Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi obat-obatan dalam berbagai sediaan.
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Beberapa obat antikecemasan bisa mengganggu memori jangka panjang, terutama pada lansia.

  • Obat antikejang juga dapat membuat sulit berkonsentrasi atau mengingat hal-hal baru.

  • Opioid, obat tidur, obat penurun kolesterol, obat inkontinensia urine, dan beta-blocker juga berpotensi menyebabkan gangguan ingatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah merasa sulit mengingat sesuatu padahal baru saja terjadi? Bisa jadi, penyebabnya bukan sekadar faktor usia atau stres, tetapi karena obat yang kamu konsumsi.

Selama bertahun-tahun, banyak dokter menganggap lupa-lupa kecil dan kebingungan mental sebagai hal wajar seiring bertambahnya usia. Namun, kini para ilmuwan tahu bahwa memory loss atau gangguan daya ingat/hilang ingatan bukan bagian normal dari penuaan. Otak manusia sebenarnya mampu membentuk sel baru dan membuat koneksi baru sepanjang hidup.

Selain faktor yang sudah umum, seperti konsumsi alkohol berlebihan, merokok, kurang tidur, stres berat, kekurangan vitamin B12, atau penyakit seperti Alzheimer dan depresi, ternyata ada juga beberapa jenis obat resep yang bisa mengganggu fungsi memori. Yuk, kenali beberapa di antaranya supaya kamu bisa lebih waspada!

1. Obat antikecemasan

Beberapa contoh obat antikecemasan antara lain:

  • Alprazolam 

  • Clonazepam 

  • Diazepam 

  • Lorazepam  

  • Temazepam

Obat jenis ini bekerja dengan menenangkan aktivitas di bagian otak tertentu, termasuk area yang berperan dalam memindahkan ingatan jangka pendek ke jangka panjang. Itulah sebabnya benzodiazepine sering dipakai dalam anestesi untuk “menghapus” ingatan sementara.

Pada lansia, efeknya bisa lebih parah karena tubuh mereka lebih lambat mengeluarkan zat obat ini. Akibatnya, bisa timbul kebingungan, risiko jatuh meningkat, hingga gangguan memori jangka panjang.

Alternatifnya, pasien bisa mencoba terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy for insomnia (CBT-I). Terapi ini bisa membantu mengatasi insomnia tanpa obat penenang. Untuk kecemasan, dokter mungkin merekomendasikan antidepresan yang lebih aman.

2. Obat antikejang

Beberapa contoh obat anti kejang:

  • Lamotrigine

  • Topiramate

  • Carbamazepine 

  • Levetiracetam

Karena bekerja dengan menenangkan aktivitas otak, obat ini bisa membuat kamu sulit berkonsentrasi atau mengingat hal-hal baru. Biasanya, efek ini berkurang setelah tubuh menyesuaikan diri, tetapi pada sebagian orang bisa bertahan lebih lama.

Alternatifnya, dokter bisa mengganti jenis obat ke yang efek kantuknya lebih ringan. Selain itu, terapi seperti diet khusus, pembedahan, atau stimulasi otak dalam juga bisa membantu mengontrol kejang tanpa mengorbankan fungsi kognitif.

3. Obat pereda nyeri golongan opioid

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Contoh obat pereda nyeri golongan opioid di antaranya:

  • Oxycontin

  • Vicodin

  • Morphine

  • Percocet

  • Dilaudid

Opioid bisa mengganggu kerja hipokampus, bagian otak yang berperan penting dalam pembelajaran dan memori. Pengguna opioid jangka panjang berisiko lebih tinggi terkena demensia dibanding yang tidak menggunakannya. Sebagai alternatif pereda nyeri yang lebih aman, dokter mungkin akan merekomendasikan obat antiinflamasi nonsteroid, parasetamol, atau terapi nonobat seperti fisioterapi dan relaksasi otot.

4. Obat tidur 

Beberapa jenis obat tidur yang bisa memicu hilang ingatan meliputi:

  • Zolpidem 

  • Eszopiclone 

  • Zaleplon

Obat ini memiliki cara kerja yang mirip dengan obat anti kecemasan. Efeknya bisa menyebabkan amnesia atau perilaku tidak biasa seperti memasak atau menyetir tanpa sadar dan tanpa ingatan setelah bangun tidur.

5. Obat penurun kolesterol (statin)

Obat golongan statin bekerja dengan menurunkan kadar kolesterol dalam darah, tetapi bisa juga menurunkan kolesterol di otak. Padahal, kolesterol penting untuk pembentukan koneksi antarsel saraf yang dibutuhkan untuk belajar dan mengingat.

Jika kamu mengalami gangguan ingatan setelah minum statin, bicarakan dengan dokter untuk solusi terbaik.

6. Obat inkontinensia urine

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Obat ini termasuk antikolinergik yang bekerja dengan menghambat asetilkolin, yaitu zat kimia penting untuk fungsi memori dan konsentrasi. Jika digunakan jangka panjang, risiko penurunan daya ingat dan fungsi otak bisa meningkat, apalagi bila dikombinasikan dengan obat lain yang punya efek sama.

Alternatifnya, lakukan latihan kandung kemih dan perubahan gaya hidup bisa menjadi solusi tanpa efek samping berat.

7. Obat hipertensi (beta-blocker)

Beta-blocker bekerja dengan memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah. Namun, ini juga bisa mengganggu kerja neurotransmiter penting seperti norepinefrin dan epinefrin di otak. Akibatnya, beberapa orang mengalami pelupa atau kesulitan fokus. Kadang, mengganti ke jenis obat tekanan darah lain atau menyesuaikan dosis bisa membantu mengurangi efek samping ini.

Tidak semua obat menyebabkan gangguan ingatan pada setiap orang, tetapi tetap penting untuk mengenali efek samping potensialnya. Kalau kamu merasa daya ingat menurun setelah mulai mengonsumsi obat tertentu, jangan langsung menghentikan penggunaan obat. Konsultasikan dulu ke dokter agar bisa menemukan solusi yang aman dan sesuai kondisi tubuhmu.

Referensi

"Medications That Can Cause Memory Loss." AARP. Diakses pada November 2025.

"Medications That Cause Memory Loss." Health. Diakses pada November 2025.

"8 Medications That May Cause Memory Loss." Pharmacy Times. Diakses pada November 2025.

"10 Drugs That May Cause Memory Loss." Women’s Brain Health Initiative. Diakses pada November 2025.

Editorial Team