15 Obat-obatan yang Dapat Menyebabkan Rambut Rontok

Rambut rontok adalah efek samping umum dari banyak obat

Obat-obatan dibuat untuk mengobati kondisi kesehatan. Namun, kadang obat bisa menimbulkan efek samping merugikan, misalnya pada rambut. Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan pertumbuhan rambut berlebih, perubahan warna atau tesktur rambut, atau rambut rontok.

Kerontokan rambut akibat obat-obatan, seperti jenis kerontokan rambut lainnya, bisa sangat memengaruhi penampilan dan kepercayaan diri.

Rambut rontok adalah efek samping umum dari banyak obat. Sebagian besar waktu, efek ini sifatnya hanya sementara dan akan hilang setelah tubuh menyesuaikan diri atau berhenti minum obat.

Obat-obatan dapat merusak folikel rambut, mengganggu pertumbuhan pada berbagai tahap. Dua jenis kerontokan rambut dapat terjadi. Salah satunya adalah telogen effluvium, atau kerontokan rambut sementara jangka pendek. Ini terjadi pada fase "istirahat" folikel rambut (telogen), tetapi pertumbuhan rambut baru terus berlanjut.

Jenis kerontokan rambut lainnya yang sering disebabkan oleh obat-obatan adalah anagen effluvium. Ini adalah jenis jangka panjang dan sering kali juga termasuk penipisan atau kerontokan rambut tubuh lainnya, termasuk alis dan bulu mata. Anagen effluvium terjadi pada fase "pertumbuhan baru" rambut (anagen).

Nah, inilah beberapa obat-obatan yang dapat menyebabkan rambut rontok.

Obat-obatan yang dapat menyebabkan rambut rontok

15 Obat-obatan yang Dapat Menyebabkan Rambut Rontokilustrasi rambut rontok (freepik.com/freepik)

Ada beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan kerontokan rambut sebagai efek sampingnya.

  1. Vitamin A: Vitamin A dosis tinggi dan obat-obatan yang berasal darinya dapat menyebabkan kerontokan rambut.

  2. Obat jerawat: Salah satu jenis jerawat obat yang berasal dari vitamin A, yaitu isotretinoin dan tretinoin, dapat menyebabkan kerontokan rambut. Karena bisa juga ada efek samping serius lainnya, kamu mungkin ingin mendiskusikan pilihan lain dengan dokter spesialis kulit.

  3. Antibiotik: Antibiotik bisa menyebabkan penipisan rambut sementara. Antibiotik dapat menguras vitamin B dan hemoglobin, yang mengganggu pertumbuhan rambut. Saat hemoglobin terlalu rendah, anemia bisa terjadi dan salah satu efeknya adalah rambut rontok. Kadar vitamin B yang normal penting untuk menjaga kesehatan rambut.

  4. Antikoagulan: Obat anti pembekuan darah atau pengencer darah seperti warfarin dan heparin digunakan untuk mencegah penggumpalan darah dan masalah kesehatan tertentu pada beberapa orang (seperti orang dengan kondisi jantung). Obat ini dapat menyebabkan rambut rontok yang dimulai setelah meminum obat ini selama sekitar tiga bulan.

  5. Antijamur: Obat antijamur diindikasikan untuk infeksi jamur dan telah dikaitkan dengan kehilangan rambut pada beberapa orang. Menurut studi, antijamur voriconazole adalah salah satu obat yang telah dihubungkan dengan alopecia di masa lalu (Clinical Infectious Diseases, 2014).

  6. Antikejang: Obat-obatan untuk mencegah kejang, seperti asam valproik dan trimetadione dapat menyebabkan rambut pada beberapa orang.

  7. Imunosupresan: Beberapa obat penekan kekebalan yang digunakan untuk mengobati kondisi autoimun, seperti lupus dan artritis reumatoid, dapat menyebabkan rambut rontok. Contohnya adalah methotrexate, leflunomide, cyclophosphamide, dan etanercept.

  8. Obat penurun kolesterol: Beberapa obat statin, seperti simvastatin dan atorvastatin telah dilaporkan dapat menyebabkan kehilangan rambut.

  9. Obat untuk gout: Obat gout (radang sendi akibat asam urat tinggi) seperti allopurinol, telah dilaporkan dapat mengakibatkan rambut rontok sebagai efek samping.

  10. Obat penurun berat badan: Obat seperti phentermine bisa menyebabkan rambut rontok, tetapi efek samping ini sering kali tidak disebutkan. Ini karena pelaku diet yang mengalami rambut rontok sering kali juga kekurangan nutrisi atau mungkin memiliki kondisi kesehatan yang mendasari yang berkontribusi terhadap kerontokan rambut mereka. Jadi, sementara beberapa orang yang menggunakan obat penurun berat badan melaporkan rambut rontok, itu juga bisa diakibatkan oleh malnutrisi.

  11. Antidepresan dan penstabil suasana hati: Beberapa orang yang yang menggunakan obat-obatan untuk depresi dan menstabilkan suasana hati dapat mengalami rambut rontok. Obat-obatan yang dapat menyebabkan ini meliputi: paroxetine hydrochloride, sertraline, protriptyline, amitriptyline, fluoxetine.

  12. Kemoterapi: Obat kemoterapi untuk mengobati beberapa jenis kanker dan penyakit autoimun dapat menyebabkan anagen effluvium. Kerontokan juga bisa terjadi di bulu mata, alis, dan rambut tubuh. Obat ini dirancang untuk menghancurkan sel kanker yang tumbuh cepat di tubuh, tetapi juga menyerang dan menghancurkan sel lain yang tumbuh dengan cepat, seperti akar rambut. Rambut akan tumbuh kembali setelah kemoterapi berakhir.

  13. Obat hipertensi: Beta-blocker dan obat seperti metoprolol, timolol, propranolol, atenolol, dan nadolol dapat menyebabkan rambut rontok. ACE inhibitor juga bisa membuat rambut menipis. Ini dapat dapat meliputi enalapril, lisinopril, serta captopril.

  14. Terapi hormon: Terapi hormon dapat memicu ketidakseimbangan hormon pada perempuan, menyebabkan rambut rontok dan berpotensi menyebabkan pola kebotakan permanen para perempuan. Pil KB yang digunakan untuk kontrasepsi dan terapi penggantian hormon, seperti progesteron dan estrogen. Perempuan yang telah menjalani histerektomi penuh misalnya, membutuhkan terapi penggantian hormon yang berkelanjutan setelah operasi. Perempuan pascamenopause mungkin memerlukan terapi penggantian hormon juga. Pria yang menggunakan hormon tertentu juga dapat mengalami rambut rontok atau kebotakan pola pria permanen. Terapi penggantian testosteron untuk mengobati testosteron rendah dapat menyebabkan kerontokan rambut.

  15. Steroid anabolik: Penggunaannya untuk pembentukan otot juga bisa menyebabkan rambut rontok pada laki-laki.

Baca Juga: 7 Obat-obatan yang Perlu Disimpan di Rumah, Selalu Sediakan ya!

Apa yang harus dilakukan?

15 Obat-obatan yang Dapat Menyebabkan Rambut Rontokilustrasi rambut rontok (pixabay.com/slavoljubovski)

Dilansir Healthline, kalau kamu baru saja minum obat baru dan memperhatikan rambut menipis atau rontok, bicarakan dengan dokter tentang beralih ke obat lain.

Dokter mungkin dapat meresepkan obat yang tidak menimbulkan efek samping tersebut. Dokter mungkin juga menyarankan kamu untuk berhenti minum obat selama beberapa bulan.

Kalau kamu mendapati pola kebotakan akibat pengobatan, beberapa perawatan seperti Rogaine (laki-laki dan perempuan), Propecia (laki-laki) dan dutasteride (laki-laki) mungkin bisa digunakan. Konsultasikan dengan dokter.

Kamu mungkin harus menggunakannya untuk jangka waktu tertentu sebelum bisa melihat hasilnya. Sebagai contoh, mungkin perlu waktu selama 6 bulan atau lebih untuk melihat hasil dari perawatan dengan Rogaine. 

Operasi transplantasi rambut atau terapi laser mungkin dapat dipertimbangkan jika kamu memiliki pola kebotakan.

Pengobatan rumahan dan gaya hidup termasuk memakai wig atau aksesori rambut dan menutupi rambut dengan syal atau topi.

Banyak orang yang menjalani kemoterapi memilih untuk tidak menutupi kebotakan atau penipisan rambut yang dialami, bahkan mencukur habis rambut kepala. Ini mencerminkan bahwa mereka menghadapi situasi kesehatan yang sulit, sehingga mereka berhak bangga dengan perjuangan ini. 

Bisakah kerontokan rambut ini dihentikan atau dibalikkan?

15 Obat-obatan yang Dapat Menyebabkan Rambut RontokIlustrasi rambut rontok (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Jika memungkinkan, cara terbaik untuk mengobati alopecia yang diinduksi oleh obat adalah berhenti minum obat yang bertanggung jawab atas kerontokan rambut. Namun, kamu tidak boleh menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter.

Dokter akan mendiskusikan pilihan pengobatan alternatif dan memastikan bahwa kamu beralih ke obat baru apa pun dengan aman.

Menurut DermNet, begitu kamu berhenti minum obat yang menyebabkan alopecia, perlu waktu setengah tahun agar rambut berhenti rontok. Biasanya kamu akan melihat pertumbuhan rambut baru dalam 3–6 bulan. Namun, mungkin butuh waktu hingga 18 bulan agar rambut pulih secara kosmetik.

Dalam banyak kasus, rambut rontok akibat efek samping dari obat-obatan hanya terjadi sementara. Rambut akan tumbuh kembali ke keadaan semula setelah obat yang menyebabkan rambut rontok dihentikan. Menyesuaikan dosis juga dapat meredakan gejala kerontokan rambut.

Ingat, jangan pernah berhenti minum obat tanpa persetujuan dokter. Selalu konsultasikan efek samping apa pun. Mungkin ada pilihan obat lain dengan efek samping yang lebih sedikit.

Baca Juga: 12 Obat yang Berbahaya Jika Konsumsinya Dihentikan Tiba-tiba

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya