ilustrasi minum obat (pexels.com/MART Productions)
Tanpa obat kesuburan, ovarium umumnya hanya menghasilkan satu atau paling banyak dua sel telur dalam satu siklus menstruasi. Sementara itu, obat kesuburan yang berfungsi merangsang folikel, bisa menghasilkan lebih banyak sel telur. Berkat konsumsi obat kesuburan, ovarium atau indung telur bisa melepaskan 8-10 sel telur matang, melansir Breast Cancer Org.
Obat kesuburan umumnya bekerja seperti hormon alami. Hormon yang dimaksud yakni hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) yang dapat memicu ovulasi. Jenis obat ini juga digunakan untuk memicu ovarium agar menghasilkan lebih dari satu sel telur.
Dilansir Mayo Clinic, obat kesuburan meliputi beberapa bentuk berikut.
Obat minum ini dapat menyebabkan kelenjar hipofisis melepaskan lebih banyak FSH dan LH yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium dengan sel telur. Klomifen sitrat umumnya menjadi langkah pertama untuk perempuan berusia kurang dari 39 tahun yang tidak memiliki riwayat PCOS.
Perawatan injeksi gonadotropin dapat merangsang ovarium untuk menghasilkan banyak sel telur. Obat gonadotropin termasuk dalam human Menopausal Gonadotropin atau hMG (Menopur) dan FSH (Gonal-F, Follistim AQ, Bravelle).
Gonadotropin lain yang juga digunakan ada tiruan hormon human Chorionic Gonadotropin atau hCG). Produknya termasuk Ovidrel dan Pregnyl yang digunakan untuk mematangkan sel telur dan memicu pelepasannya pada saat ovulasi.
Obat ini digunakan ketika dokter mencurigai adanya resistensi insulin sebagai penyebab infertilitas. Kondisi ini umum terjadi pada perempuan dengan PCOS . Metformin bekerja dengan meningkatkan resistensi insulin yang dapat meningkatkan kemungkinan ovulasi.
Letrozole (Femara) termasuk golongan obat yang dikenal sebagai inhibitor aromatase. Cara kerja obat ini mirip dengan clomiphene. Pemberian letrozole biasanya dilakukan pada perempuan berusia kurang dari 39 tahun dengan riwayat PCOS .
Bromocriptine (Cycloset, Parlodel) merupakan agonis dopamin. Obat ini dapat digunakan ketika terdapat masalah ovulasi yang disebabkan oleh kelebihan produksi prolaktin (hiperprolaktinemia) pada kelenjar hipofisis.