Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Penyakit yang Terkait dengan Kekurangan Vitamin D

ilustrasi kekurangan vitamin D (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Vitamin D dibutuhkan untuk tulang yang kuat dan sehat, serta terkait dengan sejumlah penyakit dan kondisi medis.
  • Orang yang kekurangan vitamin D lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, serta risiko demensia.
  • Kekurangan vitamin D juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis, infeksi saluran pernapasan, kanker payudara, disfungsi ereksi, skizofrenia, dan depresi.

Vitamin D dibutuhkan untuk tulang yang kuat dan sehat. Namun, kekurangan vitamin D dampaknya tidak hanya untuk tulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D terkait dengan sejumlah penyakit dan kondisi medis.

Jumlah vitamin D yang dibutuhkan setiap hari tergantung pada usia dan, dalam beberapa kasus, faktor lain. Menurut laman Kementerian Kesehatan, dosis vitamin D biasanya disarankan pada 600 IU per hari (15 mcg) dan ini bisa didapat baik melalui sinar matahari, makanan, maupun suplemen.

Kalau kamu tinggal di daerah yang lebih dingin atau lebih minim sinar matahari, atau jika memiliki kulit berwarna gelap, kamu mungkin perlu mendapatkan lebih banyak vitamin D daripada orang yang tinggal di lingkungan yang lebih cerah atau berkulit lebih terang. Ini karena paparan sinar matahari adalah cara utama tubuh kita menyerap vitamin D.

Berikut ini adalah beberapa kondisi medis dan penyakit yang telah dikaitkan dengan kekurangan vitamin D.

1. Diabetes

Pada orang-orang yang kekurangan vitamin D, mereka lebih mungkin terkena diabetes tipe 2. Kekurangan vitamin D juga dapat mempersulit seseorang untuk mengendalikan gula darah jika sudah mengidap diabetes. Itu karena vitamin D membantu tubuh memproduksi lebih banyak insulin dan membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih baik.

Vitamin D juga membantu mengendalikan peradangan dalam tubuh. Terlalu banyak peradangan dapat menyebabkan gula darah lebih tinggi. Hal itu mungkin sangat penting bagi pasien diabetes yang memiliki ulkus kaki. Tanpa cukup vitamin D, ulkus kaki dan luka kulit lainnya sembuh lebih lambat.

That may be particularly important for people with diabetes who have foot ulcers. Without enough vitamin D, foot ulcers and other skin wounds heal more slowly.

2. Penyakit jantung

ilustrasi gangguan jantung (pexels.com/freestocks.org)

Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi adalah faktor risiko umum yang diketahui secara luas. Namun, kadar vitamin D yang rendah juga dapat meningkatkan risikonya.

Vitamin D membantu pembuluh darah rileks dan melebar. Tanpa vitamin D yang cukup, pembuluh darah tidak akan lentur, dan peradangan serta pembekuan darah lebih mungkin terjadi.

Vitamin D juga membantu menurunkan risiko penyakit jantung dengan menurunkan risiko diabetes.

Kamu bisa mengurangi risiko penyakit jantung dengan menjaga berat badan yang sehat, rutin olahraga, dan makan makanan yang kaya akan daging tanpa lemak, kacang-kacangan, serta buah dan sayuran.

3. Demensia

Penelitian terkini telah meneliti hubungan antara kadar vitamin D dan risiko demensia, dengan temuan yang menunjukkan potensi efek perlindungan.

Sebuah studi yang diterbitkan pada Januari 2025 menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat mengurangi risiko demensia hingga 40 persen, khususnya pada individu dengan fungsi kognitif normal dan tanpa faktor risiko genetik untuk penyakit Alzheimer.

Penelitian lain dari Universitas Australia Selatan pada tahun 2022 menemukan hubungan langsung antara kekurangan vitamin D dan peningkatan risiko demensia dan stroke. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dikaitkan dengan volume otak yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi ini.

