Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Diskusi media dalam rangka Hari Diabetes Sedunia Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali, di Jakarta pada Kamis (13/11/2025).
Diskusi media dalam rangka Hari Diabetes Sedunia Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali, di Jakarta pada Kamis (13/11/2025) (IDN Times/Misrohatun)

Intinya sih...

  • Obesitas dan diabetes menjadi tantangan ganda di Indonesia.

  • Indonesia merupakan negara ke-5 dengan jumlah penyandang diabetes tertinggi di dunia.

  • Kemenkes RI menerbitkan panduan komprehensif bagi tenaga kesehatan dan masyarakat dalam mengenali dan mengelola obesitas secara tepat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Indonesia dihadapkan pada tantangan ganda, yakni obesitas dan diabetes, seiring dengan meningkatnya angka dari dua kondisi ini. Tercatat 50 juta orang yang hidup dengan obesitas berpotensi menjadi penyandang diabetes.

Obesitas bukan cuma soal berat badan berlebih, tetapi merupakan kondisi kronis yang menimbulkan risiko serius bagi kesehatan. Isu ini menjadi diskusi media dalam rangka Hari Diabetes Sedunia bertema "Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali", di Jakarta pada Kamis (13/11/2025).

Indonesia menjadi negara ke-5 dengan diabetes tertinggi

Menurut IDF Diabetes Atlas edisi ke-11 (2024), sebanyak 20,4 juta orang di Indonesia hidup dengan diabetes dan angka ini diproyeksikan melonjak menjadi 28,6 juta pada tahun 2050. Indonesia kini menjadi negara ke-5 tertinggi di dunia dengan jumlah orang dewasa dengan diabetes.

Situasi obesitas yang menyertai diabetes tak kalah mengkhawatirkan. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas pada usia di atas 18 tahun meningkat dari 21,8 persen pada 2018 menjadi 23,4 persen pada tahun 2023 dan obesitas sentral mencapai 36,8 persen pada kelompok usia di atas 15 tahun.

Orang dengan obesitas memiliki peluang yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes.

Riset IPB University memperkirakan kerugian ekonomi akibat obesitas mencapai Rp78,5 miliar per tahun, menegaskan bahwa masalah ini bukan sekadar persoalan pribadi, tetapi krisis dengan dampak sistemik.

Obesitas merupakan pintu segala penyakit

Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dan Ketua Klaster MVA IMERI FKUI, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD (IDN Times/Misrohatun)

Obesitas bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, sleep apnea, osteoartritis, beberapa jenis kanker, serta diabetes tipe 2.

Lemak viseral di dalam tubuh memainkan peran besar dalam memicu resistansi insulin dan inflamasi/peradangan kronis, yang membuka jalan menuju diabetes.

"Obesitas itu kelebihan lemaknya, bukan ototnya. Kalau kelebihan lemak tubuhnya, terutama di daerah perut, bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, jadi awal dari berbagai macam penyakit. Penyebabnya bisa berbagai faktor, bukan semata-mata karena makanan, tetapi juga hormonal dan genetik," ujar Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dan Ketua Klaster MVA IMERI FKUI, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD.

Kemenkes terbitkan panduan untuk tenaga kesehatan

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah menerbitkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Obesitas, sebuah panduan komprehensif bagi tenaga kesehatan dan masyarakat dalam mengenali dan mengelola obesitas secara tepat.

PNPK Obesitas menekankan pendekatan bertahap, dimulai dengan perubahan gaya hidup (aktivitas fisik, pola makan, dan tidur), lalu bila belum cukup, terapi medis atau farmakoterapi sesuai indikasi dengan pemantauan dan rujukan tepat waktu.

“Sekitar satu dari empat orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas, dan lebih dari satu dari tiga mengalami obesitas sentral. Ini bukan sekadar angka statistik, tapi peringatan keras, karena di balik tren obesitas, risiko diabetes meningkat tajam. Jika kita tidak bertindak sekarang, beban penyakit kronis akan terus bertambah," kata Ketua Tim Kerja Metablik an Surveilans PKG (Pemeriksaan Kesehatan Gratis) dr A Muchtar Nasir M.Epid.

Aksi bersama lintas sektor, dari edukasi publik, layanan kesehatan, hingga kebijakan yang mendorong pola hidup sehat menjadi kunci untuk menekan laju obesitas dan diabetes di Indonesia.

Editorial Team