Dismorfia otot adalah kelainan psikologis saat seseorang terus-menerus berpikir bahwa mereka tidak cukup berotot atau ramping. Karena terobsesi dengan bentuk tubuh yang seperti itu, tak jarang mereka berolahraga secara berlebihan, menghabiskan banyak waktu di gym, dan menolak untuk berhenti walau sudah merasa letih, sakit, atau cedera. Selain itu, mereka juga menerapkan pola makan yang ketat demi mencapai tujuannya.
Orang dengan dismorfia otot sering merasa tubuhnya kecil dan lemah, meski kenyataannya ototnya sudah terbentuk. Dismorfia otot lebih umum dialami laki-laki daripada perempuan, karena otot diasosiasikan dengan kejantanan, kesuksesan, status sosial, dan mampu mengintimidasi orang lain.
Dilansir WebMD, dismorfia otot adalah salah satu kategori gangguan dismorfik tubuh. Faktor-faktor yang mungkin memicu timbulnya dismorfia otot adalah:
- Pernah mengalami perundungan (bullying).
- Merasa rendah diri.
- Kesepian dan terisolasi dari orang lain.
- Mempercayai citra tubuh yang tidak realistis, yang ditampilkan secara masif di media.