Selain itu, sebuah penelitian skala besar tahun 2023 meneliti lebih dari 12.000 peserta dan menemukan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin D dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk mengembangkan demensia.

Walaupun ditemukan adanya adanya hubungan potensial antara kadar vitamin D dan risiko demensia, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan tersebut secara menyeluruh dan menentukan intervensi yang efektif. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum melakukan perubahan apa pun pada asupan vitamin D.

4. Kanker payudara

ilustrasi kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium, yang penting untuk kesehatan tulang yang baik. Vitamin D juga membantu sistem kekebalan tubuh, otot, dan saraf berfungsi dengan baik.

Sebagian besar vitamin D diproduksi saat bentuk nutrisi yang tidak aktif diaktifkan di kulit saat terkena sinar matahari. Vitamin D dalam jumlah yang lebih sedikit terdapat dalam susu yang diperkaya dan makanan lain, ikan berlemak, dan telur.

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan kadar vitamin D yang rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Vitamin D dapat berperan dalam mengendalikan pertumbuhan sel payudara normal dan dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker payudara.

5. Disfungsi ereksi

Studi telah meneliti hubungan antara kekurangan vitamin D dan disfungsi ereksi, yang menunjukkan adanya kemungkinan hubungan.

Tinjauan sistematis yang diterbitkan pada Januari 2023 meneliti berbagai studi dan menemukan bahwa kadar vitamin D yang rendah dikaitkan dengan disfungsi seksual pada laki-laki dan perempuan, termasuk disfungsi ereksi.

Studi lain pada Juni 2023 membahas mekanisme yang menyebabkan kekurangan vitamin D dapat menyebabkan disfungsi ereksi, seperti melalui pengaturan fungsi endotel, yang sangat penting untuk kesehatan ereksi.

Namun, meskipun menunjukkan adanya kemungkinan hubungan, tetapi studi-studi tersebut tidak menetapkan hubungan kausal langsung. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah suplementasi vitamin D dapat mencegah atau mengobati disfungsi ereksi secara efektif. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan perubahan apa pun pada asupan vitamin D.

6. Kanker prostat

ilustrasi kanker prostat (pixabay.com/marijana1)

Meskipun beberapa penelitian telah menyelidiki kemungkinan hubungan antara kadar vitamin D dan risiko kanker prostat, tetapi buktinya masih belum meyakinkan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat, sementara penelitian lain belum menemukan hubungan yang signifikan. Jadi, saat ini belum ada cukup bukti untuk mengonfirmasi bahwa kekurangan vitamin D secara langsung menyebabkan kanker prostat.

7. Skizofrenia

Penelitian menunjukkan adanya potensi hubungan antara kekurangan vitamin D dan peningkatan risiko terkena skizofrenia.

Vitamin D sangat penting untuk perkembangan dan fungsi otak, memengaruhi neuroplastisitas, sintesis neurotransmiter, dan perlindungan saraf. Kekurangan vitamin ini telah dikaitkan dengan berbagai gangguan kesehatan mental, termasuk skizofrenia.

Beberapa faktor risiko lingkungan untuk skizofrenia, seperti musim kelahiran, garis lintang, dan migrasi, telah dikaitkan dengan kekurangan vitamin D. Misalnya, individu yang lahir di bulan-bulan musim dingin atau di garis lintang yang lebih tinggi, di mana paparan sinar matahari terbatas, mungkin memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah, yang berpotensi meningkatkan risiko skizofrenia.

Selain itu, faktor gaya hidup yang umum di antara individu dengan gangguan psikotik—seperti merokok, indeks massa tubuh yang lebih tinggi, menarik diri dari pergaulan, dan berkurangnya aktivitas fisik yang menyebabkan berkurangnya paparan sinar matahari—dikaitkan dengan peningkatan risiko kekurangan vitamin D.

Meskipun hubungan ini menunjukkan adanya hubungan antara kekurangan vitamin D dan risiko skizofrenia, tetapi hubungan sebab akibat belum dapat dipastikan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah suplementasi vitamin D dapat secara efektif mengurangi risiko atau tingkat keparahan skizofrenia.

8. Depresi

ilustrasi orang depresi (pexels.com/Kelly)

Penelitian menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dan depresi.

Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa banyak orang dengan depresi juga mengalami kekurangan vitamin D, termasuk mereka yang mengalami depresi pascapersalinan.

Sebuah studi kecil tahun 2020 yang melibatkan 56 peserta dengan depresi ringan hingga sedang menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D memperbaiki tingkat keparahan depresi selama 8 minggu, tetapi manfaat jangka panjangnya masih belum jelas.

Namun, sebuah studi yang lebih besar tahun 2020 yang melibatkan lebih dari 18.000 peserta yang mengonsumsi 2.000 IU vitamin D setiap hari selama 5 tahun tidak menemukan efek signifikan pada skor depresi dibandingkan dengan plasebo.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan antara kekurangan vitamin D dan depresi serta apakah suplementasi efektif dalam mengobati gejala.

9. Osteoporosis

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan osteoporosis melalui beberapa mekanisme yang saling terkait:

  • Penyerapan kalsium terganggu

Vitamin D sangat penting untuk penyerapan kalsium yang efisien di usus. Tanpa vitamin D yang cukup, penyerapan kalsium menurun, yang menyebabkan kadar kalsium serum menjadi lebih rendah. Kekurangan ini mendorong tubuh untuk mengimbanginya dengan meningkatkan produksi hormon paratiroid (PTH), suatu kondisi yang dikenal sebagai hiperparatiroidisme sekunder.

Kadar PTH yang meningkat merangsang pelepasan kalsium dari tulang untuk mempertahankan kadar kalsium darah yang diperlukan, yang mengakibatkan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko osteoporosis.

  • Efek langsung pada sel tulang

Vitamin D, melalui bentuk aktifnya 1,25-dihydroxyvitamin D, berinteraksi dengan reseptor vitamin D (VDR) pada osteoblas (sel yang bertanggung jawab untuk pembentukan tulang) dan osteoklas (sel yang terlibat dalam resorpsi tulang). Interaksi ini mengatur remodeling tulang dengan mendorong pematangan osteoblas dan mengendalikan aktivitas osteoklas.

Kekurangan vitamin D mengganggu keseimbangan tersebut, yang menyebabkan berkurangnya pembentukan tulang dan peningkatan resorpsi tulang, sehingga berkontribusi terhadap osteoporosis.

  • Mineralisasi tulang

Kadar vitamin D yang cukup sangat penting untuk mineralisasi tulang, proses di mana mineral disimpan dalam matriks tulang untuk memberikan kekuatan dan kekakuan. Kekurangan vitamin D mengganggu proses ini, yang menyebabkan tulang menjadi lebih lunak dan meningkatkan kerentanan terhadap patah tulang.

Singkatnya, kekurangan vitamin D berkontribusi terhadap osteoporosis dengan mengganggu penyerapan kalsium, mengganggu fungsi sel tulang, dan menghambat mineralisasi tulang. Mempertahankan kadar vitamin D yang cukup sangat penting untuk kesehatan tulang dan pencegahan osteoporosis.

10. Infeksi saluran pernapasan

ilustrasi flu (freepik.com/diana.grytsku)

Vitamin D berperan penting dalam fungsi kekebalan tubuh dengan berinteraksi langsung dengan sel-sel yang melawan infeksi. Kadar vitamin D yang rendah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan, termasuk flu, bronkitis, dan pneumonia.

Tinjauan tahun 2020 menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D dan beberapa penyakit virus seperti hepatitis, flu, COVID-19, dan AIDS.

Selain itu, tinjauan tahun 2019 terhadap 25 penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D membantu mengurangi risiko infeksi pernapasan, terutama pada individu dengan kadar vitamin D yang sangat rendah.

