Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi obat-obatan (pixabay.com/Mizianitka)

Hadirnya obat-obatan yang dijual bebas dan bisa didapat tanpa resep dokter bertujuan untuk pengobatan gejala ringan. Sayangnya, tidak sedikit yang menyalahgunakan obat-obatan tersebut untuk tujuan lain, misalnya untuk mendapatkan sensasi euforia atau "high".

Penggunaan obat-obatan secara berlebihan dan terus-menerus bisa menyebabkan kecanduan. Penggunanya kerap tidak sadar bahwa penyalahgunaan obat ini punya efek samping negatif pada tubuh. Lalu, jenis obat-obatan tanpa resep apa yang paling sering disalahgunakan? Apa dampak buruk yang ditimbulkannya? Simak penjabarannya berikut ini!

1. Obat batuk yang mengandung dextromethorphan

ilustrasi overdosis (pixabay.com/clarkdonald413)

Contoh obat tanpa resep yang paling sering disalahgunakan adalah obat batuk yang mengandung dextromethorphan. Obat ini umumnya dijual dalam bentuk sirop dan tablet.

Menurut keterangan dari National Institute on Drug Abuse, obat batuk yang mengandung dextromethorphan kerap dicampur dengan minuman bersoda yang kemudian disebut robo tripping atau skittling.

Dextromethorpan mempunyai efek halusinasi, terutama bila diminum dalam dosis besar. Efek yang diberikan mirip dengan kondisi seseorang setelah mengonsumsi ketamine dan phencyclidine (PCP).

Menggunakan dextromethorpan di luar dosis yang dianjurkan dan secara terus-menerus akan mengakibatkan:

  • Kejang
  • Hilang kesadaran
  • Kerusakan otak
  • Kematian

Menambahkan dari Kids Health, orang yang mencampur dextromethorpan dengan obat lain atau minuman alkohol meningkatkan risiko hipertermia, yaitu demam tinggi akibat tubuh tidak bisa mengatur suhu panas tubuh secara efektif, dan bahkan kematian.

2. Obat anti diare (loperamide)

Editorial Team

Tonton lebih seru di