Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi stroke.
ilustrasi stroke (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya sih...

  • Perempuan mengalami kesulitan aktivitas harian lebih lama dibanding laki-laki setelah stroke.

  • Perbedaan ini bertahan hingga 12 bulan, meski kemampuan lain tetap membaik.

  • Pemulihan stroke perlu pendekatan jangka panjang yang sensitif terhadap kebutuhan perempuan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan besar, terutama pada perempuan usia paruh baya hingga usia lanjut. Sekitar satu dari lima perempuan berusia 55–75 tahun akan mengalami stroke sepanjang hidupnya. Namun, tantangan tidak berhenti setelah dibolehkan pulang dari rumah sakit.

Penelitian terbaru menemukan bahwa dalam tahun pertama setelah stroke, perempuan lebih kesulitan dibanding laki-laki untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari. Hal-hal yang tampak sederhana, seperti mandi, berjalan, memasak, hingga berbelanja, ternyata butuh perjuangan ekstra.

Temuan ini memperluas pengetahuan sebelumnya yang sudah menunjukkan adanya kesenjangan pemulihan pada tiga bulan pertama pascastroke. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology ini menunjukkan bahwa kesenjangan tersebut tidak cepat hilang, melainkan bisa bertahan hingga satu tahun.

Apa yang terjadi selama setahun setelah stroke?

Tim peneliti mengikuti lebih dari 1.000 orang yang mengalami stroke iskemik pertama—jenis stroke paling umum yang terjadi akibat aliran darah ke otak tersumbat. Usia rata-rata peserta adalah 66 tahun, dengan proporsi perempuan dan laki-laki yang relatif seimbang.

Selama 3, 6, dan 12 bulan setelah stroke, para peserta menjalani pemeriksaan saraf, tes kognitif, serta wawancara terkait kualitas hidup. Dari sana, tim peneliti menilai kemampuan mereka melakukan aktivitas dasar dan aktivitas dasar harian, seperti berjalan, makan, mandi, memasak, hingga pekerjaan rumah.

Hasilnya konsisten, bahwa perempuan memiliki skor kesulitan yang lebih tinggi dibanding laki-laki pada hampir semua titik waktu. Meski demikian, ada sisi optimistis. Kemampuan perempuan untuk bergerak sederhana, berkomunikasi, dan menjalani aktivitas harian tetap menunjukkan perbaikan dari bulan ke bulan, bahkan peningkatannya lebih besar dibanding laki-laki. Namun, secara keseluruhan, kesulitan dalam tugas-tugas seperti belanja, pekerjaan rumah berat, dan membawa barang masih lebih sering dialami perempuan hingga satu tahun pascastroke.

Kenapa perempuan lebih rentan dan apa yang bisa dilakukan

ilustrasi perempuan pasien stroke di kursi roda (pexels.com/Judita Tamosiunaite)

Penyebab pasti perbedaan ini belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli menduga banyak faktor saling berkelindan. Perempuan cenderung mengalami stroke pada usia lebih tua dan lebih sering memiliki kondisi seperti kerapuhan fisik, osteoporosis, atau radang sendi, yang mana semuanya dapat memengaruhi mobilitas.

Faktor sosial juga berperan. Perempuan lebih mungkin tinggal sendiri, memiliki dukungan yang lebih terbatas selama pemulihan, serta menghadapi hambatan untuk mengakses rehabilitasi intensif. Tingkat kesepian, isolasi sosial, dan depresi pascastroke juga dilaporkan lebih tinggi pada perempuan, yang dapat memperlambat proses pemulihan.

Karena itu, pemulihan stroke pada perempuan perlu dipandang sebagai proses jangka panjang. Latihan kekuatan—seperti yoga, pilates, taici, atau latihan beban ringan—disarankan untuk membantu aktivitas harian. Aktivitas aerobik seperti berjalan juga penting. Dukungan kesehatan mental, stimulasi kognitif, pengelolaan penyakit penyerta, hingga penggunaan alat bantu di rumah dapat membuat perbedaan besar.

Penelitian ini menegaskan bahwa pemulihan stroke bukan perjalanan singkat 90 hari. Sifatnya bisa spesifik berdasarkan jenis kelamin, berlangsung lama, dan melibatkan banyak aspek, dari mulai fisik, emosional, sosial. Dengan pemahaman ini, pendekatan pemulihan bisa menjadi lebih adil, realistis, dan manusiawi bagi perempuan yang tengah berjuang untuk bangkit pascastroke.

Referensi

Chen Chen et al., “Sex Differences in Outcomes Over the First Year After Ischemic Stroke,” Neurology 106, no. 2 (December 17, 2025): e214508, https://doi.org/10.1212/wnl.0000000000214508.

"After a Stroke, Women Struggle With Daily Tasks for Longer Than Men." Everyday Health. Diakses Desember 2025.

Editorial Team