Meskipun penelitian mendukung peran vitamin D dalam kesehatan kekebalan tubuh, tetapi berkonsultasi dengan dokter sangat dianjurkan bagi mereka yang sering mengalami infeksi.

Kekurangan vitamin D adalah masalah umum. Namun, kebanyakan orang tidak memiliki gejala atau tidak mengetahui bahwa levelnya dalam tubuh rendah.

Seiring waktu, kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi kesehatan. Dokter dapat membantu mengetahui jumlah vitamin D dalam tubuh mengembangkan rencana untuk meningkatkannya jika diperlukan. Ini dapat membantu menurunkan risiko penyakit dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang.

Referensi

"Sinar Matahari dan Vitamin D." Yankes Kemkes. Diakses Februari 2025.
"7 Health Conditions Linked to Vitamin D Deficiency, From Diabetes to Dementia." GoodRx Health. Diakses Februari 2025.
"10 Illnesses Linked to Vitamin D Deficiency." Everyday Health. Diakses Februari 2025.
Maryam Ghahremani et al., “Vitamin D Supplementation and Incident Dementia: Effects of Sex, APOE, and Baseline Cognitive Status,” Alzheimer S & Dementia Diagnosis Assessment & Disease Monitoring 15, no. 1 (January 1, 2023), https://doi.org/10.1002/dad2.12404.
"Vitamin D deficiency leads to dementia." University of South Australia. Diakses Februari 2025.
"Low Vitamin D Levels." Breastcancer.org. Diakses Februari 2025.
Andrea Crafa et al., “Mechanisms Suggesting a Relationship Between Vitamin D and Erectile Dysfunction: An Overview,” Biomolecules 13, no. 6 (June 1, 2023): 930, https://doi.org/10.3390/biom13060930.
Darooneh, T., Ghasemi, V., Roozbeh, N. et al. "The effect of vitamin D on sexual function: a systematic review." Nutrire 48, 33 (2023). https://doi.org/10.1186/s41110-023-00221-y.
"Study: Vitamin D May Play a Role in Prostate Cancer Disparities." Cedars Sinai. Diakses Februari 2025.
Adam B. Murphy et al., “Vitamin D Deficiency Predicts Prostate Biopsy Outcomes,” Clinical Cancer Research 20, no. 9 (April 30, 2014): 2289–99, https://doi.org/10.1158/1078-0432.ccr-13-3085.
Matthias Schömann-Finck and Jörg Reichrath, “Umbrella Review on the Relationship Between Vitamin D Levels and Cancer,” Nutrients 16, no. 16 (August 15, 2024): 2720, https://doi.org/10.3390/nu16162720.
"Vitamin D and Cancer." National Cancer Institute. Diakses Februari 2025.
Lally, John, and Fiona Gaughran. “Vitamin D in Schizophrenia and Depression: A Clinical Review.” BJPsych Advances 25, no. 4 (2019): 240–48. https://doi.org/10.1192/bja.2019.10.
"Is a Vitamin D Deficiency Causing Your Depression?" Healthline. Diakses Februari 2025.
"Vitamin D." National Institutes of Health - Office of Dietary Supplements. Diakses Februari 2025.
Yanqi Li et al., “Modulation of the Vitamin D/Vitamin D Receptor System in Osteoporosis Pathogenesis: Insights and Therapeutic Approaches,” Journal of Orthopaedic Surgery and Research 18, no. 1 (November 13, 2023), https://doi.org/10.1186/s13018-023-04320-4.
Eamon Laird et al., “Vitamin D and Bone Health; Potential Mechanisms,” Nutrients 2, no. 7 (July 5, 2010): 693–724, https://doi.org/10.3390/nu2070693.
"Common Symptoms of Vitamin D Deficiency and How to Treat Them." Healthline. Diakses Februari 2025.
Chiang, Mathew, Radhika Natarajan, and Xiaoduo Fan. "Vitamin D in Schizophrenia: A Clinical Review." BMJ Mental Health 19, no. 1 (2016): 6.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us