Tes HIV: Jenis, Prosedur, Manfaat, Hasil, Kerahasiaan

Tahu status HIV membantu kamu dan orang lain tetap aman

Intinya Sih...

  • Tes HIV penting untuk mengetahui status HIV dan mencegah penularannya kepada orang lain.
  • Tes HIV dapat mendeteksi infeksi HIV, tetapi tidak dapat menentukan berapa lama kamu telah terinfeksi HIV atau apakah kamu mengembangkan AIDS.
  • Ada tiga jenis tes untuk mendiagnosis infeksi HIV. Dokter dapat menentukan tes HIV yang sesuai untuk kamu.

Tes HIV atau skrining HIV adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kamu memiliki human immunodeficiency virus (HIV), virus yang dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). AIDS adalah tahap paling lanjut dari infeksi HIV.

Tes HIV dapat mendeteksi infeksi HIV, tetapi tidak dapat menentukan berapa lama kamu telah terinfeksi HIV atau apakah kamu mengembangkan AIDS.

1. Kenapa tes HIV penting?

Mengetahui status HIV dapat membantu kamu dan orang lain tetap aman.

Jika kamu HIV negatif

Hasil tes HIV negatif menunjukkan bahwa kamu tidak mengidap HIV. Lanjutkan untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah HIV, seperti menggunakan kondom saat berhubungan seks.

Selain itu, jika kamu berisiko tinggi terkena HIV, kamu akan direkomendasikan obat untuk mencegah HIV (disebut pre-exposure prophylaxis atau PrPP). Bicarakan ini dengan dokter.

Jika kamu HIV positif

Hasil tes HIV positif menunjukkan bahwa kamu memiliki HIV, tetapi kamu masih bisa mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan. Konsultasikan dengan dokter tentang terapi antiretroviral (ARV).

Orang yang mengonsumsi ARV menggunakan kombinasi obat HIV setiap hari untuk mengobati infeksi HIV. ARV direkomendasikan untuk semua orang yang memiliki HIV, dan orang dengan HIV harus memulai ARV sesegera mungkin.

ARV tidak menyembuhkan HIV, tetapi obat-obatan HIV membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat.

Tujuan utama ARV adalah untuk mengurangi viral load ke tingkat yang tidak terdeteksi. Viral load yang tidak terdeteksi berarti tingkat HIV dalam darah terlalu rendah untuk dideteksi oleh tes viral load.

Orang dengan HIV yang mempertahankan viral load tidak terdeteksi secara efektif tidak memiliki risiko menularkan HIV kepada pasangannya yang HIV negatif melalui hubungan seks.

2. Siapa saja yang membutuhkan tes HIV?

Tes HIV: Jenis, Prosedur, Manfaat, Hasil, Kerahasiaanilustrasi tes HIV atau skrining HIV (pexels.com/cottonbro studio)

Dilansir HIVinfo, orang yang berusia 13 hingga 64 tahun direkomendasikan untuk melakukan tes HIV setidaknya satu kali sebagai bagian dari perawatan kesehatan rutin.

Sebagai aturan umum, orang-orang yang berisiko lebih tinggi untuk HIV harus dites setiap tahun. Laki-laki yang berhubungan dengan laki-laki serta biseksual yang aktif secara seksual bisa mendapat manfaat tes HIV yang lebih sering, misalnya setiap 3 hingga 6 bulan. 

Apabila kamu berusia di atas 64 tahun dan berisiko, dokter dapat merekomendasikan tes HIV.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko HIV meliputi:

  • Melakukan hubungan seks vaginal atau anal dengan seseorang yang HIV positif atau yang status HIV-nya tidak kamu ketahui.
  • Menyuntikkan narkoba dan berbagi jarum suntik, alat suntik, atau peralatan narkoba lainnya dengan orang lain.
  • Menukar seks untuk uang atau narkoba.
  • Memiliki penyakit menular seksual, seperti sifilis.
  • Berhubungan seks dengan siapa saja yang memiliki salah satu faktor risiko HIV yang tercantum di atas.

Bicarakan dengan dokter tentang risiko kamu dan seberapa sering kamu harus menjalani tes HIV.

Semua ibu hamil juga sangat direkomendasikan untuk menjalani tes HIV sehingga mereka bisa mulai minum obat HIV jika mereka HIV positif.

Perempuan dengan HIV menggunakan obat HIV selama kehamilan dan persalinan untuk mengurangi risiko penularan HIV perinatal dan untuk melindungi kesehatan diri mereka sendiri. 

3. Jenis tes HIV

Ada tiga jenis tes untuk mendiagnosis infeksi HIV. Dokter dapat menentukan tes HIV yang sesuai untuk kamu.

Seberapa cepat setiap tes dapat mendeteksi infeksi HIV berbeda, karena setiap tes memiliki periode jendela yang berbeda. Periode jendela adalah waktu antara saat kamu mungkin terpapar HIV dan saat tes dapat mendeteksi infeksi HIV secara akurat.

Dirangkum dari laman HIV.gov, inilah jenis-jenis tes HIV:

Nucleic Acid Test (NAT)

NAT biasanya dapat memberi tahu jika kamu memiliki infeksi HIV 10–33 hari setelah terpapar.

NAT kebanyakan digunakan untuk memantau pengobatan HIV, bukan untuk skrining, karena harganya yang mahal. Tanyakan kepada dokter tentang tes NAT sesegera mungkin jika:

  • Mungkin telah terpapar HIV dan memiliki gejala, seperti gejala mirip flu (demam, menggigil, nyeri), kelelahan ekstrem, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, selangkangan, atau ketiak), ruam, serta luka di mulut.
  • Menyadari kamu terpapar HIV atau sangat mungkin terpapar HIV.

Tes antigen/antibodi

Tes antigen/antibodi yang dilakukan oleh laboratorium pada darah dari vena biasanya dapat mendeteksi infeksi HIV 18–45 hari setelah pajanan.

Tes antigen/antibodi yang dilakukan dengan darah dari tusukan jari membutuhkan waktu lebih lama untuk mendeteksi HIV (18–90 hari setelah pajanan).

  • Tes laboratorium yang menggunakan sampel darah dari vena dapat menemukan infeksi HIV segera setelah 18–45 hari setelah terinfeksi.
  • Tes cepat atau rapid test menggunakan setetes darah dari jari. Tes ini dapat menemukan infeksi HIV mulai antara 18–90 hari setelah terinfeksi.
  • Tes di rumah, atau tes melalui pos, memungkinkan kamu mengumpulkan darah dari jari di rumah untuk dikirim ke laboratorium untuk pengujian. Seperti rapid test, tes ini dapat mulai menemukan HIV 18–90 hari setelah infeksi.

Tes antibodi

Tes antibodi dapat memakan waktu 23–90 hari untuk mendeteksi infeksi HIV setelah pajanan. Sebagian besar tes cepat dan tes mandiri adalah tes antibodi.

Secara umum, tes antibodi yang menggunakan darah dari vena mendeteksi HIV lebih cepat setelah infeksi daripada tes yang dilakukan dengan darah dari tusukan jari atau dengan cairan oral.

Tes antibodi dapat dilakukan dengan berbagai cara:

  • Tes laboratorium menggunakan sampel darah yang diambil dari vena. Secara umum, tes laboratorium dapat menemukan antibodi lebih cepat setelah infeksi daripada tes antibodi HIV lainnya. Hasil tes biasanya siap dalam beberapa hari setelah sampel darah diambil.
  • Tes cepat menggunakan darah dari jari, air liur, atau urine. Tes ini memberikan hasil dalam waktu sekitar 30 menit.
  • Tes di rumah mencakup alat tes mandiri cepat dengan semua yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menguji sampel air liur. Biasanya sampel dikirimkan ke laboratorium untuk pengujian. Ada juga tes dengan sampel darah, yang sampelnya bisa dikirimkan ke laboratorium untuk pengujian.

Tes HIV awal biasanya berupa tes antibodi atau tes antigen/antibodi. NAT sangat mahal dan tidak digunakan secara rutin untuk skrining HIV, kecuali kamu memiliki pajanan berisiko tinggi atau kemungkinan pajanan dengan gejala awal infeksi HIV.

Jika tes HIV positif, tes lanjutan akan dilakukan. Terkadang, kamu perlu mengunjungi penyedia layanan kesehatan untuk mengikuti tes lanjutan.

Di lain waktu, tes lanjutan dapat dilakukan di laboratorium menggunakan sampel darah yang sama dengan yang diberikan untuk tes pertama. Sebuah tes tindak lanjut positif menegaskan bahwa kamu memiliki HIV.

Bicarakan dengan dokter tentang faktor risiko HIV dan jenis tes HIV yang terbaik untuk kamu.

Baca Juga: 16 Tanda dan Gejala HIV pada Perempuan, yuk Kenali!

4. Kapan harus melakukan tes HIV?

Tes HIV: Jenis, Prosedur, Manfaat, Hasil, Kerahasiaanilustrasi tes HIV atau skrining HIV (flickr.com/Rīga)

Jika kamu baru-baru ini terpapar HIV dengan risiko tinggi, pergilah ke ruang gawat darurat atau hubungi dokter segera.

Contohnya termasuk hubungan seks yang tidak aman dengan seseorang yang HIV positif, atau jika kamu menjadi korban kekerasan seksual. 

Obat darurat yang disebut post-exposure prophylaxis (PEP) dapat mencegah infeksi HIV. Obat ini harus diminum dalam waktu 72 jam (3 hari) setelah paparan. Makin cepat pengobatan dimulai, makin baik.

5. Hasil

Hasil tes negatif berarti tidak ada tanda-tanda infeksi HIV yang ditemukan dalam sampel, tetapi itu tidak selalu berarti kamu tidak memiliki HIV.

Kamu mungkin memiliki infeksi HIV, tetapi tes ini terlalu dini untuk diketahui dan kamu nanti akan memerlukan tes lain.

Dokter atau konselor HIV dapat menjelaskan hasil tes dan memberi tahu jika kamu perlu tes lain, dilansir MedlinePlus.

Secara umum, jika kamu memiliki hasil negatif pada rapid test atau tes di rumah dan kemungkinan pajanan HIV yang:

  • 90 hari yang lalu atau lebih, kamu bisa yakin bahwa kamu tidak memiliki HIV.
  • Kurang dari 90 hari yang lalu, kamu mungkin perlu tes lagi nanti untuk memeriksa HIV lagi.

Hasil tes positif berarti tanda-tanda infeksi HIV ditemukan dalam sampel. Kamu akan memerlukan tes lanjutan untuk memastikan diagnosis HIV kecuali kamu menjalani tes NAT.

  • Jika kamu menggunakan pengujian di rumah, hubungi dokter untuk pengujian lanjutan.
  • Jika kamu melakukan tes di klinik atau program komunitas, tempat pengujian akan menjadwalkan tes lanjutan.

Jika tes lanjutan juga positif, itu berarti kamu mengidap HIV. Sangat penting untuk segera memulai pengobatan ARV, bahkan jika kamu masih sehat.

ARV dapat menurunkan jumlah virus dalam darah sedemikian rupa sehingga tes tidak dapat menemukannya.

Jika kamu hidup dengan HIV, penting untuk mengunjungi dokter secara teratur untuk tes untuk mengetahui apakah pengobatan bekerja.

6. Kerahasiaan tes HIV

Tes HIV: Jenis, Prosedur, Manfaat, Hasil, Kerahasiaanilustrasi membaca hasil tes HIV yang dijaga kerahasiaannya (pexels.com/cottonbro)

Mengutip panduan Konseling dan Tes HIV Atas Inisiasi Petugas Kesehatan - Pedoman Penerapan, dari Direkorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, 2010, hasil tes HIV kamu hanya akan diketahui oleh kamu sendiri dan tim medis yang merawat.

Artinya, hasil tes akan dijamin kerahasiaannya dan kebijakan sarana dalam mengungkapkan hasil tes ke orang atau pihak lain tanpa seizin yang orang yang menjalani tes adalah pelanggaran.

Hanya diri kamu sendiri yang akan memutuskan kepada siapa hasil tes akan diungkapkan.

Para peneliti belum menemukan obat HIV. Apabila kamu memiliki HIV, kamu akan memilikinya seumur hidup. Akan tetapi, HIV dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat dari dokter.

Jika kamu atau seseorang yang kamu sayangi HIV positif, carilah bantuan. Perawatan saat ini dapat membantu menjalani kehidupan yang bahagia dan positif. Lakukanlah tes HIV setidaknya sekali semur hidup atau secara berkala jika kamu berisiko tinggi.

Baca Juga: Apakah Poligami Bisa Mencegah Penyebaran HIV? Ini Faktanya!

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya