Penelitian ini melibatkan 438 peserta dari berbagai usia, baik anak-anak maupun dewasa, di seluruh Inggris. Mereka dibagi menjadi dua kelompok: kelompok yang mandi enam kali atau lebih per minggu, dan kelompok yang hanya mandi 1–2 kali per minggu. Selama empat minggu, keduanya tetap menggunakan terapi harian mereka dan mencatat gejala eksim secara berkala.
Temuan studi, hampir tidak ada perbedaan tingkat keparahan eksim di antara kedua kelompok. Artinya, orang dengan eksim bisa memilih frekuensi mandi sesuai kenyamanan tanpa khawatir itu akan memperburuk kondisi kulit.
“Sekarang, ini satu kekhawatiran yang bisa dihapuskan dari keseharian pasien eksim,” kata Amanda Roberts, salah satu peneliti yang juga hidup dengan eksim, mengutip laman University of Nottingham.
Studi ini merupakan bagian dari proyek Rapid Eczema Trials, yang fokus mencari jawaban berbasis bukti untuk pertanyaan-pertanyaan sehari-hari terkait perawatan eksim. Studi berikutnya akan meneliti durasi pemakaian krim steroid saat flare-up (kekambuhan yang lebih intens).
Kesimpulan studi ini, mandi tidak memengaruhi gejala eksim. Mau kamu mandi setiap hari atau beberapa kali dalam seminggu, para peneliti tidak menemukan perbedaan signifikan pada gejala penyakit kulit kronis ini. Jadi, kamu bisa mandi sesuai kenyamananan. Yang terpenting adalah menjaga kelembapan kulit dengan pelembap dan perawatan lain dari dokter.
Referensi
"New study gives people with eczema freedom to choose how often to bathe." University of Nottingham. Diakses Novemer 2025.
Lucy Bradshaw et al., “Weekly Versus Daily Bathing for People With Eczema: Results of the Eczema Bathing Online Randomised Controlled Trial,” British Journal of Dermatology, November 10, 2025, https://doi.org/10.1093/bjd/ljaf417.