Penyebab Infertilitas pada Perempuan dan Faktor Risikonya

Pahami penyebab dan faktor risikonya

Memiliki anak merupakan impian bagi sebagian pasangan. Nyatanya, terdapat kondisi, baik pada laki-laki maupun perempuan, yang membuatnya belum bisa membuahi atau dibuahi. Diagnosis ini disebut sebagai infertilitas.

Pada perempuan, alasan kemandulan bisa dikaitkan dengan berbagai faktor yang memengaruhi atau mengganggu proses biologis. Penyebab infertilitas pada perempuan ini, pun bisa dari faktor internal dan eksternal.

Apa itu infertilitas?

Mengawali uraian dengan memahami apa itu infertilitas pada perempuan. Sejatinya, infertilitas adalah kondisi saat individu tidak bisa membuahi ataupun dibuahi, yang artinya berlaku pada laki-laki maupun perempuan.

Pada perempuan, disebut infertil apabila belum bisa hamil setelah satu tahun mencoba. Atau, enam bulan apabila telah mencapai usia 35 tahun. Selain itu, perempuan yang hamil, tetapi tidak membawa kehamilan sampai cukup bulan juga disebut mengalami infertil, melansir Healthline.

Infertilitas dikategorikan sebagai primer dan sekunder. Dinyatakan primer apabila diagnosis dokter mengatakan bahwa seseorang tidak bisa hamil sama sekali. Sementara, bisa disebut sekunder apabila pernah mengalami setidaknya satu kehamilan di masa lampau.

Menurut Office on Women’s Health, persoalan infertilitas pada perempuan menyumbang sepertiga kasus kemandulan. Sama banyaknya dengan laki-laki, sedangkan sepertiga yang lain merupakan kombinasi keduanya.

Baca Juga: Nyeri Haid dan Infertilitas, Keluhan Utama Endometriosis

Penyebab infertilitas pada perempuan

Penyebab Infertilitas pada Perempuan dan Faktor Risikonyailustrasi perempuan (pexels.com/RODNAE Productions)

Dilansir Cleveland Clinic, ada banyak faktor penyumbang infertilitas pada perempuan. Bahkan, mungkin sulit menemukan penyebabnya secara pasti. Tidak hanya itu, beberapa pasangan juga mengalami infertilitas yang tidak dapat dijelaskan atau karena multifaktorial. 

Namun, secara khusus dalam kasus yang banyak dijumpai, penyebab infertilitas pada perempuan, yakni:

  • Gangguan kesehatan rahim

Termasuk karena polip, fibroid, septum, atau lengket di dalam rongga rahim. Polip dan fibroid dapat terbentuk kapan saja, sedangkan kelainan lain, seperti septum, merupakan bawaan lahir. Hal ini juga dapat terbentuk setelah operasi, seperti pelebaran dan kuretase (D&C).

  • Gangguan kesehatan saluran tuba

Penyebab paling umum infertilitas karena faktor kesehatan tuba adalah adanya penyakit radang panggul. Kondisi ini berkaitan erat dengan penyakit menular seksual klamidia dan gonore.

  • Gangguan siklus ovulasi

Banyak alasan mengapa perempuan tidak berovulasi atau melepaskan sel telur secara teratur. Beberapa di antaranya karena ketidakseimbangan hormon, gangguan makan di masa lalu, penyalahgunaan zat tertentu, kondisi tiroid, stres berat, hingga tumor hipofisis.

  • Masalah jumlah dan kualitas sel telur

Perempuan dilahirkan dengan jumlah sel telur tertentu yang dapat digunakan semasa hidupnya. Secara medis, jumlah sel telur bisa ‘habis’ lebih awal sebelum menopause

Selain itu, beberapa sel telur memiliki jumlah kromosom yang kurang sempurna, sehingga tidak dapat membuahi atau tumbuh menjadi janin. Beberapa masalah kromosom ini, seperti translokasi seimbang, dapat terjadi pada semua sel telur. Bisa juga secara acak, tetapi lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia.

Siapa yang berisiko tinggi mengalami infertilitas perempuan?

Penyebab Infertilitas pada Perempuan dan Faktor RisikonyaIlustrasi perempuan sedang merasa tertekan (pexels.com/Liza Summer)

Bukan hanya penyebab infertilitas pada perempuan secara medis yang berisiko, tetapi juga hal lain meliputi genetik, pilihan gaya hidup, dan faktor usia.

Faktor spesifik lainnya meliputi masalah hormon, siklus menstruasi tidak normal, kadar lemak tubuh rendah dan olahraga ekstrem, PCOS, gangguan imun, hingga kebiasaan merokok. Kondisi kehamilan sebelumnya, seperti ektopik, juga memengaruhi kondisi dan kemampuan kehamilan selanjutnya.

Usia juga memengaruhi kondisi infertilitas. Seiring bertambahnya usia, peluang untuk hamil makin berkurang. Alasan paling umum, karena jumlah sel telur lebih rendah, banyak sel telur yang mengandung kromosom tidak normal, dan faktor kesehatan lainnya.

Meski terdapat panduan umum, individu tetap harus melaksanakan serangkaian tes untuk mengetahui dan memastikan kondisi yang dialami. Dokter akan meminta melakukan beberapa uji kesehatan secara keseluruhan hingga ultrasonografi panggul untuk mendeteksi infertilitas.

Pengobatan biasanya disesuaikan dengan penyebab infertilitas pada perempuan. Jika masalah struktural, kemungkinan dilakukan pembedahan. Sementara, penyebab lain dapat menggunakan obat hormonal. Alternatif lainnya, dengan pembuahan in vitro, inseminasi buatan, adopsi, dan surrogacy gestasional.

Baca Juga: Gangguan Ovulasi adalah Penyebab Utama Infertilitas pada Perempuan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya