Prazosin: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Prazosin termasuk ke dalam kelas obat antihipertensi sehingga banyak digunakan untuk mengobati tekanan tinggi atau hipertensi. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk beberapa kondisi lain sesuai arahan dokter.
Prazosin cuma bisa didapat lewat resep dokter dan tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Untuk informasi lainnya seputar obat ini, baca terus sampai tuntas, ya!
1. Manfaat

Prazosin lebih banyak dimanfaatkan untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Obat ini bisa digunakan sendiri atau bersama dengan obat penurun tekanan darah lainnya.
Sebagai obat yang termasuk dalam kelas obat alpha blocker, prazosin bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir lebih mudah ke seluruh tubuh, dilansir MedlinePlus.
Tidak hanya untuk tekanan darah tinggi, prazosin juga bisa dimanfaatkan untuk pengobatan beberapa kondisi kesehatan lainnya, seperti:
- Hiperplasia prostat jinak
- Gagal jantung kongestif
- Pheochromocytoma (tumor kelenjar adrenal)
- Masalah tidur yang terkait dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD)
- Sindrom Raynaud (kondisi jari tangan dan kaki berubah warna kulit dari putih menjadi biru atau merah saat terkena suhu panas atau dingin)
2. Peringatan

Orang yang alergi terhadap prazosin tidak boleh mengonsumsi obat ini. Sebelum mengonsumsi prazosin, penting untuk memberi tahu dokter jika pernah mengalami tekanan darah rendah, terutama yang terjadi karena efek dari obat tertentu.
Prazosin dapat memengaruhi pupil mata. Jadi, informasikan ke dokter bedah bila sedang mengonsumsi prazosin saat perlu atau akan menjalani operasi katarak.
Belum diketahui pasti apakah prazosin dapat membahayakan janin. Akan tetapi, punya tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat menimbulkan komplikasi seperti diabetes atau eklamsia. Karenanya, manfaat mengobati hipertensi diperkirakan lebih besar daripada risikonya pada janin.
Sebelum memulai pengobatan dengan prazosin, beri tahukan ke dokter bila pasien sedang hamil atau berencana untuk hamil. Obat ini mungkin tidak aman untuk ibu menyusui. Selain itu, obat ini juga tidak disetujui penggunaannya untuk usia di bawah 18 tahun, seperti yang tertulis di laman Drugs.
3. Panduan dosis

Menurut Pusat Informasi Obat Nasional Badan POM RI, dosis prazosin bisa berbeda tergantung masalah kesehatan yang hendak diatasi.
Untuk hipertensi, dosisnya mungkin 0,5 miligram (mg) yang diambil 2 atau 3 kali sehari selama 3 hingga 7 hari. Dosis awal prazosin diberikan sebelum tidur dan bisa ditingkatkan sampai 1 mg yang diambil 2 atau 3 kali sehari selama 3 hingga 7 hari. Dosis maksimalnya adalah 20 mg sehari.
Pada gagal jantung kongestif, dosis prazosin bisa berupa 0,5 mg yang diambil 2 hingga 4 kali sehari dan dosis mampu ditingkatkan sampai 4 mg sehari dalam dosis terbagi.
Untuk sindrom Raynaud, dosis awal adalah 0,5 mg diminum 2 kali sehari. Seandainya diperlukan, dosis bisa ditingkatkan hingga dosis penunjang lazim 1 hingga 2 mg sebanyak 2 kali sehari.
Sementara untuk pengobatan hiperplasia prostat, dosis awalnya dapat berupa 500 mikrogram (mcg) sehari selama 3 sampai 7 hari. Selanjutnya, dosis akan disesuaikan dengan respons pasien. Dosis maksimalnya adalah 2 kali 2 mg per hari. Lansia umumnya memulai dosis prazosin yang lebih rendah.
4. Panduan mengonsumsi

Prazosin memiliki bentuk sediaan kapsul oral. Biasanya, obat ini diambil dua atau tiga kali sehari dengan interval jarak yang sama. Saat pertama kali menggunakan prazosin, obat ini sebaiknya diminum sebelum tidur. Ikuti petunjuk pada kemasan obat dan arahan dokter dengan saksama. Jangan mengambil dosis lebih banyak, lebih sering, atau kurang dari yang ditentukan.
Pada mulanya, dokter akan memberi prazosin dengan dosis rendah dan kemudian secara bertahap meningkatkan dosis. Penting untuk diingat, obat ini memang dapat mengontrol tekanan darah tinggi, tetapi tidak dapat menyembuhkannya. Oleh sebab itu, teruslah minum obat ini bahkan jika sudah merasa sehat sekalipun. Jangan menghentikan penggunaannya tanpa konsultasi terlebih dulu dengan dokter.
5. Overdosis, dosis yang terlewat, dan penyimpanan

Overdosis prazosin mungkin memicu berbagai gejala termasuk kantuk parah dan reaksi lambat. Bila terjadi gejala serius layaknya pingsan atau kesulitan bernapas, segera hubungi pusat kendali racun terdekat atau bawa korban ke rumah sakit.
Dosis yang terlewat perlu diminum segera setelah ingat, tetapi jangan ambil dosis yang terlewat tersebut bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Jangan menggandakan dosis untuk mengejar ketertinggalan.
Simpanlah obat dalam wadah tertutup pada suhu kamar yang jauh dari panas, kelembapan, dan cahaya langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan serta jangan menyimpan obat yang sudah kedaluwarsa atau tidak diperlukan lagi. Buang obat sesuai arahan dokter atau apoteker.
6. Interaksi obat

Dilansir RxList, prazosin tidak memiliki interaksi parah dengan obat lain. Namun, bisa terjadi interaksi serius bila dikonsumsi dengan beberapa obat seperti:
- Sildenafil
- Tamsulosin
- Vardenafil
- Yohimbe
Kemudian, obat ini juga memiliki interaksi moderat dengan setidaknya 96 obat yang berbeda. Beberapa obat tersebut dapat termasuk:
- Brimonidin
- Sapu tukang daging
- Etanol
- Lofexidine
- Fenilefrin
- Fenilefrin
- Tizanidine
- Treprostinil
Untuk daftar lebih lengkapnya, tanyakan ke dokter dan apoteker.
7. Efek samping

Menggunakan prazosin mungkin akan menimbulkan beberapa efek samping. Sejumlah efek samping biasa yang tidak memerlukan perhatian medis dapat meliputi:
- Sembelit atau diare
- Sakit kepala
- Mual
- Kesulitan seksual
- Sakit perut
Dilansir Cleveland Clinic, prazosin juga berpotensi mengakibatkan berbagai efek samping yang lebih serius yang mungkin perlu pemeriksaan oleh dokter. Ini bisa meliputi:
- Penglihatan kabur
- Kesulitan bernapas dan sesak napas
- Pusing dan pingsan
- Detak jantung cepat atau tidak teratur, palpitasi, atau nyeri dada
- Mati rasa di tangan atau kaki
- Ereksi penis yang menyakitkan dan berkepanjangan
- Pembengkakan kaki atau pergelangan kaki
- Merasa luar biasa lemah atau lelah
Prazosin banyak digunakan untuk membantu pasien hipertensi menurunkan tekanan darahnya. Namun, harus diingat bahwa obat ini hanya membantu mengontrol tekanan darah, bukan menyembuhkan hipertensi.
Banyak pasien hipertensi yang merasa sehat dan tidak bergejala, padahal tekanan darahnya tinggi. Karenanya, obat ini harus terus dikonsumsi sesuai arahan dokter. Pada beberapa kasus, obat hipertensi seperti prazosin mesti dikonsumsi seumur hidup.