ilustrasi parosmia (sfchronicle.com)
Para pakar belum mengetahui pasti terkait jangka waktu seseorang dapat mengalami parosmia akibat infeksi COVID-19. Apakah kondisi ini permanen atau tidak, juga belum bisa disimpulkan mengingat belum banyak penelitian yang menjelaskan fenomena ini. Namun, diperkirakan kemampuan penciuman akan kembali dalam kurun waktu satu tahun.
Yang lebih dikhawatirkan oleh para pakar adalah anosmia. Bila penderita tidak mendapatkan kembali kemampuan penciumannya yang hilang, dikhawatirkan ini akan berbahaya.
Bila kamu mengalami parosmia, baiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Bila disebabkan oleh obat-obatan, paparan kimia, atau merokok, biasanya kondisi akan membaik setelah pemicu dihilangkan.
Akan tetapi, walaupun lebih jarang, tetapi parosmia juga dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti polip sinus, tumor otak, atau tanda awal dari kondisi neurologis tertentu. Jadi, bila mengalami perubahan pada indra penciuman, sebaiknya cek ke dokter.