Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Obat yang Bisa Menyebabkan Sembelit, Gunakan dengan Bijak!

Ilustrasi obat-obatan.
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)
Intinya sih...
  • Opioid dapat menyebabkan sembelit karena menghambat kerja usus dan mengurangi cairan dalam usus.
  • Suplemen zat besi bisa memicu sembelit dan perubahan warna tinja menjadi lebih gelap.
  • Obat antidepresan trisiklik, antihistamin, obat untuk inkontinensia urine, OAINS, dan obat tekanan darah juga dapat memperlambat proses pencernaan dan memicu sembelit.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sembelit terjadi saat kamu kesulitan buang air besar atau frekuensinya lebih jarang dari biasanya. Kondisi ini membuat tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Banyak faktor yang bisa memengaruhi kebiasaan buang air besar, mulai dari pola makan, asupan air, hingga aktivitas fisik. Namun, satu hal yang sering diabaikan adalah pengaruh obat-obatan tertentu. 

Ya, beberapa jenis obat ternyata bisa memicu sembelit sebagai efek sampingnya. Memahami obat apa saja yang dapat menyebabkan sembelit bisa membantumu mengenali penyebab dan mencari solusi yang tepat. Berikut ini beberapa jenis obat yang umum digunakan, tetapi dapat memengaruhi sistem pencernaan dan memperlambat kerja usus.

1. Opioid

Obat golongan opioid seperti morfin, kodein, atau oksikodon memang sangat efektif meredakan nyeri berat. Namun, efek sampingnya bisa cukup mengganggu, yaitu sembelit.

Opioid bekerja dengan menempel pada reseptor opioid di otak dan sumsum tulang belakang untuk menghambat rasa sakit. Sayangnya, reseptor serupa juga ada di sistem pencernaan. Akibatnya, kontraksi otot usus jadi melambat sehingga makanan bergerak lebih lambat dan feses menjadi keras.

Selain itu, opioid juga mengurangi cairan dalam usus, membuat buang air besar jadi makin sulit. Jika kamu rutin menggunakan opioid untuk nyeri kronis, sebaiknya bicarakan dengan dokter tentang cara mencegah atau mengatasi sembelit sejak dini.

2. Suplemen zat besi

Suplemen zat besi sangat penting untuk orang dengan anemia defisiensi besi atau mereka yang ingin menjaga kadar hemoglobin tetap normal. Namun, efek samping yang paling umum dari konsumsi zat besi adalah sembelit dan perubahan warna tinja menjadi lebih gelap.

Baik zat besi tunggal seperti ferrous sulfate maupun yang ada dalam multivitamin, semuanya bisa menimbulkan efek ini. Jika sembelit mulai mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan dosis atau mencari alternatif bentuk zat besi yang lebih ringan untuk pencernaanmu.

3. Obat antidepresan trisiklik

Ilustrasi obat-obatan.
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Jenis antidepresan seperti amitriptyline dan desipramine digunakan untuk mengobati depresi, kecemasan, hingga insomnia. Namun, obat ini memiliki efek antikolinerjik, yaitu menghambat zat kimia asetilkolin dalam tubuh. Efeknya bisa membuat kerja usus jadi lebih lambat sehingga timbul sembelit.

Selain itu, efek samping lain yang mungkin muncul adalah mulut kering, penglihatan kabur, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil.

Menariknya, karena efek memperlambat pencernaan ini, antidepresan trisiklik kadang justru digunakan untuk mengatasi diare kronis, seperti pada pasien sindrom iritasi usus besar.

4. Antihistamin

Obat antihistamin seperti diphenhydramine, loratadine, cetirizine, atau fexofenadine digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti bersin, gatal, dan hidung tersumbat. Namun, antihistamin juga memiliki efek antikolinerjik yang dapat memperlambat pergerakan usus sehingga berpotensi menyebabkan sembelit.

Jika kamu sering mengonsumsi obat alergi dan mulai jarang buang air besar, efek ini bisa jadi penyebabnya.

5. Obat untuk inkontinensia urine

Obat untuk kandung kemih terlalu aktif atau inkontinensia bekerja dengan cara merilekskan otot kandung kemih agar bisa menampung lebih banyak urine. Sayangnya, efek relaksasi otot ini juga dapat memengaruhi otot usus, yang akhirnya memperlambat proses pencernaan dan memicu sembelit.

Kondisi ini lebih sering dialami oleh perempuan, tetapi bisa juga terjadi pada laki-laki, terutama yang berusia lanjut.

6. Obat antiinflamasi nonsteroid 

Ilustrasi obat-obatan.
ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen biasanya digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Namun, penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat mengiritasi dinding lambung dan usus sehingga memperlambat pencernaan. Akibatnya, risiko sembelit pun meningkat.

7. Obat tekanan darah

Beberapa obat hipertensi juga bisa menyebabkan sembelit, di antaranya:

  • Calcium channel blockers seperti amlodipine dan verapamil. Obat ini melemaskan pembuluh darah, tetapi juga membuat otot pencernaan lebih lambat bekerja.
  • Clonidine yang menurunkan tekanan darah dengan mengurangi sinyal saraf dari otak, tetapi juga memperlambat gerakan usus.
  • Diuretik yang mengurangi cairan tubuh. Kurangnya cairan ini membuat feses jadi keras dan sulit dikeluarkan.

Sembelit akibat obat bukanlah hal langka. Namun, bukan berarti kamu harus berhenti minum obat tanpa saran dokter. Jika sembelit mulai mengganggu, tingkatkan asupan serat, perbanyak minum air, dan tetap aktif bergerak. Jika belum membaik, konsultasikan dengan dokter agar kamu bisa menemukan solusi yang aman tanpa mengganggu efektivitas pengobatan utamamu.

Referensi

"The Big 8 Constipation-Causing Medications." GoodRx. Diakses pada November 2025.

"Medications That Cause Constipation." SingleCare. Diakses pada November 2025.

"Can Medication Cause Constipation?." Verywell Health. Diakses pada November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Fakta Penting seputar Diabetes yang Wajib Kamu Tahu

13 Nov 2025, 05:07 WIBHealth