Evaluasi psikiatris komprehensif biasanya mencakup komponen-komponen berikut:
1. Penilaian awal dan alasan rujukan
Langkah pertama adalah memahami alasan kenapa pemeriksaan ini dibutuhkan. Ini dapat mencakup gejala-gejala seperti depresi, kecemasan, perubahan suasana hati, halusinasi, atau perubahan perilaku.
Pemahaman menyeluruh tentang masalah yang ada sangat penting, karena membantu memfokuskan evaluasi dan memandu langkah selanjutnya. Dokter akan menanyakan tentang durasi dan intensitas gejala, stresor terkini, dan bagaimana gejala tersebut memengaruhi fungsi sehari-hari.
Sumber rujukan (baik pasien itu sendiri, anggota keluarga, atau penyedia layanan kesehatan lain) juga dipertimbangkan untuk memahami konteks evaluasi.
2. Riwayat kesehatan jiwa dan medis
Dokter akan meminta riwayat terperinci tentang gejala kesehatan jiwa dan medis pasien. Ini termasuk diagnosis, perawatan, rawat inap, dan riwayat masalah kesehatan mental dalam keluarga sebelumnya, karena ini dapat menjadi dasar penilaian.
Riwayat kesehatan sama pentingnya, karena beberapa kondisi medis atau pengobatan dapat menyerupai atau berkontribusi terhadap gejala kejiwaan. Tinjauan menyeluruh tentang perawatan kejiwaan sebelumnya membantu dalam memahami intervensi apa yang berhasil atau tidak efektif di masa lalu.
3. Pemeriksaan status mental
Mental Status Examination (MSE) adalah penilaian terstruktur yang mengevaluasi kondisi kognitif, emosional, dan psikologis individu saat ini. Penilaian ini meliputi:
- Penampilan: Penampilan orang tersebut (pakaian, kebersihan, dandanan).
- Perilaku: Gerakan atau perilaku yang tidak biasa, seperti agitasi atau kelesuan.
- Ucapan: Kecepatan bicara, volume, dan koherensi.
- Aktivitas motorik: Kelainan pada pola gerakan.
- Suasana hati dan pengaruh: Kondisi emosional orang tersebut dan apakah kondisi tersebut sesuai dengan situasi.
- Isi pikiran: Apakah pikiran logis, jernih, dan teratur.
- Persepsi: Halusinasi, delusi, atau ilusi.
- Kognisi: Memori, perhatian, konsentrasi, dan orientasi (misalnya, kesadaran akan waktu dan tempat).
- Wawasan dan penilaian: Pemahaman tentang kesehatan mental seseorang dan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat.
MSE membantu dokter menilai tingkat keparahan gejala dan bagaimana gejala tersebut memengaruhi kemampuan orang tersebut untuk berfungsi.
4. Penilaian risiko
Evaluasi ini melibatkan penilaian risiko pasien terhadap bahaya yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Ini penting, terutama jika pasien menunjukkan gejala depresi berat, psikosis, atau impulsivitas.
Dokter akan menanyakan tentang pikiran bunuh diri, perilaku menyakiti diri sendiri, atau rencana khusus untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Memahami tingkat risiko memungkinkan dokter untuk menentukan apakah intervensi segera, seperti rawat inap atau perawatan krisis, diperlukan.
5. Penilaian psikososial
Evaluasi psikiatris yang komprehensif juga mencakup penilaian psikososial yang terperinci. Komponen ini mengevaluasi konteks sosial, lingkungan, dan keluarga individu, karena faktor-faktor ini dapat memengaruhi kesehatan mental secara signifikan.
Pertanyaan dapat mencakup informasi berikut:
- Riwayat keluarga: Mempelajari kondisi kesehatan mental dalam keluarga, karena beberapa gangguan kejiwaan memiliki komponen genetik.
- Riwayat sosial: Memahami hubungan pasien, dukungan sosial, kondisi kehidupan, pekerjaan, dan faktor sosial lainnya yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental.
- Penyalahgunaan zat: Menanyakan tentang penggunaan alkohol, narkoba, atau zat lain, karena penggunaan zat dapat berkontribusi atau memperburuk gangguan kesehatan mental.
- Pertimbangan budaya dan spiritual: Memahami bagaimana latar belakang budaya atau keyakinan spiritual pasien dapat memengaruhi pandangan mereka tentang kesehatan mental dan pengobatan.
6. Pengujian diagnostik
Dalam beberapa kasus, pengujian tambahan mungkin diperlukan untuk memperjelas diagnosis atau menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala lainnya. Ini dapat mencakup:
- Pengujian psikologis: Tes standar untuk menilai kemampuan kognitif, ciri kepribadian, atau gejala tertentu (misalnya, depresi, kecemasan).
- Pencitraan saraf: Pemindaian otak seperti MRI atau CT scan untuk mengidentifikasi masalah struktural seperti tumor, cedera, atau kelainan.
- Tes laboratorium: Tes darah untuk memeriksa kondisi seperti gangguan tiroid, kekurangan vitamin, atau penggunaan zat.
- Tes genetik: Dalam beberapa kasus, skrining genetik dapat membantu mengoptimalkan pengobatan.
- Studi tidur: Untuk menyelidiki gangguan tidur yang mungkin memengaruhi kesehatan mental.
Tes ini membantu memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang kesehatan mental dan fisik seseorang.
7. Perawatan lanjutan
Kesehatan mental sifatnya dinamis, dan perawatan lanjutan sering kali diperlukan untuk memantau kemajuan, menyesuaikan rencana perawatan, dan mengatasi masalah yang muncul. Dokter dapat menjadwalkan janji temu tindak lanjut untuk melacak respons individu terhadap perawatan dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
Setelah diagnosis dibuat, dokter dapat merekomendasikan perawatan yang tepat, yang dapat mencakup terapi, pengobatan, atau perubahan gaya hidup. Dalam beberapa kasus, rujukan ke penyedia layanan kesehatan lain mungkin diperlukan.