5 Obat Bebas yang Sering Disalahgunakan dan Bisa Bikin Kecanduan

Beberapa contohnya adalah obat batuk dan obat diare

Hadirnya obat-obatan yang dijual bebas dan bisa didapat tanpa resep dokter bertujuan untuk pengobatan gejala ringan. Sayangnya, tidak sedikit yang menyalahgunakan obat-obatan tersebut untuk tujuan lain, misalnya untuk mendapatkan sensasi euforia atau "high".

Penggunaan obat-obatan secara berlebihan dan terus-menerus bisa menyebabkan kecanduan. Penggunanya kerap tidak sadar bahwa penyalahgunaan obat ini punya efek samping negatif pada tubuh. Lalu, jenis obat-obatan tanpa resep apa yang paling sering disalahgunakan? Apa dampak buruk yang ditimbulkannya? Simak penjabarannya berikut ini!

1. Obat batuk yang mengandung dextromethorphan

5 Obat Bebas yang Sering Disalahgunakan dan Bisa Bikin Kecanduanilustrasi overdosis (pixabay.com/clarkdonald413)

Contoh obat tanpa resep yang paling sering disalahgunakan adalah obat batuk yang mengandung dextromethorphan. Obat ini umumnya dijual dalam bentuk sirop dan tablet.

Menurut keterangan dari National Institute on Drug Abuse, obat batuk yang mengandung dextromethorphan kerap dicampur dengan minuman bersoda yang kemudian disebut robo tripping atau skittling.

Dextromethorpan mempunyai efek halusinasi, terutama bila diminum dalam dosis besar. Efek yang diberikan mirip dengan kondisi seseorang setelah mengonsumsi ketamine dan phencyclidine (PCP).

Menggunakan dextromethorpan di luar dosis yang dianjurkan dan secara terus-menerus akan mengakibatkan:

  • Kejang
  • Hilang kesadaran
  • Kerusakan otak
  • Kematian

Menambahkan dari Kids Health, orang yang mencampur dextromethorpan dengan obat lain atau minuman alkohol meningkatkan risiko hipertermia, yaitu demam tinggi akibat tubuh tidak bisa mengatur suhu panas tubuh secara efektif, dan bahkan kematian.

2. Obat anti diare (loperamide)

5 Obat Bebas yang Sering Disalahgunakan dan Bisa Bikin Kecanduanilustrasi obat yang mengandung loperamide (pixabay.com/jarmoluk)

Obat diare yang mengandung loperamide bila dikonsumsi dalam dosis tinggi akan memberikan efek euforia. Dilansir WebMD, seseorang yang memiliki riwayat kecanduan opioid tidak disarankan untuk meminum obat yang mengandung loperamide.

Disebutkan juga kalau loperamide aman bila diminum sesuai dosis anjuran, yaitu kurang dari 8 mg per hari untuk obat yang dijual bebas, dan tidak lebih dari 16 mg per hari untuk obat resep dokter. Mengonsumsi lebih dari dosis yang ditentukan dapat mengakibatkan masalah pada jantung dan menyebabkan kecanduan.

Selain disalahgunakan untuk mendapatkan efek euforia, laman Addiction Center menjelaskan bahwa beberapa orang juga menggunakan loperamide untuk mengatasi efek ketergantungan fisik terhadap opioid.

Konsumsi loperamide secara berlebihan akan mengakibatkan aritmia (gangguan irama jantung) depresi pernapasan yang kemudian dapat menyebabkan kematian. Depresi pernapasan adalah kondisi saat paru-paru tidak bisa menukar karbon dioksida dengan oksigen secara efektif.

Baca Juga: Viagra Bisa Mencegah Penyakit Alzheimer? Ini Faktanya

3. Obat pereda nyeri dan obat batuk yang mengandung codeine

5 Obat Bebas yang Sering Disalahgunakan dan Bisa Bikin Kecanduanilustrasi obat yang mengandung codeine (spunout.ie)

Codeine adalah jenis obat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan juga bisa digunakan untuk meredakan batuk. Obat dijual dalam sediaan tablet atau sirop.

