ilustrasi suntik (unsplash.com/Diana Polekhina)
Dokter mungkin meresepkan agonis GnRH sebagai obat penunda haid untuk haji. Singkatnya, obat ini dapat menekan ovulasi dengan menghentikan produksi estrogen dan progesteron.
Sistem endokrin bertanggung jawab memproduksi GnRH yang merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luitenisasi (LH). Kedua hormon tersebut merangsang produksi estrogen dan progesteron.
Nah, konsumsi agonis GnRH menghasilkan rangsangan pada kelenjar pituitari yang nantinya menyebabkan kelenjar hipofisis berhenti memproduksi FSH dan LH. Dengan demikian, produksi hormon di ovarium pun tidak terjadi, begitu pula ovulasi.
Berbeda dengan dua obat penunda haid sebelumnya yang berbentuk pil, agonis GnRH berupa suntikan dan semprotan hidung. Meski terhitung efektif, obat ini dapat memicu efek samping, seperti hot flashes dan sakit kepala.
Obat penunda haid untuk haji di atas hanya bisa digunakan dengan resep dokter, ya. Selain itu, perhatikan juga aturan minum atau pakainya agar obat tersebut bisa bekerja maksimal dalam menunda menstruasi.
Referensi:
"Norethisterone - Everything You Need to Know". Aschcroft Pharmacy. Diakses Mei 2024.
"How to Delay Your Period". Verywell Health. Diakses Mei 2024.
"How to Take The Combined Pill". NHS. Diakses Mei 2024.
"Combined Oral Contraceptive Pill". Sexual Wellbeing. Diakses Mei 2024.
"About to Start Using Birth Control Pills? Here’s How to Take Them". Healthline. Diakses Mei 2024.
"Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH)". Cleveland Clinic. Diakses Mei 2024.
"Gonadotropin Releasing Hormones Agonists Overview". Verywell Health. Diakses Mei 2024.