Di tengah meningkatnya ancaman resistansi obat (kondisi ketika kuman atau sel tubuh tidak lagi merespons obat yang biasanya efektif) malaria, secercah harapan datang dari hasil penelitian terbaru.
Obat eksperimental bernama GanLum, buatan perusahaan farmasi Swiss Novartis, menunjukkan efektivitas tinggi melawan malaria, termasuk terhadap strain mutan yang mulai kebal terhadap terapi yang ada saat ini.
Dalam uji klinis tahap akhir yang melibatkan hampir 1.700 partisipan dari 12 negara Afrika, hasilnya cukup menjanjikan. Sekitar 85,3 persen pasien yang menerima GanLum dinyatakan sembuh tanpa sisa parasit dalam waktu empat minggu, sedikit lebih tinggi dibanding 82,1 persen pasien yang menerima terapi standar.
“Ini bisa menjadi terobosan terbesar dalam pengobatan malaria dalam beberapa dekade,” ujar Dr. Abdoulaye Djimdé, profesor parasitologi dari Universitas Bamako, Mali. Ia menegaskan, resistansi obat kini menjadi ancaman nyata di Afrika, dan obat baru semacam ini sangat dibutuhkan.
