat CYP3A4 atau CYP2D6. Contohnya:

  • Bupropion.
  • Fluoxetine.
  • Paroxetine.
  • Ketoconazole .
  • Clarithromycin.
  • Obat yang mengandung ritonavir.

Obat lain dapat menyebabkan tramadol dimetabolisme lebih cepat. Hal ini menurunkan tingkat tramadol dalam tubuh, membuatnya kurang efektif. Obat dan zat ini, yang disebut penginduksi CYP3A4, yang meliputi:

  • Phenytoin.
  • Carbamazepine.
  • Rifampin.
  • St.John's wort.

Jika kamu mengonsumsi obat yang memengaruhi metabolisme tramadol, dokter mungkin menyesuaikan dosis tramadol. Dalam beberapa kasus, sebaiknya hindari tramadol atau obat-obatan yang bisa berinteraksi sama sekali. Dokter dapat membantu memutuskan yang terbaik.

2. Antagonis opioid

9 Obat yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Tramadolilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Antagonis opioid adalah obat untuk mengobati gangguan penggunaan opioid dan gangguan penggunaan alkohol. Obat-obatan ini memblokir efek opioid dan mengurangi keinginan mengonsumsi alkohol.

Salah satu antagonis opioid yang paling umum adalah naltrexone. Jika kamu mulai menggunakan naltrexone saat mengonsumsi tramadol (atau opioid apa pun), gejala putus obat opioid dapat terjadi. Ini termasuk nyeri otot, agitasi, dan muntah. Hindari opioid selama 7 hingga 14 hari sebelum memulai naltrexone, dikutip dari laman Substance Abuse and Mental Health Services Administration.

Namun, jika kamu memulai tramadol saat sudah mengonsumsi naltrexone, kemungkinan besar kamu tidak akan merasakan efek pereda nyeri tramadol. Kalau kamu menggunakan naltrexone untuk gangguan penggunaan opioid dan kamu kembali menggunakan opioid, hubungi dokter. Kamu mungkin lebih sensitif terhadap opioid setelah menghentikan naltrexone. Dosis opioid yang kamu toleransi di masa lalu mungkin sekarang terlalu banyak untuk kamu. Hal ini dapat menyebabkan overdosis, yang dapat mengancam jiwa.

Penting untuk tidak mengacaukan naltrexone dengan naloxone. Seperti naltrexone, naloxone adalah antagonis opioid. Akan tetapi, meskipun naloxone digunakan dalam situasi overdosis, naltrexone tidak. Artinya, naloxone dapat diberikan kepada seseorang yang memakai opioid jika menurut kamu orang tersebut mengalami overdosis opioid.

3. Obat-obatan dan zat yang memperlambat otak

Banyak obat dan zat memperlambat aktivitas otak. Obat penenang, dan obat-obatan dengan kualitas seperti obat penenang, dapat menyebabkan efek samping, dan efek samping ini bisa memburuk bila dikombinasikan dengan tramadol. Ini termasuk koordinasi yang buruk, kebingungan, dan kantuk.

Lebih serius lagi, obat penenang dapat memperburuk gejala kesehatan mental dan menyebabkan kesulitan bernapas. Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan overdosis, koma, bahkan kematian.

Contoh obat penenang dan obat mirip obat penenang meliputi:

  • Benzodiazepin seperti alprazolam.
  • Obat tidur seperti zolpidem.
  • Barbiturat seperti phenobarbital.
  • Relaksan otot seperti methocarbamol.
  • Diphenhydramine.
  • Opioid lain seperti oxycodone.
  • Alkohol.

Jika kamu menggunakan salah satu obat ini, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari tramadol. Atau, dokter mungkin meresepkan dosis tramadol yang lebih rendah dan meminta kamu mewaspadai tanda-tanda sedasi berlebihan. Sebaiknya hindari alkohol sepenuhnya saat mengonsumsi tramadol atau opioid lainnya, dilansir GoodRx Health.

Bicaralah dengan dokter tentang pengobatan kamu saat ini sebelum memulai tramadol. Beri tahu juga kalau kamu minum alkohol. Dokter dapat membantu memutuskan apakah tramadol adalah pilihan yang tepat buat kamu.

4. Diuretik

9 Obat yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Tramadolilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Diuretik (pil air) membantu mengeluarkan cairan dari tubuh. Obat-obatan ini mengobati kondisi seperti gagal jantung, tekanan darah tinggi, dan kelebihan cairan (edema). Opioid seperti tramadol dapat menurunkan efektivitas diuretik. Menurut Society for Endocrinology, ini karena opioid mampu melepaskan hormon antidiuretik dalam tubuh. Hormon antidiuretik memiliki tujuan yang berlawanan dengan diuretik, karena mencegah tubuh membuang cairan.

Apabila mengonsumsi diuretik dan tramadol, dokter mungkin meminta kamu untuk memeriksa tekanan darah lebih sering. Dokter mungkin juga mencari tanda-tanda penumpukan cairan (seperti tidak cukup sering buang air kecil). Ini mungkin tanda diuretik tidak bekerja sebagaimana mestinya. 

Baca Juga: 9 Interaksi Tadalafil (Cialis), Ketahui Kalau Kamu Minum Obat Ini

5. Obat-obatan yang meningkatkan kadar serotonin

Beberapa obat meningkatkan kadar bahan kimia dalam tubuh yang disebut serotonin. Serotonin terlibat dalam banyak fungsi tubuh, seperti membantu mengatur suasana hati, tidur, buang air besar, dan banyak lagi.

Ketika kadar serotonin menjadi terlalu tinggi, sindrom serotonin dapat terjadi. Gejala ringannya antara lain berkeringat, gemetar, dan sulit tidur, sementara gejala parahnya meliputi demam tinggi, agitasi, dan tekanan darah tinggi.

Kondisi ini jarang terjadi. Namun, kondisi ini lebih mungkin terjadi jika kamu mengonsumsi beberapa obat yang meningkatkan serotonin, terutama pada dosis tinggi.

Beberapa obat dan suplemen yang meningkatkan kadar serotonin meliputi:

  • Monoamine oxidase inhibitor (MAOI) seperti selegiline.
  • Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline.
  • Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti escitalopram.
  • Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) seperti duloxetine.
  • Triptan seperti sumatriptan.
  • St.John's wort.

Apabila kamu menggunakan salah satu obat ini, bicarakan dengan dokter. Dokter mungkin merekomendasikan untuk menghindari tramadol. Kalau kamu menggunakan tramadol dan menunjukkan tanda-tanda sindrom serotonin, segera hubungi dokter. Dokter mungkin meminta kamu untuk menghentikan penggunaannya. Namun, hal ini dapat menyebabkan gejala putus obat, jadi jangan lakukan ini tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Jika gejala parah, segera dapatkan bantuan medis.

6. Warfarin

9 Obat yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Tramadolilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Warfarin adalah pengencer darah untuk membantu mencegah dan mengobati pembekuan darah. Warfarin memiliki indeks terapeutik yang sempit (narrow therapeutic index), artinya perbedaan dosis yang berbahaya dan dosis yang aman sangat kecil.

Tramadol dapat meningkatkan kadar warfarin dalam tubuh dan menyebabkan risiko lebih tinggi terjadinya memar atau pendarahan. Kalau kamu menggunakan warfarin, dokter mungkin menyarankan obat pereda nyeri yang berbeda, atau meminta tes darah lebih sering untuk memastikan kamu tidak berisiko tinggi mengalami pendarahan.

7. Digoxin

Digoxin digunakan untuk mengobati gejala gagal jantung dan membantu mengontrol detak jantung. Seperti warfarin, obat ini juga termasuk pengobatan narrow therapeutic index.

Tramadol dapat meningkatkan kadar digoxin dalam tubuh dan menyebabkan keracunan digoxin. Laporan mengenai hal ini jarang terjadi, tetapi gejalanya meliputi masalah penglihatan dan efek samping gastrointestinal. Toksisitas yang serius dapat menyebabkan masalah jantung yang mengancam jiwa.

Kalau kamu menggunakan digoksin, dokter mungkin merekomendasikan untuk menghindari tramadol, atau menurunkan dosis digoxin. Apabila kamu mengalami gejala keracunan digoxin, segera cari pertolongan medis.

8. Obat-obatan yang menurunkan ambang kejang

9 Obat yang Bisa Berinteraksi dengan Obat Tramadolilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa obat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kejang atau menurunkan ambang batas kejang.

Menurut FDA, tramadol dapat menurunkan ambang kejang sehingga lebih besar kemungkinannya untuk mengalami kejang. Hal ini lebih mungkin terjadi pada orang dengan riwayat kejang atau orang yang berisiko lebih besar mengalami kejang.

Menggabungkan tramadol dan obat lain yang menurunkan ambang kejang akan meningkatkan risiko. Ini termasuk:

  • Bupropion.
  • Antidepresan trisiklik.
  • Antipsikotik, terutama clozapine.
  • Cyclobenzaprine.
  • Diphenhydramine.

Sebelum mulai menggunakan tramadol, beri tahu dokter jika kamu menggunakan salah satu obat di atas. Dokter mungkin merekomendasikan pemantauan lebih dekat terhadap kejang atau meresepkan tramadol dengan dosis yang lebih rendah. Dokter mungkin juga menyarankan pengobatan yang berbeda.

9. Obat antikolinergik

Obat antikolinergik memblokir efek asetilkolin dalam tubuh. Asetilkolin adalah bahan kimia yang membantu otak dan otot bekerja dengan baik. Obat antikolinergik dapat menyebabkan efek seperti kesulitan buang air kecil, sembelit, dan mulut kering.

Contoh obat antikolinergik termasuk oxybutynin, dicyclomine, dan scopolamine. Dilansir publikasi StatPearls, banyak obat juga memiliki efek antikolinergik, termasuk antipsikotik, antidepresan trisiklik, dan diphenhydramine. Tramadol juga memiliki efek antikolinergik.

Jika tramadol dikonsumsi dengan obat antikolinergik lainnya, efek samping menjadi lebih mungkin terjadi. Untuk menghindari interaksi ini, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari tramadol. Atau, dokter mungkin hanya memantau tanda-tanda interaksi. Ini termasuk ketidakmampuan buang air kecil atau sembelit yang makin parah.

Tramadol adalah obat opioid untuk mengobati rasa sakit. Tramadol dapat berinteraksi dengan banyak obat. Beberapa kemungkinan interaksi mungkin hanya perlu pemantauan ekstra. Namun, interaksi lainnya bisa serius sampai mengharuskan dokter mengganti obat. Selalu bicarakan dengan dokter sebelum memulai tramadol untuk membantu memeriksa potensi interaksi.

Baca Juga: 11 Interaksi Obat Kolesterol Atorvastatin, Perhatikan ya!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya