ilustrasi laki-laki dengan penyakit Alzheimer (IDN Times/Aditya Pratama)
Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia pada orang lanjut usia. Demensia sendiri merupakan gangguan otak yang memengaruhi kemampuan berpikir dan daya ingat secara serius. Pada pasien Alzheimer, kemampuan bernalar, belajar hal baru, hingga melakukan aktivitas sehari-hari perlahan makin sulit.
Alzheimer berkembang perlahan, sering kali selama bertahun-tahun. Awalnya, bagian otak yang mengatur ingatan, bahasa, dan pemikiranlah yang paling terdampak. Gejalanya kerap disalahartikan sebagai pikun akibat penuaan. Namun, Alzheimer bukanlah bagian normal dari proses menua. Perubahan otak yang ditimbulkannya membuat gejala memburuk seiring waktu.
Gejala
Orang dengan Alzheimer biasanya mengalami kesulitan mengingat kejadian baru atau nama orang terdekat. Perilaku bisa berubah dari hari ke hari, dan penyakit ini berkembang dalam beberapa tahap.
Alzheimer onset lambat biasanya muncul pada usia 65 tahun ke atas, dan ini yang paling sering terjadi.
Alzheimer onset dini muncul sebelum usia 65 tahun, meski kasusnya jarang.
Beberapa gejala yang dapat muncul antara lain:
Tersesat di tempat yang seharusnya familier.
Mengulang pertanyaan yang sama berulang kali.
Tidak mengenali anggota keluarga.
Kesulitan berbicara, membaca, atau menulis.
Mengabaikan perawatan diri, seperti tidak mandi atau makan dengan buruk.
Seiring waktu, gejala makin berat. Orang yang terkena bisa menjadi cemas, mudah marah, atau berkeliaran tanpa arah. Pada tahap lanjut, mereka membutuhkan perawatan penuh, yang sering kali menjadi tantangan besar bagi keluarga.
Penyebab
Penyebab Alzheimer belum sepenuhnya dipahami. Faktor usia adalah risiko terbesar. Riwayat keluarga juga dapat meningkatkan kemungkinan, meski tidak semua orang dengan Alzheimer memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini.
Para peneliti menduga penyebabnya adalah kombinasi perubahan otak akibat penuaan, faktor genetik, kondisi kesehatan, dan gaya hidup. Beberapa kondisi medis yang meningkatkan risiko antara lain:
Gangguan kognitif ringan ditandai dengan masalah ingatan yang lebih parah dibanding orang seusianya. Sebagian orang dengan gangguan kognitif ringan akan berkembang menjadi Alzheimer, walaupun tidak semuanya.
Diagnosis
Beberapa kondisi kesehatan lain juga bisa menyebabkan gejala mirip Alzheimer. Karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada perubahan memori yang terasa signifikan. Dokter biasanya akan:
Meninjau riwayat kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi.
Melakukan tes memori, berpikir, dan pemecahan masalah.
Menanyakan perubahan perilaku atau kepribadian.
Melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kondisi medis lain.
Merujuk ke dokter spesialis lansia atau ahli saraf (neurolog).
Pengobatan
Saat ini belum ada pengobatan yang bisa menghentikan Alzheimer sepenuhnya. Namun, beberapa obat dapat membantu memperlambat perburukan gejala untuk sementara waktu.
Pencegahan
Tidak semua faktor risiko bisa diubah, seperti usia. Namun, menjaga gaya hidup sehat dapat membantu melindungi kesehatan otak dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Langkah-langkah yang dianjurkan:
Mengelola penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi atau gangguan pendengaran.
Rutin beraktivitas fisik.
Mengonsumsi makanan sehat.
Berhenti merokok (atau tidak memulainya).
Tidur cukup.
Menjalin hubungan sosial yang kuat.
Referensi
Jianping Jia et al., “A 19-Year-Old Adolescent With Probable Alzheimer’s Disease1,” Journal of Alzheimer S Disease 91, no. 3 (December 20, 2022): 915–22, https://doi.org/10.3233/jad-221065.
Pablo Agüero et al., “De Novo PS1 Mutation (Pro436Gln) in a Very Early-Onset Posterior Variant of Alzheimer’s Disease Associated With Spasticity: A Case Report,” Journal of Alzheimer S Disease 83, no. 3 (August 6, 2021): 1011–16, https://doi.org/10.3233/jad-210420.
National Library of Medicine, “Alzheimer’s Disease,” AD | MedlinePlus, n.d., https://medlineplus.gov/alzheimersdisease.html.