Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Susu Formula di Tengah Bencana, AIMI: Menyusui Selamatkan Ibu dan Bayi

Ibu menyusui bayinya.
ilustrasi ibu menyusui (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • AIMI menyebut bahwa donasi susu formula ke wilayah bencana perlu dipertimbangkan.
  • Menyusui selamatkan ibu dan bayi di tengah bencana, memberikan nutrisi, imunitas, bonding, dan meredakan kecemasan.
  • Pengadaan akses ke menyusui lebih penting daripada donasi susu formula, termasuk dukungan pemberian susu formula yang tepat jika menyusui tidak dimungkinkan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) memberi perhatian khusus terhadap donasi dalam bentuk susu formula di wilayah bencana. Menurut Wakil Ketua AIMI Aceh, dr. Nuril Annissa, M.Si, donasi perlu dipertimbangkan manfaatnya, jangan sampai menimbulkan "bencana dalam bencana".

"Paham, paham banget kita kepikiran gimana anak-anak di lokasi bencana sana? Bagaimana dengan ibu-ibu yang merasa ASI-nya sedikit, lalu bayinya dikasih apa? Paham, paham banget gundahnya gimana. Tapi, kita harus menimbang kembali, besar mana mudarat dibanding manfaat mendonasikan susu formula. Jangan sampai, ada bencana dalam bencana," tulisnya dalam akun Instagram @nurilannissa.

Menyusui selamatkan ibu dan bayi di tengah bencana

Menyusui sama dengan memberikan nutrisi, imunitas, bonding, menurunkan stres, menenangkan ibu dan bayi serta meredakan kecemasan di tengah bencana.

"Menyusui saat bencana literally intervensi menyelamatkan ibu-bayi," tambah dr. Nuril.

Baiknya sediakan juga tenda khusus ibu menyusui, yang akan bermanfaat untuk:

  • Keamanan ketika membuka baju saat menyusui.
  • Ruang interaksi penyintas sesama busui, bisa saling menguatkan.
  • Relawan edukator/motivator/konselor menyusui mudah mengumpulkan untuk dilakukan edukasi.
  • Melindungi dari kemungkinan pelecehan seksual jika dibandingkan "buka-bukaan" di tengah keramaian di tempat pengungsian.

Meski begitu, memang ada kategori anak yang tidak disusui, seperti:

  • Alasan medis yang membuat ibu tidak bisa memberikan ASI.
  • Bayi terpisah dari ibu (meninggal, luka berat atau ibu belum ditemukan).
  • Bayi yang sebelumnya telah mengkonsumsi susu formula.

Pemberian susu formula harus tepat

Susu formula.
ilustrasi susu formula (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Pengadaan akses ke menyusui bukan dengan donasi susu formula, melainkan mengirim konselor menyusui untuk ibu dan bayi yang mau kembali menyusui.

"Menyusui bisa menyelamatkan jiwa. Maka memperjuangkannya di tengah bencana sangat menentukan kehidupan seorang anak, termasuk pijat Arugaan (butuh pelatihan) yang cuma butuh tangan pemijat saja untuk bisa kembali menghadirkan ASI sambil dikonseling secara holistik," ujar dr. Nuril.

Pengadaan dan dukungan pemberian susu formula yang tepat juga perlu dipastikan jika menyusui sama sekali tidak dimungkinkan.

Dukungan dan sumber daya yang dimaksud mencakup akses ke susu formula yang sesuai, yakni:

  • Penyiapan dan pemberian.
  • Faktor pendukung untuk memastikan kebersihan saat diberiikan ke anak yaitu tersedianya sumber listrik/panas hingga air yang benar-benar aman dan bersih.
  • Edukasi yang tepat dan monitoring status kesehatan dan pengurusan bayi atau balita.

Balita yang disusui secara eksklusif memiliki keuntungan di mana ia bisa mendapatkan akses air, makanan, antimikroba, antivirus dan antiprotozoa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Apa Itu Anger Issue? Ini Jenis, Gejala, dan Penanganannya

10 Des 2025, 11:00 WIBHealth