Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tukiyem (tengah) termenung saat menggendong cucunya di pengungsian.
Tukiyem (tengah) termenung saat menggendong cucunya di pengungsian. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Intinya sih...

  • Buat emergency kit yang ramah anak, di dalamnya termasuk susu formula, air minum, masker N95, dan mainan kecil.

  • Prioritaskan keselamatan saat banjir dengan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi dan menjaga bayi tetap hangat.

  • Pilih ASI sebagai pilihan makanan teraman untuk bayi selama bencana, pastikan rumah aman sebelum anak masuk.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjir adalah bencana yang sering datang tanpa permisi. Orang tua tidak bisa mengontrol cuaca atau kondisi bumi, tetapi satu hal yang pasti bisa dikendalikan adalah seberapa siap keluarga menghadapi situasi darurat.

Dalam kondisi penuh tekanan dan ketidakpastian seperti banjir, kebutuhan bayi dan balita sering kali jauh lebih rumit dibanding orang dewasa. Tubuh mereka lebih kecil, metabolisme lebih cepat, mobilitas terbatas, dan kebutuhan emosional lebih tinggi. Artinya, strategi yang aman untuk orang dewasa belum tentu aman untuk anak kecil.

Di sinilah pentingnya membuat rencana yang benar-benar fokus pada kebutuhan si kecil. Dengan persiapan yang tepat, orang tua dapat memastikan keamanan, kesehatan, dan kenyamanan bayi maupun balita selama fase persiapan, evakuasi, hingga pemulihan pascabanjir.

Panduan berikut dapat membantu orang tua agar tetap tenang, terarah, dan siap menghadapi situasi darurat apa pun, termasuk banjir.

1. Buat emergency kit yang ramah anak

Berikut perlengkapan inti yang perlu disiapkan untuk minimal 72 jam per anak:

  • Popok dan tisu basah (perkiraan 10 popok per hari untuk bayi).

  • Susu formula siap minum atau ASI perah dalam kemasan sekali pakai, plus pemanas botol bertenaga baterai.

  • Pompa ASI manual dan kantong penyimpanan ASI steril.

  • Minimal 4 liter air minum per hari (lebih banyak jika memakai susu formula bubuk).

  • Masker N95 ukuran anak.

  • Pakaian berlapis sesuai cuaca, kaus kaki, topi, dan sepatu bayi.

  • Selimut darurat atau sleep sack.

  • Obat-obatan rutin lengkap dengan alat takar dan salinan resep.

  • Fotokopi buku vaksin dan kontak dokter anak.

  • Comfort kit seperti mainan kecil, buku board, empeng, dan foto keluarga untuk menenangkan anak.

  • Perangkat white noise atau baby monitor bertenaga baterai untuk membantu tidur di pengungsian.

Simpan semua barang dalam tas beroda yang tahan air sehingga satu orang dewasa bisa membawa tas sekaligus menggendong atau mendorong stroller. Periksa isi tas setiap enam bulan, ganti makanan kedaluwarsa, sesuaikan ukuran pakaian, dan cek baterai.

2. Keselamatan saat banjir

Prioritaskan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi segera setelah ada peringatan, dan bawa bayi menggunakan gendongan tahan air agar tangan tetap bebas saat melewati area yang licin.

Hindari semua kontak dengan air banjir karena air tersebut dapat menyembunyikan bahaya, seperti puing, arus kuat, dan patogen.

Jaga agar bayi tetap hangat dan kering dengan pakaian berlapis atau menggunakan kehangatan tubuh untuk mencegah hipotermia.

Jika memungkinkan, berikan ASI karena dapat memenuhi kebutuhan cairan, nutrisi, dan antibodi tanpa ibu harus repot mencari air bersih.

3. Makanan dan kebersihan saat situasi darurat

Seorang anak bermain di pengungsian jembatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamian, Aceh, Selasa (9/12/2025). Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (10/12/2025). Aceh Tamiang diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

ASI adalah pilihan paling aman saat bencana karena steril dan membantu melindungi bayi dari penyakit diare maupun infeksi pernapasan.

Jika menggunakan susu formula, pilih yang siap minum untuk menghindari risiko air yang tercemar. Jika hanya tersedia formula bubuk, rebus air selama satu menit penuh, dinginkan, lalu gunakan segera. Jangan pernah mengencerkan susu formula demi menghemat stok.

Untuk kebersihan, siapkan tisu tanpa pewangi, changing pad sekali pakai, dan hand sanitizer. Jika air terbatas, gunakan sanitizer setelah mengganti popok dan tunggu sampai tangan benar-benar kering sebelum menyentuh bayi.

4. Saat kembali ke rumah usai banjir

Pastikan rumah benar-benar aman sebelum anak masuk:

  • Jauhkan anak dan hewan peliharaan dari area terdampak sampai proses pembersihan selesai.

  • Jangan biarkan anak bermain di lantai kayu atau lantai yang rusak karena ada risiko paku, serpihan, atau ubin terangkat.

  • Cuci pakaian, seprai, dan mainan berbahan kain pada suhu 60 derajat Celcius atau suhu tertinggi sesuai petunjuk label.

  • Larang anak bermain di halaman atau area berumput yang terendam sampai benar-benar dibersihkan.

  • Pastikan garasi, gudang, atau ruang bawah tanah memiliki ventilasi baik dan tidak dapat dimasuki anak.

  • Gunakan dehumidifier untuk mempercepat proses pengeringan rumah.

5. Menjaga kesehatan emosional anak

Anak sangat peka membaca ekspresi dan nada bicara orang dewasa. Karena itu, tetaplah berbicara dengan tenang dan meyakinkan, sambil memberi penjelasan yang jujur dan sesuai usia. Batasi akses anak pada berita atau tayangan bencana.

Penuhi dulu kebutuhan dasar anak, seperti makan, tidur, kenyamanan. Lalu, berikan rutinitas menenangkan, seperti lagu sebelum tidur atau mainan favorit.

Selain itu, kenali tanda anak butuh bantuan profesional, seperti:

  • Mimpi buruk terus-menerus.

  • Kembali ke kebiasaan lama (mengompol, mudah menempel).

  • Permainan agresif atau perilaku menarik diri.

  • Berlangsung lebih dari 4 minggu.

Jangan ragu untuk menghubungi dokter anak atau psikolog jika diperlukan.

Dengan membangun emergency kit khusus anak, melatih rencana evakuasi, dan memperbarui perlengkapan sebelum musim rawan, orang tua bisa memberikan keamanan ekstra bagi si kecil. Ketenangan dan kesiapan hari ini akan menjadi perlindungan terbaik untuk anak esok hari.

Referensi

"Helping Children Cope and Adjust After a Disaster." American Academy of Pediatrics (AAP). Diakses pada Desember 2025.

"Natural Disaster Preparedness for Parents." BabySense Monitors. Diakses pada Desember 2025.

"Flash Flood Recovery." HealthyChildren.org (AAP). Diakses pada Desember 2025.

"Keeping Children Safe During Floods." nidirect (Government Services UK). Diakses pada Desember 2025.

Editorial Team