Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Overdosis Kunyit, Perempuan Ini Dirawat akibat Livernya Rusak

ilustrasi suplemen kunyit (freepik.com/freepik)
ilustrasi suplemen kunyit (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Seorang perempuan di Amerika Serikat dirawat karena kerusakan liver setelah overdosis suplemen kunyit, setelah tergiur tren media sosial.
  • Produk kunyit dengan penyerapan tinggi, misalnya yang telah ditambahkan dengan piperine, dikaitkan dengan beberapa kasus kerusakan hati, bahkan pernah disebut sebagai penyebab wabah hepatitis akut dengan penyakit kuning di Italia.

Seorang perempuan berusia 57 tahun dirawat di rumah sakit selama enam hari karena kerusakan hati parah setelah mengonsumsi suplemen kunyit dalam dosis sangat tinggi setiap hari.

Dilaporkan oleh NBC News, ia dikatakan terpengaruh oleh tren media sosial yang menyebut kunyit ampuh untuk meredakan peradangan dan nyeri sendi, dan kemudian ikut mengonsumsinya.

Tergiur tren media sosial

Perempuan tersebut, Katie Mohan, mengaku melihat dokter di Instagram merekomendasikan kunyit untuk peradangan. Ia pun mulai minum kapsul kunyit hingga 2.250 mg per hari.

Sebagai catatan, batas aman konsumsi kunyit adalah 3 mg per kilogram berat badan setiap hari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jadi, kalau kamu beratnya 55 kg, dosis harian kunyit (kurkumin) yang dianggap aman adalah maksimal sekitar 165 mg per hari.

Beberapa minggu kemudian, ia mulai merasakan sakit perut, mual, lemas, dan perubahan warna urine menjadi gelap, dan secara umum ia merasa tidak enak badan.

Setelah menonton laporan berita tentang kemungkinan toksisitas atau keracunan kunyit, Mohan menghubungkan gejalanya dengan suplemen/pil kunyit dan pergi ke unit gawat darurat. Hasil tes darah menunjukkan kadar enzim hati 60 kali lebih tinggi dari batas normal, menandakan kerusakan liver atau hati yang serius.

Ia lalu dirawat di rumah sakit setempat dan kemudian dipindahkan ke NYU Langone di New York City, Amerika Serikat. Dokter spesialis hati di sana mengatakan ia sudah hampir mengalami gagal hati total dan berisiko membutuhkan transplantasi.

Kabar baiknya, Mohan sudah dalam masa pemulihan, livernya sudah membaik.

Kunyit dan kerusakan liver

ilustrasi kunyit bubuk (pexels.com/ Gilmer Diaz Estela)
ilustrasi kunyit bubuk (pexels.com/ Gilmer Diaz Estela)

Secara umum, kunyit—rempah berwarna keemasan yang biasa dipakai masakan—tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam makanan. Namun, penggunaan suplemen dengan dosis besar kini makin populer, dan dokter melaporkan kenaikan kasus cedera hati akibat kunyit.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kunyit pada berbagai penyakit hanya menimbulkan peningkatan enzim hati yang sifatnya ringan, sementara, dan tidak menimbulkan gejala. Tidak ada laporan yang menunjukkan kerusakan hati akut yang jelas. Bahkan, kunyit sempat diteliti sebagai pengobatan untuk gangguan hati akut dan kronis. Meski efektivitas dan keamanannya belum terbukti kuat, tetapi penggunaan kunyit dan kurkumin juga tidak terbukti memperburuk kondisi hati yang sudah bermasalah.

Namun, belakangan ini mulai muncul laporan kasus orang yang mengalami kerusakan hati setelah mengonsumsi suplemen kunyit. Awalnya, kasus ini diduga disebabkan oleh faktor lain, seperti paparan zat lain atau kemungkinan adanya kontaminasi pada produk kunyit komersial. Salah satu alasan mengapa kurkumin dulu dianggap aman adalah karena penyerapannya di tubuh melalui mulut sebenarnya sangat rendah. Jadi, banyak yang meragukan apakah kunyit benar-benar terserap cukup banyak untuk memberikan efek positif maupun negatif.

Seiring waktu, mulai dikembangkan cara untuk meningkatkan penyerapan kurkumin dalam tubuh, misalnya dengan menambahkan piperin (zat dari lada hitam) atau teknologi nanopartikel lipid. Produk kunyit dengan penyerapan tinggi inilah yang dikaitkan dengan beberapa kasus kerusakan hati, bahkan pernah disebut sebagai penyebab wabah hepatitis akut dengan penyakit kuning di Italia.

Gejala kerusakan hati akibat kunyit dengan penyerapan tinggi kini lebih dipahami. Kerusakan hati bisa muncul beberapa minggu hingga delapan bulan setelah dikonsumsi, umumnya antara 1–4 bulan.

Gejalanya muncul perlahan, seperti badan lemas, mual, nafsu makan menurun, urine berwarna gelap, dan muncul penyakit kuning. Ruam dan demam biasanya tidak ada atau ringan.

Prednison telah digunakan untuk mengobati kasus hepatotoksisitas kunyit yang parah, tetapi kemungkinan besar tidak diperlukan karena pemulihannya cepat setelah produk herbal dihentikan. Meskipun laporan gagal hati akut telah dikaitkan dengan kunyit, tetapi sebagian besar kasus sembuh total tanpa bukti cedera kronis atau kerusakan saluran empedu. Pola cedera hepatoseluler dan frekuensi penyakit kuning menunjukkan bahwa kasus fatal dapat terjadi pada tingkat 10 per kasus penyakit kuning, terutama jika penggunaan produk tidak segera dihentikan.

Jadi, suplemen atau pil kunyit dosis tinggi terkait dengan kerusakan hati. Banyak kasus terjadi akibat kurkumin dengan penyerapan tinggi, tetapi ada juga laporan kasus dari bubuk kunyit murni atau teh herbal kunyit. Angka pasti kejadian kerusakan hati akibat kunyit tidak diketahui, tetapi kemungkinan sangat jarang.

Suplemen kunyit sebaiknya dihindari oleh orang dengan gangguan liver atau saluran empedu, karena dapat meningkatkan produksi empedu. Suplemen ini juga sebaiknya dihindari jika kamu sedang mengonsumsi antikoagulan (pengencer darah). Selalu berkonsultasi dengan dokter jika ingin mulai mengonsumsi suplemen, obat, atau herbal apa pun, khususnya jika kamu memiliki kondisi medis tertentu. Juga, selalu pilih produk berkualitas tinggi yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan keamanan dan kualitas produk.

Referensi

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, “Turmeric,” LiverTox - NCBI Bookshelf, June 16, 2025, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548561/.

"Woman says NBC News report made her recognize liver damage from turmeric pills." NBC News. Diakses Juli 2025.

"Kurkum." World Health Organization. Diakses Juli 2025.

"Turmeric and Curcumin Side Effects." Healthline. Diakses Juli 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us