Tidak jauh berbeda dari dua jenis obat sebelumnya, mengonsumsi codeine secara tidak wajar bisa menyebabkan kecanduan dan efek samping yang berat.

Sebuah laporan ilmiah dalam Irish Journal Psychological Medicine tahun 2015 menjelaskan beberapa orang awalnya menggunakan codeine untuk meredakan nyeri akibat migrain, sakit gigi, atau sindrom pramenstruasi (PMS). Karena mereka menyukai efek yang ditimbulkannya, mereka perlahan menaikkan dosis dan meminumnya lebih sering dari yang seharusnya.

Efek yang terjadi pada pengguna setelah menggunakan obat secara berlebihan adalah sensasi euforia, hangat, menjadi rileks, dan membantu tidur. Apabila mencoba untuk berhenti, efek withdrawal atau penarikan obat terlalu berat, jadi mereka tetap mengonsumsinya (kecanduan).

Masih dari sumber yang sama, efek samping akibat konsumsi codeine yang tidak wajar adalah gangguan penglihatan, urtikaria (ruam di kulit akibat reaksi terhadap obat), gagal ginjal, perut bengkak, dan sebagainya. Efek withdrawal yang muncul berupa sulit tidur, muntah, diare, dan sakit kepala. 

4. Obat laksatif

5 Obat Bebas yang Sering Disalahgunakan dan Bisa Bikin Kecanduanilustrasi anoreksia (pexels.com/SHVETS production)

Sedikit berbeda dari dextromethorpan, loperamide, dan codeine, ketergantungan terhadap laksatif tidak berkaitan dengan sensasi euforia, melainkan ketergantungan yang mengarah untuk mencegah berat badan naik dan mengatasi kecemasan serta tekanan sosial.

Dilansir Addiction Center, kelompok yang rentan mengalami ketergantungan terhadap laksatif adalah mereka yang memiliki riwayat gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia, serta komorbid seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Gejala yang bisa terjadi akibat ketergantungan terhadap laksatif antara lain:

  • Dehidrasi
  • Muntah
  • Pandangan kabur
  • Gerakan gemetar yang terjadi pada bagian tubuh dan tidak dapat dikontrol
  • Kerusakan pada ginjal
  • Serangan jantung
  • Diare

Kondisi ketergantungan yang tidak segera diobati akan menyebabkan kerusakan pada saraf usus, gagal ginjal, kerusakan pada hati, dan gangguan sistem pencernaan.

5. Obat untuk mengatasi gejala flu yang mengandung pseudoephedrine

5 Obat Bebas yang Sering Disalahgunakan dan Bisa Bikin Kecanduanilustrasi obat yang mengandung pseudoephedrine (briarwooddetox.com)

Pseudoephedrine adalah senyawa aktif yang dipakai untuk meredakan hidung tersumbat akibat flu atau sinus. Namun, obat yang mengandung senyawa ini dapat diolah secara ilegal menjadi methamphetamine yang kemudian menyebabkan orang yang menggunakannya menjadi high.

Dilansir American Addiction Centers, methamphetamine dipakai dengan cara diisap seperti rokok, diisap dalam bentuk bubuk, atau mengonsumsinya dalam bentuk pil. Tidak hanya itu, methamphetamine juga dapat disalahgunakan sebagai stimulan oleh atlet olahraga.

Mengutip Mayo Clinic, efek samping yang dapat muncul pada atlet yang menyalahgunakan pseudoephedrine sebagai stimulan antara lain:

  • Sulit tidur
  • Mudah cemas
  • Dehidrasi
  • Menyebabkan kecanduan
  • Sengatan panas (heat stroke)

Itulah jenis obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter resep yang dapat disalahgunakan untuk mendapatkan sensasi euforia, meningkatkan stamina, dan menurunkan berat badan secara ekstrem. Jadi, bijaklah menggunakan obat apa pun.

Apabila kamu ada seseorang yang kamu kenal punya riwayat ketergantungan terhadap narkotika, sebaiknya periksa label obat sebelum membelinya serta awasi penggunaannya.

Baca Juga: Prazosin: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya