11 Perubahan pada Jantung setelah Usia 50 Tahun

Bisa memunculkan tantangan buat jantung

Intinya Sih...

  • Setelah menginjak usia 50 tahun, ini bisa memunculkan tantangan buat jantung.
  • Mulai sekitar usia 50 tahun, otot jantung mulai menegang, membuatnya lebih sulit untuk memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh,
  • Perubahan hormonal, metabolisme, tidur, dan tekanan darah setelah usia 50 tahun dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Penuaan dapat menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah.

Misalnya, seiring bertambahnya usia, jantung tidak bisa berdetak kencang selama aktivitas fisik atau saat stres seperti saat masih muda. Namun, jumlah detak jantung per menit saat istirahat tidak berubah secara signifikan dengan penuaan normal.

Setelah menginjak usia 50 tahun, ini bisa memunculkan tantangan buat jantung. Pada usia ini, inilah beberapa perubahan yang dialami jantung.

1. Risiko kondisi jantung meningkat

Menurut Kementerian Kesehatan, penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit stroke dengan 19,42 persen dan jantung iskemik (serangan jantung) sebesar 14,38 persen.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan  penyakit jantung, yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Penyakit jantung menjadi peringkat pertama menyerap klaim BPJS Kesehatan, dengan biaya Rp17,62 triliun pada 2023, meningkat dibandingkan dengan Rp12,1 triliun pada 2022.

Walaupun laki-laki mungkin lebih menyadari akan ancaman penyakit jantung, tetapi menurut survei dari HeartFlow, sebuah perusahaan teknologi medis, lebih dari separuh perempuan tidak menyadari bahwa penyakit jantung adalah ancaman terbesar mereka; kebanyakan menganggap masalah kesehatan lain seperti kanker payudara dan stroke adalah penyebab utama kematian.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah laki-laki dan perempuan yang meninggal akibat penyakit jantung hampir sama setiap tahunnya—dan risikonya benar-benar melonjak pada usia paruh baya.

Pada usia sekitar 45 tahun, risiko laki-laki terkena serangan jantung mulai meningkat dengan mantap; usia rata-rata laki-laki yang menderita serangan jantung adalah 66 tahun.

Bagi perempuan, menopause—yang biasanya dimulai sekitar usia 50 tahun—dapat menyebabkan perubahan jantung dan arteri yang meningkatkan kemungkinan penyakit jantung.

2. Jantung mengeras

11 Perubahan pada Jantung setelah Usia 50 Tahunilustrasi jantung (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Mulai sekitar usia 50 tahun, otot jantung mulai menegang, membuatnya lebih sulit untuk memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh, menurut Cleveland Clinic. Ini dinamakan disfungsi diastolik, yaitu kondisi ketika otot tidak bisa rileks setelah setiap denyut sehingga meningkatkan keausan.

Bagi perempuan, perubahan hormonal dapat memperburuk keadaan. Dilansir The Healthy, saat kadar hormon estrogen menurun, perempuan sering mengalami kekakuan otot jantung.

Jangan tunda mencari bantuan jika mengalami gejala khas seperti sesak napas, kelelahan, bengkak di kaki, pergelangan kaki, dan telapak kaki, detak jantung cepat, serta batuk berlendir berwarna merah muda dan berbusa.

3. Detak jantung menjadi tidak teratur

Aritmia cukup umum dan kebanyakan orang mengalaminya pada beberapa titik kehidupan, seperti saat minum terlalu banyak kafein, minum obat pilek atau batuk, atau dikagetkan oleh sesuatu. 

Risiko meningkat seiring bertambahnya usia. Perubahan kadar estrogen dapat menyebabkan aritmia.

Apabila ketidakteraturan berlanjut atau sering terjadi, temui dokter, terutama jika mengalami sesak napas, pingsan, nyeri dada, atau pusing.

4. Pada perempuan, kadar estrogen yang rendah meningkatkan risiko jantung

11 Perubahan pada Jantung setelah Usia 50 Tahunilustrasi lansia melakukan meditasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Estrogen sangat penting untuk pemeliharaan banyak fungsi tubuh, termasuk kesehatan reproduksi, perkembangan tulang, manajemen suasana hati, dan kesehatan jantung.

Saat sudah menopause, biasanya antara usia 50 dan 54 tahun, estrogen menurun dengan tajam. Akibatnya, beberapa hal terjadi pada tubuh perempuan. Banyak dari perubahan ini menghasilkan perkembangan faktor risiko penyakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

5. Pinggang yang melebar dapat memberi stres pada jantung

Metabolisme melambat seiring bertambahnya usia. Hal itu, ditambah penurunan massa otot dan aktivitas yang berkaitan dengan usia, artinya berat badan bisa naik bahkan jika kamu tidak makan lebih banyak kalori.

Berat badan ekstra ini bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi, peradangan, dan obesitas, yang semuanya adalah faktor risiko penyakit jantung.

Bagi perempuan, penurunan estrogen bisa berarti kamu akan mengalami kenaikan badan seperti laki-laki, yakni di bagian tengah tubuh dibandingkan dengan pinggul dan paha, menurut Mayo Clinic.

Apa yang disebut lemak viseral ini menempel pada organ vital seperti hati dan jantung, meningkatkan risiko kondisi kronis seperti penyakit hati berlemak, diabetes, dan penyakit jantung.

Akhiri lingkaran setan ini dengan rutin berolahraga.

Baca Juga: 4 Stadium Gagal Jantung, dari A hingga D

6. Perempuan lebih berisiko mengalami patah hati

11 Perubahan pada Jantung setelah Usia 50 Tahunilustrasi lansia cek tekanan darah (pexels.com/Vlada Karpovich)

Patah hati benar-benar bisa melukai jantung. Mendapat kabar bahwa seseorang yang disayang meninggal dunia, mengalami kecelakaan, korban bencana alam, atau mengalami stres ekstrem dapat memicu fenomena ini. 

Pada dasarnya, hormon stres mengganggu ritme normal jantung di satu bagian otot tertentu. Kabar baiknya, ini jarang berakibat fatal.

Menurut Harvard Health, lebih dari 90 persen kasus sindrom patah hati atau broken heart syndrome yang dilaporkan terjadi pada perempuan berusia antara 58 dan 70 tahun.

Segera emui dokter apabila mengalami gejala-gejala yang dicurigai terkait jantung, terutama saat menghadapi peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.

Yakinlah bahwa kebanyakan orang pulih dari sindrom ini tanpa kerusakan jantung jangka panjang dengan pengobatan yang tepat.

7. Pada perempuan, estrogen yang rendah setara dengan kolesterol yang lebih tinggi

Hormon perempuan, terutama estrogen, melakukan banyak hal baik untuk jantung, termasuk mengelola kolesterol.

Saat kadar hormon menurun pada usia 50-an, kolesterol jahat mulai meningkat dan kolesterol baik menurun.

Kalau tidak melakukan penyesuaian pada pola makan dan gaya hidup, maka dapat terjadi peradangan di arteri jantung yang, dikombinasikan dengan kolesterol jahat, mengakibatkan terbentuknya penyumbatan.

8. Tidur yang buruk memungkinkan pembentukan plak kolesterol

11 Perubahan pada Jantung setelah Usia 50 Tahunilustrasi lansia tidur (pexels.com/Karolina Grabowska)

Orang dewasa yang lebih tua mengalami perubahan dalam kualitas dan durasi tidur. Banyak dari perubahan ini terjadi karena perubahan jam internal tubuh, mengutip National Sleep Foundation.

Ada risiko sering terbangun pada malam hari dan kecil kemungkinannya untuk tidur nyenyak yang dibutuhkan jantung agar berfungsi dengan baik.

Perempuan juga harus menghadapi gejala pramenopause dan menopause, yaitu hot flash, yang diketahui dapat merusak tidur.

Durasi tidur yang lebih pendek dan kualitas tidur yang lebih buruk tampaknya terkait dengan peningkatan kekakuan arteri dan peningkatan plak kolesterol, terutama di arteri karotis.

Jika mengalami masalah tidur, baiknya konsultasikan dengan dokter.

9. Menurunnya hormon bisa mengganggu insulin

Karena penurunan estrogen, insulin, hormon yang mengatur gula darah, bisa terganggu. Sebelum usia 50-an, estrogen membantu insulin dalam mengelola glukosa (gula darah).

Menopause dapat menyebabkan berkurangnya sekresi insulin dan peningkatan resistansi insulin, yang juga menghasilkan peningkatan kemungkinan berkembangnya diabetes pada individu yang rentan.

Diabetes bisa sangat membebani jantung, berkontribusi pada kerusakan pembuluh darah besar yang terkait dengan masalah kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung. Diabetes juga merusak pembuluh darah kecil mata, jantung, saraf, kaki, dan ginjal.

10. Pembuluh jantung menyempit

11 Perubahan pada Jantung setelah Usia 50 Tahunilustrasi jantung manusia (unsplash.com/jesse orrico)

Penyakit mikrovaskular koroner adalah penyempitan pembuluh darah kecil yang bercabang dari arteri koroner utama. Juga dikenal sebagai penyakit pembuluh darah kecil, kondisi ini dapat mengganggu aliran darah.

Orang yang terdampak dapat mengalami angina atau nyeri dada yang khas, tetapi tidak mengalami penyumbatan di pembuluh yang lebih besar. 

Penyakit mikrovaskular koroner paling sering terjadi pada perempuan, terutama setelah menopause, ketika kadar estrogen turun.

Beberapa gejala dapat berupa sesak napas, nyeri dada, dan rasa seperti akan pingsan.

Jika kamu mengalami salah satu dari ini, terutama disertai nyeri dada, segera cari bantuan.

Gaya hidup sehat dapat memperbaiki penyakit mikrovaskular koroner.

11. Tekanan darah yang meningkat membuat dinding arteri menjadi kaku

Tekanan darah secara alami meningkat seiring bertambahnya usia, menurut para ahli di Johns Hopkins Medicine.

Tekanan yang meningkat menekan dan mengeraskan dinding arteri, menyebabkan peningkatan tekanan darah tambahan dan meningkatkan risiko penyumbatan.

Untuk perempuan, penurunan estrogen merusak fleksibilitas di arteri. Kekakuan ini juga terjadi di dalam bilik jantung, yang mengakibatkan peningkatan tekanan pada jantung.

Sering kali orang tidak menyadari jantungnya sedang stres karena tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala fisik. Namun, itu secara diam-diam merusak pembuluh darah, otot jantung, dan secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Itulah beberapa perubahan pada jantung setelah usia 50 tahun. Berapa pun usia kamu, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular akan sepadan dengan usahanya.

Mulailah untuk mempraktikkan gaya hidup yang ramah jantung. Libatkan seluruh keluarga agar selalu termotivasi dan ikuti rencana pengobatan dari dokter jika memiliki kondisi medis tertentu, khususnya yang berkaitan dengan jantung.

Baca Juga: Jantung Berdebar (Palpitasi): Gejala, Penyebab, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya