12 Penyebab Perut Bunyi, Ada yang Serius
Intinya Sih...
- Perut bunyi bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti kelaparan, menelan terlalu banyak udara, intoleransi laktosa, dan makanan berserat tinggi.
- Perut bunyi juga bisa berasal dari infeksi atau peradangan pada usus serta kondisi medis seperti penyakit celiac, sindrom iritasi usus besar, hernia, kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn.
- Perut bunyi biasanya tidak perlu dikhawatirkan kecuali jika disertai dengan sakit perut parah atau gejala lain yang mengganggu. Dalam kasus ini, temui dokter untuk evaluasi dan pengobatan.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sedang menghadiri acara penting, tiba-tiba perutmu bunyi cukup keras sampai terdengar orang di sebelahmu. Ini umumnya terjadi saat kamu lapar atau perlu ke kamar mandi, atau keduanya.
Kamu mungkin bertanya-tanya apa saja kondisi yang dapat menyebabkan perut bunyi. Baca terus sampai habis untuk mengetahuinya, ya.
1. Pencernaan kamu sedang bekerja
Perut bunyi sebetulnya bisa merupakan bagian normal dari proses pencernaan yang disebabkan oleh masuknya makanan ke usus dari lambung.
Peristaltik, yang merupakan serangkaian kontraksi otot seperti gelombang, membantu makanan bergerak lebih jauh ke saluran pencernaan setelah dikonsumsi. Hal ini dikombinasikan dengan suara gas dan makanan yang bergerak menimbulkan suara.
2. Lapar
Kelaparan adalah salah satu penyebab paling umum dari suara perut. Saat kamu lapar, terjadi peningkatan produksi zat tertentu di otak yang menandakan isyarat lapar dan menyebabkan kontraksi pada usus dan lambung.
Perut bunyi saat lapar ini dikenal sebagai borborygmi. Ini terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot di lambung dan usus, yang membantu memindahkan makanan di sepanjang saluran pencernaan. Saat lambung dan usus kosong, kontraksi ini dapat menimbulkan suara bising saat mendorong udara, cairan, dan sejumlah kecil bahan padat melalui saluran pencernaan.
3. Menelan terlalu banyak udara
Perut kamu juga bisa berbunyi keras jika menelan terlalu banyak udara. Kamu menelan udara saat makan, minum, dan berbicara.
Namun, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kamu menelan lebih banyak udara dari biasanya. Ini termasuk mengunyah permen karet, merokok, minum minuman berkarbonasi, dan makan dalam porsi besar.
Orang dengan penyakit gastroesophageal reflux (GERD) juga cenderung menelan banyak udara.
4. Intoleransi laktosa
Orang dengan intoleransi laktosa tidak dapat mencerna laktosa.
Laktosa adalah gula yang ditemukan dalam produk susu seperti susu, keju, dan es krim. Sisa laktosa akan dipecah oleh bakteri yang hidup di usus besar, dan proses ini menghasilkan banyak gas.
Itulah kenapa intoleransi laktosa menyebabkan gejala seperti kembung dan gas (perut kembung). Gas ekstra di usus besar juga dapat menyebabkan perut berbunyi.
5. Konsumsi makanan tinggi serat
Makanan berserat tinggi seperti biji-bijian, sayuran berdaun, dan buah-buahan sangat bagus untuk kesehatan usus. Namun, makanan ini juga merupakan makanan dengan "residu tinggi", yang berarti usus tidak memecahnya sepenuhnya.
Ketika residu tersebut mencapai usus besar, bakteri akan memecah sebagian residu tersebut. Bakteri menghasilkan gas dan gas tambahan itu dapat membuat perut berbunyi.
6. Infeksi dan peradangan saluran cerna
Suara perut juga bisa bersumber dari infeksi atau peradangan pada usus, terutama pada orang dengan riwayat penyakit Crohn.
Dalam kasus ini, gejala penyerta lainnya bisa berupa nyeri dan ketidaknyamanan, malaise, mual, atau diare.
Editor’s picks
7. Obstruksi usus
Obstruksi usus juga dapat menyebabkan suara bising di perut karena meningkatnya gerakan peristaltik di usus. Peningkatan pergerakan ini terjadi untuk membantu cairan dan gas yang tidak mampu melewati usus yang tersumbat, dan mengakibatkan perut keroncongan.
Obstruksi usus adalah kondisi yang sangat serius yang dapat disebabkan oleh cacing, endometriosis usus, penyakit inflamasi, atau hernia. Dalam kasus ini, gejala lain bisa menyertai perut bunyi, seperti sakit perut, kram parah, kurang nafsu makan, dan mual.
8. Penyakit celiac
Penyakit celiac ditandai dengan intoleransi parah terhadap gluten yang menyebabkan iritasi dan malabsorpsi di usus saat mengonsumsi makanan yang mengandung gandum, rye, atau barley. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kecepatan buang air besar yang mengakibatkan perut berbunyi.
Selain itu, penyakit ini dapat menyebabkan gas berlebih, diare berminyak atau berbusa dengan bau tidak sedap, atau perut kembung.
9. Sindrom iritasi usus besar
Bunyi bising di perut bisa disebabkan oleh sindrom iritasi usus besar, yaitu gangguan saluran cerna yang ditandai dengan peradangan pada vili usus.
Sindrom iritasi usus besar biasanya menyebabkan produksi gas berlebihan, serta gejala lain seperti perut kembung, nyeri, dan periode diare yang bergantian dengan sembelit.
Meskipun penyebab sindrom iritasi usus besar belum diketahui sepenuhnya, tetapi gejalanya cenderung memburuk selama periode stres dan kecemasan.
10. Hernia
Hernia terjadi ketika sebagian usus menonjol keluar dari dinding perut. Hernia dapat menyebabkan sembelit, sehingga perut berbunyi.
Selain itu, hernia mungkin juga menimbulkan gejala lain seperti nyeri, bengkak, kemerahan, mual, dan muntah.
11. Kolitis ulseratif
Kolitis ulseratif merupakan penyakit radang usus yang disebabkan oleh peradangan pada mukosa usus yang dapat mengakibatkan perdarahan atau tukak pada usus.
Gejala umumnya termasuk diare encer dengan darah cerah atau diare berwarna cokelat atau hitam, dan berbau busuk.
Kondisi ini juga dikaitkan dengan kelebihan gas yang dapat mengakibatkan perut bunyi, sakit perut, tinja berlendir, demam, diare yang bersifat kronis, dan anemia akibat pendarahan usus.
12. Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah penyakit radang usus lainnya yang ditandai dengan peradangan kronis pada lapisan usus. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti diare encer, yang bisa berwarna kuning karena malabsorpsi nutrisi, sakit perut, serta darah atau lendir pada tinja.
Selain itu, penyakit ini dapat menyebabkan peningkatan gas usus yang menyebabkan perut kamu bunyi.
Perut bunyi biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, memang ada beberapa kasus ketika keluhan yang tidak biasa atau terus-menerus mungkin perlu perhatian medis.
Jika kamu mengalami sakit perut yang parah atau terus-menerus, sering diare atau perubahan kebiasaan buang air besar, penurunan berat badan yang tidak disengaja, tinja berdarah, atau gejala lain yang mengganggu selain perut bunyi, sebaiknya temui dokter. Gejala-gejala ini mungkin mengindikasikan kondisi pencernaan yang memerlukan evaluasi dan pengobatan.
Baca Juga: Bikin Perut Membuncit, Apa Itu Cortisol Belly?
Referensi
MedicineNet. Diakses pada Mei 2024. Is Stomach Rumbling a Good Sign?
WebMD. Diakses pada Mei 2024. Why Does My Stomach Growl?
Tua Saúde. Diakses pada Mei 2024. Stomach Growling: Top 11 Causes (& What to Do)
Prevention. Diakses pada Mei 2024. Why Does My Stomach Growl, and What’s Normal? Doctors Explain.
Bredenoord, A. J., Weusten, B. L., Timmer, R., & Smout, A. J. P. M. (2006). Air Swallowing, Belching, and Reflux in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease. American Journal of Gastroenterology, 101(8), 1721–1726. https://doi.org/10.1111/j.1572-0241.2006.00687.x