Tenggorokan Pria Ini Pecah akibat Menahan Bersin, Kok Bisa!?

Ia mencubit hidung dan menutup mulutnya saat menahan bersin

Biasanya kita nggak perlu berpikir dua kali untuk bersin. Bersin adalah mekanisme tubuh kita untuk membersihkan hidung. Saat benda asing seperti kotoran, serbuk sari, debu, atau asap memasuki lubang hidung, hidung bisa mengalami iritasi dan ini memicu bersin. Bisa dibilang bersin adalah salah satu pertahanan tubuh melawan kuman.

Namun, dalam beberapa situasi, beberapa orang harus menahan bersin. Misalnya saat rapat penting atau presentasi. Sesekali dilakukan mungkin bukan masalah. Namun, kalau sering, ini bisa berpotensi bahaya.

Salah satu contohnya adalah laporan kasus seorang pria di Inggris yang dilarikan ke unit gawat darurat rumah sakit Leicester Royal Infirmary, Inggris. Pria ini tenggorokannya pecah (ruptur) saat menahan bersin dengan kekuatan tinggi dan tekanan yang dihasilkan merobek jaringan lunak.

Walaupun kasus seperti ini sangat langka dan tidak biasa, kita tetap harus waspada. Kasus pria ini dipublikasikan dalam BMJ Journal tahun 2018.

Bagaimana nasib pria tersebut?

Tenggorokan Pria Ini Pecah akibat Menahan Bersin, Kok Bisa!?ilustrasi pasien (flickr.com/NIH Clinical Center)

Beberapa spesialis THT merinci kasus seorang pria yang mencoba menahan bersin yang kuat. Pria asal Inggris yang berusia 34 tahun ini—pada waktu itu digambarkan sebagai individu yang sebelumnya bugar dan sehat—berusaha menghentikan bersin yang sangat kuat dengan mencubit hidung dan menutup mulutnya.

Tak lama setelahnya, ia mengalami kesulitan menelan dan menyadari adanya perubahan suara. Tak hanya itu, lehernya bengkak dan, saat ia mencoba menggerakkannya, itu menimbulkan sensasi meletup (popping) dan berderak (crackling).

Setelah dirontgen, terungkap bahwa penyebab masalah yang dialami pria tersebut adalah adanya garis-garis udara kecil yang tertanam di jaringan lunak lehernya, kondisi yang dikenal sebagai emfisema subkutan dan pneumomediastinum.

Dengan kata lain, dengan mencoba menahan kekuatan penuh dari bersinnya, pria itu benar-benar membuat tenggorokannya pecah. Udara yang akan keluar dari bersin malah masuk ke jaringan lunaknya sebagai gelembung kecil.

Pria itu diberi makan melalui selang selama tujuh hari untuk memberikan waktu bagi jaringan untuk sembuh. Dokter juga memberikan antibiotik. Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, pria itu boleh pulang. Setelah janji temu dengan dokter untuk tidak lanjut dua bulan setelahnya, pria tersebut dinyatakan sembuh total.

Salah satu dokter penulis laporan, dr. Wanding Yang, mengatakan bahwa pria tersebut selalu berusaha menahan bersin karena menurutnya sangat tidak higienis untuk bersin di tempat yang banyak orang. Para dokter menyimpulkan bahwa pria itu telah melakukan kebiasaan tersebut selama bertahun-tahun. Untung saja robekan yang dialami sangat kecil dan tidak memerlukan operasi.

Bagi kebanyakan orang, menahan bersin tidak menyebabkan komplikasi seperti yang dialami pria tersebut. Namun, seperti yang dicatat oleh penulis laporan, jenis ruptur ini lebih mungkin terjadi akibat infeksi atau trauma lainnya. Meski begitu, mereka masih berpendapat bahwa mencubit hidung untuk menahan bersin—dan menahan bersin secara lebih umum—harus dihindari.

Baca Juga: 12 Pemicu Bersin yang Tidak Lazim, Salah Satunya Saat Mencabut Alis

Potensi bahaya menahan bersin

Tenggorokan Pria Ini Pecah akibat Menahan Bersin, Kok Bisa!?ilustrasi menahan bersin (pexels.com/Brandon Nickerson)

Bersin adalah aktivitas yang kuat—mampu mengeluarkan tetesan lendir dari hidung dengan kecepatan hingga 100 mil per jam. Yang membuat bersin begitu kuat adalah tekanannya. Saat bersin, tubuh menghasilkan tekanan pada sistem pernapasan. Ini termasuk sinus, rongga hidung, dan tenggorokan ke paru-paru.

Lewat studi dalam jurnal Computers in Biology and Medicine tahun 2016, para ilmuwan mengukur ilmuwan mengukur tingkat tekanan 1 pound-force per square inch (1 psi) di tenggorokan seorang perempuan yang sedang bersin. Saat seseorang mengembuskan napas dengan keras selama aktivitas berat, mereka memiliki tekanan batang tenggorokan yang jauh lebih sedikit, hanya sekitar 0,03 psi.

Menahan bersin sangat meningkatkan tekanan di dalam sistem pernapasan ke tingkat sekitar 5 sampai 24 kali lipat dari yang disebabkan oleh bersin itu sendiri. Para ahli mengatakan bahwa menahan tekanan tambahan ini di dalam tubuh dapat menyebabkan potensi cedera yang bisa menjadi serius. Dirangkum dari Healthline, beberapa cedera ini termasuk:

  • Gendang telinga pecah: Saat tubuh kita menahan tekanan tinggi yang terbentuk di sistem pernapasan sebelum bersin, udara terkirim ke telinga. Udara bertekanan ini mengalir ke dalam tabung di setiap telinga yang terhubung ke telinga tengah dan gendang telinga, yang disebut tuba eustachius. Para ahli mengatakan bahwa tekanan dapat menyebabkan satu gendang telinga (atau bahkan kedua gendang telinga) pecah dan menyebabkan hilangnya pendengaran.
  • Infeksi telinga tengah: Bersin membantu membersihkan hidung dari hal-hal yang seharusnya tidak ada, termasuk bakteri. Secara hipotetis, pengalihan udara kembali ke telinga dari saluran hidung dapat membawa bakteri atau lendir yang terinfeksi ke telinga tengah, menyebabkan infeksi.
  • Pembuluh darah yang rusak di mata, hidung, atau gendang telinga: Meski jarang, tetapi ada kemungkinan terjadi kerusakan pembuluh darah di mata, hidung, atau gendang telinga saat menahan bersin. Tekanan yang meningkat akibat menahan bersin dapat menyebabkan pembuluh darah di saluran hidung terjepit dan pecah.
  • Cedera diafragma: Diafragma adalah bagian otot dada yang ada di atas perut. Meskipun cedera ini jarang terjadi, tetapi dokter telah mengamati kasus udara bertekanan yang terperangkap di diafragma, meruntuhkan paru-paru pada orang yang mencoba menahan bersin. Ini adalah cedera yang mengancam jiwa yang membutuhkan rawat inap segera.
  • Aneurisme: Tekanan akibat menahan bersin berpotensi menyebabkan pecahnya aneurisme otak. Ini adalah cedera yang mengancam jiwa yang dapat menyebabkan pendarahan di tengkorak di sekitar otak.
  • Kerusakan tenggorokan: Ini seperti yang dialami pria di Inggris dalam laporan kasus di atas.
  • Tulang rusuk patah: Beberapa orang, sering kali lansia, melaporkan patah tulang rusuk akibat bersin. Akan tetapi, menahan bersin juga dapat menyebabkan tulang rusuk patah karena menyebabkan udara bertekanan tinggi dipaksa masuk ke paru-paru dengan tenaga yang kuat.

Belajar dari apa yang dialami pria di Inggris tersebut, sebaiknya jangan jadikan menahan bersin sebagai kebiasaan. Bukan cuma kerusakan tenggorokan, banyak komplikasi lain yang bisa terjadi akibat menahan bersin.

Jika ingin bersin, jangan ditahan, ya. Jangan lupa untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam. Setelah itu, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh benda apa pun. Ini dapat membantu mengentikan penyebaran kuman.

Baca Juga: Sering Bersin pada Pagi Hari? Kenali 11 Penyebab Umumnya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya